Pengetahuan Kepala Keluarga Karakteristik Responden Penelitian

Tabel 4.2. Lanjutan Pendidikan a. Tidak Sekolah b. SD c. SLTP d. SLTA e. Perguruan TinggiAkademi 1 17 31 20 2 1,4 23,9 43.7 28,2 2,8 Jumlah 71 100,0 Sumber : Hasil Penelitian 2011, diolah 4.3. Analisis Univariat Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk menjelaskan distribusi frekuensi dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan dukungan anggota keluarga, sedangkan variabel dependen yaitu kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi bencana gempa bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.

4.3.1. Pengetahuan Kepala Keluarga

Pengetahuan kepala keluarga merupakan aspek dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap kepala keluarga untuk dapat memberikan informasi dan pengarahan kepada anggota keluarga. Pengetahuan kepala keluarga dalam penelitian ini diukur dengan beberapa indikator yaitu pengertian kesiapsiagaan keluarga menghadapi bencana gempa bumi, peralatan dan perlengkapan yang perlu disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat bencana gempa bumi, dan tindakan penyelamatan diri yang dilakukan bila terjadi bencana gempa bumi. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengertian kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi adalah menyediakan peralatan yang dibutuhkan sebelum terjadi gempa dan melakukan tindakan penyelamatan diri yang benar saat terjadi gempa, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 48 orang; 67,6. Pengetahuan responden tentang kesepakatan keluarga mengenai tindakan menghadapi gempa bumi adalah melakukan diskusi keluarga untuk menentukan jalur yang aman dilewati saat terjadi gempa dan tempat berkumpuldituju jika terpisah, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 44 orang; 62. Pengetahuan responden tentang peralatan pertolongan pertama yang dibutuhkan saat kondisi darurat yaitu kotak P3K dan obat-obatan ringan, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 40 orang; 56,3. Pengetahuan responden tentang persediaan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi darurat yaitu makanan praktis tidak perlu dimasak, tahan lama dan air minum dalam botol, sebagian besar memberi jawaban benar 35 orang; 49,3. Pengetahuan responden tentang alat penerangan alternatif yang dapat digunakan dalam kondisi darurat yaitu lampusenter, sebagian besar memberi jawaban benar 55orang; 77,5. Pengetahuan responden tentang alat komunikasi alternatif yaitu Hpradio, sebagian besar memberi jawaban benar 68 orang; 95,8. Pengetahuan responden tentang nomor telepon penting yang dapat dihubungi dalam kondisi darurat yakni nomor telepon PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, Universitas Sumatera Utara dan kerabatsaudara, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 54 orang; 76,1. Pengetahuan responden tentang sistem peringatan bencana tradisional lokal yakni pengumuman melalui pengeras suara atau informasi dari mulut ke mulut, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 47 orang; 66,2. Pengetahuan responden tentang salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menghadapi bencana yakni dengan mengikuti simulasipenyuluhan kesiapsiagaan bencana, sebagian besar memberi jawaban benar 38 orang; 53,5. Pengetahuan responden tentang salah satu cara mengatasi kesulitan ekonomi keluarga saat kondisi darurat yakni dengan menyisihkan uang sebagai tabungan keluarga, sebagian besar memberi jawaban benar 53 orang; 74,6. Pengetahuan responden tentang tindakan penyelamatan diri saat terjadi gempa berada di dalam rumah yakni merunduk sambil meletakkan tangan di atas kepala, berusaha keluar rumah, menuju tempat terbuka tanah lapang, tidak berdiri di bawah pohon, tiang listrik, dan bangunan, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 31 orang; 43,7. Pengetahuan responden tentang tindakan penyelamatan diri saat terjadi gempa berada di daerah pantai yakni merunduk sambil meletakkan tangan di atas kepala, menuju tempat terbuka tanah lapang, mencari informasi mengenai tanda bahaya tsunami dengan melihat air laut atau mendengar pengumuman dari perangkat desa sebelum berlari meninggalkan wilayah pantai, sebagian besar memberi jawaban cukup benar 31 orang; 43,7, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan tentang Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Pernyataan Responden SB B CB S SS n n n n n 1. Kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi gempa bumi adalah menyediakan peralatan yang dibutuhkan sebelum terjadi gempa dan melakukan tindakan penyelamatan diri yang benar saat terjadi gempa 0 13 18,3 48 67,6 10 14,1 2. Tindakan kesepakatan keluarga menghadapi gempa bumi yaitu melakukan diskusi keluarga untuk menentukan jalur yang aman dilewati dan tempat dituju atau berkumpul jika terpisah saat terjadi gempa 0 24 33,8 44 62,0 3 4,2 3. Peralatan pertolongan pertama yaitu kotak P3K, obat2an ringan 0 29 40,8 40 56,3 2 2,8 4. Persediaan alat kebutuhan dasar yaitu makanan praktis dan air minum dalam botol 0 35 49,3 32 45,1 4 5,6 5. Alat penerangan alternatif yaitu lampusenter, dan baterai cadangan 0 55 77,5 16 22,5 6. Alat komunikasi alternatif Hp 0 68 95,8 3 4,2 7. Nomor telepon penting yakni nomor telepon PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, kerabatsaudara 0 12 16,9 54 76,1 5 7,0 8. Sistem peringatan bencana tradisional yakni pengumuman melalui pengeras suara 0 24 33,8 47 66,2 9. Salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menghadapi bencana yaitu mengikuti pelatihan kesiapsiagaan 0 38 53,5 32 45,1 1 1,4 10. Cara mengatasi kesulitan ekonomi keluarga dalam kondisi darurat yaitu dengn menyimpan uang sebagai tabungan 0 53 74,6 18 25,4 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Lanjutan Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah Pengetahuan kepala keluarga tentang kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi di Desa Deyah Raya secara keseluruhan kumulatif dikategorikan baik, cukup, dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar pengetahuan kepala keluarga berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 62 KK 87,3, dan selanjutnya berada pada kategori baik sebanyak 9 KK 12,7, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kategori Pengetahuan tentang Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah 4.3.2. Sikap Kepala Keluarga Sikap kepala keluarga dalam penelitian ini diukur dengan beberapa indikator. Secara garis besar indikator tersebut merupakan pernyataan sikap terhadap kesediaan 11.Tindakan penyelamatan diri saat terjadi gempa berada di dalam rumah adalah keluar rumah, menuju tempat terbuka, menjauhi pohon, tiang listrik, dan bangunan 0 27 38,0 31 43,7 13 18,3 12.Tindakan penyelamatan diri saat terjadi gempa berada di daerah pantai adalah memastikan tanda bahaya tsunami sebelum berlari ke tempat yang tinggi 0 27 38,0 31 43,7 13 18,3 Kategori Pengetahuan tentang Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Bencana Gempa Bumi Jumlah Persentase a. Baik b. Cukup c. Kurang 9 62 12,7 87,3 Jumlah 71 100,0 Universitas Sumatera Utara menyediakan peralatan dan perlengkapan yang seharusnya disiapkan untuk menghadapi kondisi darurat bencana gempa bumi sebelum terjadi bencana, dan sikap terhadap kesediaan melakukan diskusi keluarga untuk menentukan tindakan penyelamatan diri, jalur yang aman dilewati, serta tempat berkumpul jika terpisah saat terjadi gempa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden tentang perlunya melakukan diskusi keluarga mengenai tindakan penyelamatan diri, menentukan jalur yang aman dilewati, dan tempat berkumpul jika terpisah saat terjadi gempa, sebagian besar menjawab setuju 52 orang; 73,25. Sikap responden tentang perlunya menyediakan kotak P3K di rumah, sebagian besar menjawab kurang setuju 39 orang; 54,9. Sikap responden tentang perlunya menyediakan obat-obatan ringan yang biasa digunakan keluarga di rumah, sebagian besar menjawab setuju 54 orang; 76,1. Sikap responden tentang perlunya menyimpan nomor-nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat kondisi darurat seperti nomor telepon PMI, rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor polisi, dan kerabatsaudara, sebagian besar menjawab kurang setuju 36 orang; 50,7. Sikap responden tentang perlunya menyediakan makanan praktis di rumah, sebagian besar menjawab setuju 35 orang; 49,3. Sikap responden tentang perlunya menyediakan minuman praktis air minum dalam botol di rumah, sebagian besar menjawab setuju 35 orang; 49,3. Sikap responden tentang perlunya menyediakan lampusenter di rumah, sebagian besar menjawab setuju 57 orang; Universitas Sumatera Utara 80,3. Sikap responden tentang perlunya menyediakan baterai cadangan di rumah, sebagian besar menjawab tidak setuju 26 orang; 36,6. Sikap responden tentang perlunya penggunaan Hp sebagai