Fisiologis Analisis Operasi Sekarang

BAB VI PEMECAHAN MASALAH

6.1 Hasil Pemecahan Masalah

Secara konseptual hasil pemecahan masalah yang akan disajikan dalam bab ini dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan pendekatan siklus PDCA. Adapun uraian dari tahap-tahap tersebut dapat dilihat di bawah ini.

6.1.1. Analisis Operasi Sekarang

Analisis operasi sekarang yang akan diuraikan pada tahap ini meliputi analisis kegiatan operasi pembuatan kantong yang dimulai dari proses pada tubing machine hingga proses penjahitan pada mesin jahit. Analisis yang dimaksud ditinjau secara fisiologis dari postur tubuh operator pada saat bekerja, dari mesin dan peralatan kerja penjahitan kantong, jumlah produksi sewing bag, tinjauan antropometri, dan umur,jumlah operator, serta jadwal kerja operator pembuatan sewing bag.

6.1.1.1 Fisiologis

Tinjauan fisiologis difokuskan terhadap postur kerja operator pada saat melakukan kegiatan kerja mengambil, mengangkat dan menyusun tuber dari belt conveyor ke lantai, mengangkat dan menyusun tuber dari lantai ke mesin jahit, dan selanjutnya mengangkat serta menyusun sewing bag dari belt conveyor ke palet. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Operator yang bertugas mengangkat tuber dari belt conveyor berjumlah 4 orang yang dibagi menjadi 2 orang pada masing-masing lini. Tuber yang diproduksi pada tubing I akan diangkat oleh operator belt conveyor pada lini ke dua dan tuber yang diproduksi pada tubing ke II akan diangkat oleh operator belt conveyor pada lini pertama. Dalam melakukan pengangkatan tuber, para operator ini tidak mempunyai aturan yang khusus dalam melaksanakan pekerjaannya. Biasanya operator yang berada paling ujung akan mengangkat tuber yang ada di depannya dan menyusunnya di lantai. Sikap tubuh operator pada saat bekerja adalah membungkuk dan berdiri berulang kali. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan dan cepat menimbulkan kelelahan bagi operator. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada semua operator yang bertugas menyusun dan mengangkat tuber dan sewing bag melalui wawancara terstruktur dan kuesioner menunjukan bahwa seluruh pekerja baik pada operator belt conveyor, operator sewing machine, dan operator palet, mengalami nyeri pada punggung bagian bawah. Hasil selengkapnya dari kuesioner yang diedarkan dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Organ Tubuh Op. Belt ke Lantai Operator Sewing Op. Belt ke Palet Leher 5 71,43 7 64 7 100 Bahu 3 42,86 8 73 4 57,14 Siku 2 18 1 14,29 Tangan 5 71,43 10 91 6 85,71 Punggung atas 2 28,57 8 73 1 14,29 Punggung Bawah 7 100 11 100 7 100 PinggulPaha 4 57,14 3 27 4 57,14 Kaki 7 100 9 82 4 57,14 Total Responden 7 11 7 Sumber : Survey Lapangan 2007 Rekapitulasi di atas juga dilengkapi dengan diagram batang seperti terlihat pada gambar 10 di bawah ini. 2 4 6 8 10 12 Leher Bahu Siku Tangan Pgg.Atas Pgg. Bwh Paha Kaki Op. Belt Op. Sew Op. Palet Gambar 10. Grafik Perbandingan Nyeri Pada Organ Gerak Operator Hasil kuesioner menunjukkan 100 responden baik operator belt conveyor, operator sewing machines, maupun operator palet mengalami nyeri pada punggung bagian bawah. Hal ini disebabkan oleh cara kerja pada saat menyusun tuber ke lantai maupun pada saat mengambil tuber dari lantai harus dilakukan dengan cara membungkuk sampai 90 o dan bahkan menjangkau dengan jangkauan maksimal ke atas. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Sementara itu tidak seimbangnya beban kerja diantara operator yang bertugas mengangkat dan menyusun tuber dari belt conveyor ke lantai maupun dari lantai ke mesin jahit menimbulkan pola penggunaan waktu kerja produktif yang beragam diantara operator yang bertugas. Selain sikap kerja operator seperti yang dikemukakan diatas, kebijakan yang diterapkan oleh pabrik kantong saat ini yaitu memulai operasi mesin jahit setelah tuber menumpuk pada jumlah tertentu menyebabkan tumpukan tuber menjadi tidak terkendali. Pengamatan yang dilakukan secara langsung menunjukkan jumlah tumpukan jumlahnya mencapai lebih dari 500 lembar tuber pada masing-masing mesin jahit. Gambar 11. Postur Kerja Mengambil Tuber dari Belt Conveyor Berdasarkan penilaian terhadap postur kerja operator dengan metode REBA diperoleh score pada tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5. Score REBA untuk Pekerjaan