27
2.9.1 Pengukuran Waktu dengan Jam Henti
Langkah-langkah pengukuran waktu kerja dengan jam henti dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tetapkan tugas aktivitas yang akan diukur b. Pilih operator yang normal
c. Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada supervisor dan operatornya
d. Catat semua data yang berkaitan dengan sistem operasi kerja e. Uraikan tugas atas elemen-elemennya
f. Laksanakan pengukuran waktu sejumlah N kali g. Cek statistik data keseragaman dan kecukupan data
h. Hitung waktu siklus Ws i. Tetapkan faktor penyesuaian p dan kelonggaran l kerja yang wajar
j. Hitung waktu normalnya xp
W W
S N
=
k. Tetapkan waktu baku Allowance
W W
N b
− =
1
2.10 Man Machine Chart
Man Machine Chart merupakan grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan
mesin. Adapun kegunaan dari peta ini adalah untuk melakukan penyelidikan, penganalisaan, dan perbaikan suatu pusat kerja sehingga efektifitas penggunaan
Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008
28
pekerja dan mesin bisa ditingkatkan, disamping itu juga keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki. Peningkatan efektifitas penggunaan dan
perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan dengan cara : a.
Merubah tata letak tempat kerja b.
Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja c.
Merancang kembali mesin dan peralatan d.
Menambah pekerja bagi sebuah mesinatau sebaliknya menambah mesin bagi seorang pekerja
Lambang-lambang yang digunakan dalam pembuatan Man Machine Chart yaitu :
Menunjukkan waktu menganggur Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang menganggur
atau salah satu sedang menunggu yang lain. Menunjukkan kerja tak bergantungan
independent Jika ditinjau dari pekerja maka keadaan ini menunjukkan seorang pekerja
yang sedang bekerja dan independent dengan mesin dan pekerja lainnya.
Menunjukkan kerja kombinasi Jika ditinjau dari pekerja maka antara operator dan mesin atau dengan
operator lainnya sedang bekerja secara bersama-sama. Jika ditinjau dari pihak mesin, maka berarti selama bekerjanya mesin tersebut memerlukan pelayanan
dari operator.
Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008
29
Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
Bab ini berisi tentang pengkajian terhadap sistem produksi yang dilakukan pihak perusahaan sebelum dilakukan perbaikan. Pada bab ini juga dijelaskan
beberapa hal yang berhubungan dengan perusahaan sebagai data pendukung dan pelengkap seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, aktivitas
perusahaan dan data perusahaan lainnya.
3.1 Sejarah Berdirinya PT. Semen Padang
Tahun 1906 seorang perwira Belanda berkebangsaan Jerman yang bernama Ir. Carl Christopus Lau tertarik dengan batu-batuan yang ada di bukit Karang Putih dan
Bukit Ngalau. Batuan itu dikirimnya ke negeri Belanda untuk diteliti dan hasilnya menunjukkan bahtuan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku semen.
Tanggal 25 Januari 1907, Ir. Carl Christopus Lau lalu mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan pabrik semen di
Indarung dan pada tanggal 16 Agustus 1907 permohonannya disetujui. Sumber bahan baku kapur dan batu silika pada awalnya berasal dari Bukit
Ngalau dan tanah liat dari daerah sekitar pabrik. Pada tahun 1920 penambangan batu kapur dipindahkan ke Bukit Karang Putih. Bahan bakar untuk operasi pabrik
digunakan batu bara yang didatangkan dari Sawahlunto.
Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008