alat komunikasi dalam kondisi darurat, sebagian besar menjawab kurang setuju 31 orang; 43,7. Sikap responden tentang perlunya memastikan tanda bahaya tsunami dengan mendengar pengumuman yang disampaikan petugas desa melalui pengeras suara atau melihat kondisi air laut sesaat setelah terjadi gempa harus dilakukan sebelum meninggalkan lokasi tempat tinggal daerah pantai, sebagian besar menjawab kurang setuju 35 orang; 49,3. Sikap responden tentang perlunya menyisihkan uang sebagai tabungan yang dapat digunakan dalam kondisi darurat, sebagian besar menjawab setuju 54 orang; 76,1. Sikap responden tentang perlunya anggota keluarga mengikuti simulasipenyuluhan mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana, sebagian besar menjawab setuju 43 orang; 60,6, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Pernyataan Responden SS S KS TS STS n n n n n 1. Diskusi keluarga seharusnya dilakukan untuk menentukan tindakan penyelamatan diri dan tempat di tuju jika terjadi gempa 0 52 73,2 19 26,8 2. Perlunya pesediaan kotak P3K di rumah 0 31 43,7 39 54,9 1 1,4 3. Perlunya menyimpan nomor telepon penting nomor telepon PMI, rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, PLN, kerabatsaudara 1 1,4 19 26,8 36 50,7 11 15,5 4 5,6 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5.Lanjutan 4. Perlunya persediaan makanan praktis di rumah 0 35 49,3 32 45,1 4 5,6 5. Perlunya persediaan air minum dalam botol di rumah 0 35 49,3 33 46,5 3 4,2 6. Perlunya persediaan lampusenter di rumah 0 57 80,3 9 12,7 5 7,0 7. Perlunya persediaan baterai cadangan di rumah 9 12,7 16 22,5 26 36,6 20 28,2 8. Perlunya penggunaan alat komunikasi Hp dalam kondisi darurat 0 18 25,4 31 43,7 22 31,0 9. Perlunya memastikan tanda bahaya tsunami sebelum berlari menjauhi pantai 8 11,3 35 49,3 28 39,4 10. Perlunya simpanan uangtabungan 0 54 76,1 17 23,9 11. Perlunya mengikuti pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana 0 43 60,6 26 36,6 2 2,8 Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah Sikap kepala keluarga mengenai kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi di Desa Deyah Raya secara keseluruhan kumulatif dikategorikan baik, kurang baik, dan tidak baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar sikap kepala keluarga berada pada kategori kurang baik, yaitu sebanyak 60 KK 84,5, dan selanjutnya berada pada kategori baik sebanyak 11 KK 15,5, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kategori Sikap terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh Kategori Sikap terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Bencana Gempa Bumi Jumlah Persentase a. Baik b. Kurang Baik c. Tidak Baik 11 60 15,5 84,5 Jumlah 71 100,0 Sumber: Hasil penelitian 2011, diolah Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Dukungan Anggota Keluarga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Pendidikan Kepala Keluarga terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013

0 38 147

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI Pengetahuan Dan Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara.

1 5 19

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI Pengetahuan Dan Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara.

0 2 18

BENTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI TEKTONIK DI DESA DENGKENG Bentuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

0 3 15

BENTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI TEKTONIK DI DESA DENGKENG Bentuk Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Tektonik di Desa Dengkeng, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.

0 3 13

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN WEDI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.

0 2 14

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI KECAMATAN WEDI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.

0 2 14

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Desa Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Masyarakat.

0 2 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DUSUN SORONANGGAN PANJANGREJO PUNDONG BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Anggota Keluarga dengan Kesiapsia

0 0 20

PENGARUH PENYULUHAN KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA DI SD MUHAMMADIYAH TRISIGAN MURTIGADING SANDEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gempa Bumi terhadap Pengetahuan Siswa

0 0 18