Mengambil Tuber dari Belt Conveyor Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Variabel Score Tubuh 1 Leher 1 Kaki 1 Beban 0 Lengan Atas 1 Lengan Bawah 2 Pergelangan Tangan 2 Coupling Aktivitas +1 Score A 1 Score B 2 Score C 1 Score REBA 2 Sumber : Pengolahan Data, 2007 Score REBA untuk kegiatan mengambil tuber dari belt conveyor adalah 2, ini berarti level resiko kecil, tindakan perbaikan mungkin diperlukan. Pada gambar 12 di bawah ini terlihat sikap kerja operator belt conveyor pada saat menyusun tuber ke lantai yang dilakukan sambil membungkuk. Kondisi ini tentunya menimbulkan ketidaknyamanan bagi operator dalam menyelesaikan pekerjaan. Jika pekerjaan dilakukan berulang kali selama 7 jam kerja dalam 1 hari akan cepat menimbulkan kelelahan bagi operator. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Gambar 12. Postur Kerja Meletakkan Tuber ke Lantai Hasil penilaian terhadap postur kerja dengan metode REBA untuk pekerjaan meletakkan tuber ke lantai dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini ; Tabel 6. Score REBA untuk Pekerjaan Meletakkan Tuber ke Lantai Variabel Score Tubuh 4 Leher 1 Kaki 1+2 Beban 0 Lengan Atas 3 Lengan Bawah 1 Pergelangan Tangan 2 Coupling Aktivitas +1 Score A 6 Score B 4 Score C 7+1 Score REBA 8 Sumber : Pengolahan Data, 2007 Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Penilaian postur kerja untuk pekerjaan meletakkan tuber ke lantai dengan metode REBA mempunyai nilai score 8 yang artinya masuk dalam level tindakan tinggi sehingga diperlukan segera tindakan perbaikan untuk mengurangi bahkan menghilangkan dampaknya pada operator. Operator mesin jahit yang bertugas mengangkat tuber dari lantai ke mesin jahit juga mengalami hal yang sama dengan yang dialami oleh operator belt conveyor, karena harus mengerjakan pekerjaannya sambil membungkuk. Penilaian postur kerja dengan metode REBA dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Score REBA untuk Pekerjaan Mengangkat Tuber dari Lantai ke Mesin Jahit Variabel Score Tubuh 4 Leher 1 Kaki 1+2 Beban 0 Lengan Atas 3 Lengan Bawah 1 Pergelangan Tangan 2 Coupling Aktivitas +1 Score A 6 Score B 4 Score C 7+1 Score REBA 8 Sumber : Pengolahan Data, 2007 Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Penilaian postur kerja untuk pekerjaan mengangkat tuber dari lantai ke mesin jahit dengan metode REBA mempunyai nilai score 8, yang artinya level resikonya tinggi sehingga diperlukan tindakan perbaikan segera. Berikutnya adalah penilaian postur kerja dengan metode REBA untuk pekerjaan mengangkat sewing bag dari belt conveyor yang dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini. Gambar 13. Postur Kerja Mengangkat Sewing Bag dari Conveyor Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 8. Score REBA untuk Pekerjaan Mengangkat Sewing Bag dari Belt Conveyor Variabel Score Tubuh 3 Leher 1 Kaki 1 Beban 1 Lengan Atas 1 Lengan Bawah 1 Pergelangan Tangan 2 Coupling Aktivitas +1 Score A 2 Score B 2 Score C 2 Score REBA 3 Sumber : Pengolahan Data, 2007 Penilaian postur kerja pengangkatan sewing bag dari conveyor dengan metode REBA mendapatkan score 3 yang berarti masuk pada kategori level tindakan kecil, untuk itu mungkin diperlukan tindakan perbaikan. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Gambar 14. Postur Kerja Meletakkan Sewing Bag dari Conveyor ke Palet Gambar 14 diatas menunjukkan sikap kerja operator palet pada saat menyusun sewing bag ke palet. Pekerjaan ini dilakukan juga sambil membungkuk karena ketinggian palet yang hanya 15 cm dari lantai, sehingga masih terdapat perbedaan jarak yang cukup besar antara tinggi belt conveyor dengan palet yakni sebesar 60 cm. Adapun penilaian postur kerja dengan metode REBA untuk pekerjaan meletakkan sewing bag dari belt conveyor ke palet dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 9. Score REBA untuk Pekerjaan Meletakkan Sewing Bag dari Belt Conveyor ke Palet Variabel Score Tubuh 4 Leher 2 Kaki 1+1 Beban 1 Lengan Atas 2 Lengan Bawah 1 Pergelangan Tangan 2 Coupling Aktivitas +1 Score A 6 Score B 2 Score C 6 Score REBA 7 Sumber : Pengolahan Data, 2007 Penilaian postur kerja untuk pekerjaan meletakkan sewing bag ke palet dengan metode REBA mendapatkan score 7 yang berarti masuk pada kategori level tindakan menengah, untuk itu diperlukan tindakan perbaikan.

6.1.1.2 Jumlah Produksi