Antropometri Analisis Operasi Sekarang

Adapun waktu total proses pembuatan kantong semen dengan sistem yang ada sekarang jika dilihat dari waktu standardnya adalah sebesar : W Total = W Tb + Ws OpB + Ws OpS + W Sw + W trans + Ws Op P = 21,68 dt + 3,97 dt + 3,97 dt + 30 dt + 19,5 dt + 5 dt = 86,12 detik Man Machine Chart Untuk meninjau pembebanan kerja dari operator belt conveyor dan operator mesin jahit dari kondisi operasi yang ada sekarang dapat dilihat pada man machine chart untuk kondisi sekarang yang terdapat pada lampiran di halaman 186. Man machine chart tersebut menunjukkan bahwa waktu total untuk 1 siklus pengangkatan tuber dari belt conveyor adalah sebesar 397” dan digunakan 100 oleh operator belt conveyor untuk memindahkan tuber dari belt conveyor ke lantai. Sedangkan waktu kerja produktif bagi operator mesin jahit 1 dan operator mesin jahit 2 juga waktu kerja mesin jahit 1 dan mesin jahit 2 adalah sebesar 66. Waktu produktif operator mesin jahit 3, operator mesin jahit 4, mesin jahit 3 dan mesin jahit 4 adalah sebesar 26. Waktu produktif operator mesin jahit 5 dan waktu kerja mesin jahit 5 adalah sebesar 5. Hasil diatas menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan beban kerja diantara operator belt conveyor dan operator mesin jahit, karena penggunaan waktu kerja yang perbedaannya sangat signifikan diantara operator-operator tersebut.

6.1.1.3 Antropometri

Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Operator belt conveyor melaksanakan pekerjaannya dengan cara mengambil tuber dari belt conveyor dan menyusunnya di lantai di depan masing-masing mesin jahit. Tinggi belt conveyor dari lantai mencapai 75 cm. Kondisi ini mengakibatkan operator belt conveyor harus melaksanakan pekerjaannya dengan cara yang tidak efisien dan tidak nyaman karena harus membungkuk sampai 90 dan berdiri berulang kali untuk mengangkat dan menyusun tuber dari belt conveyor ke lantai. Tinjauan antropometri menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian dari dimensi tubuh operator terkait dengan tinggi genggaman tangan pada saat operator seharusnya melaksanakan pekerjaannya sambil berdiri normal dengan posisi tulang belakang vertikal dan masa tubuh terbagi merata pada kedua kaki. Kondisi yang sama juga dialami operator mesin jahit yang bertugas mengangkat tuber dari lantai dan meletakkannya ke mesin jahit. Karena adanya perbedaan tinggi yang signifikan tadi juga membuat operator mesin jahit harus melaksakan pekerjaanya dengan cara yang tidak nyaman dan tidak efisien karena harus membungkuk, berdiri, dan menjangkau berulang kali. Adanya kebijakan perusahaan untuk memulai proses pada mesin jahit ketika jumlah tuber mencapai minimal 500 lembar mengakibatkan tingginya tumpukan tuber yang mencapai 1,5 m – 2 m. Hal ini juga menjadi masalah bagi operator yang bertugas menyusun dan mengambil tuber karena harus dilakukan dengan cara menjangkau secara maksimal ke atas berulang kali untuk melaksanakan pekerjaannya. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Pengukuran Tinggi Genggaman Tangan Tabel 21. Data Antropometri Tinggi Genggaman Tangan Tinggi Genggaman Tangan cm Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X TGT 72 75 74 75 75 75 73 75 76 75 74.5 Sampel 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TGT 75 73 76 75 75 73 76 73 75 76 74.7 Sampel 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TGT 74 75 77 74 76 75 75 75 77 75 75.3 Sampel 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 TGT 75 76 76 75 74 75 75 74 75 75 75 Sampel 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 TGT 75 77 75 75 76 74 76 75 76 76 75.5 Jumlah 375 Perhitungan rata-rata X X = = 375050 = 75 ∑ n X Nilai rata-rata tinggi genggaman tangan dari 50 sampel didapatkan sebesar 75 cm. Pengukuran Jangkauan Tangan ke Atas Tabel 22. Data Antropometri Jangkauan Tangan ke Atas Jangkauan Tangan ke Atas cm Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X JTA 193 193 188 186 205 203 202 198 202 189 195.9 Sampel 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JTA 200 201 201 191 195 202 201 212 200 195 199.8 Sampel 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JTA 199 198 195 199 210 208 219 198 188 173 198.7 Sampel 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 JTA 173 174 203 197 191 208 191 195 187 188 190.7 Sampel 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 JTA 196 197 189 200 194 214 184 190 195 190 194.9 Jumlah 980 Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Perhitungan rata-rata X X = ∑ k X = 9805 = 196 cm Dari hasil perhitungan rata-rata di atas didapatkan bahwa nilai jangkauan ke atas adalah 196 cm. Nilai ini menunjukkan batas rata-rata yang dapat dijangkau oleh operator dalam keadaan berdiri. Tabel 23. Data Antropometri Jangkauan Tangan ke Depan Tinggi Genggaman Tangan cm Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X TGT 73 80 76 82 76 76 68 67 70 71 73,9 Sampel 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 TGT 81 84 73 79 77 76 79 81 81 80 79,1 Sampel 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TGT 76 74 81 77 83 73 84 77 79 76 78 Sampel 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 TGT 81 87 76 73 82 77 79 73 77 78 78,3 Sampel 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 TGT 81 87 76 73 82 77 79 73 77 78 78,3 Jumlah 385,7 Perhitungan rata-rata X X = ∑ k X = 385,75 = 77,14 cm Rata-rata jangkauan tangan ke depan adalah sebesar 77,14 cm.

6.1.1.4 Umur, Jumlah, dan Jadwal Operator