Analisis Terhadap Peningkatan Jumlah Permintaan

Perbaikan Perbaikan 1. Jumlah tumpukan tuber sebelum proses penjahitan kantong dimulai Minimal 510 lembar 34 lot 75 lembar 5lot 2. Waktu menunggu sebelum proses penjahitan kantong dimulai Minimal 134,98 detik Minimal 6,5 detik 3. Meja Kerja Tidak Ada Ada 4. Space untuk menyusun tuber 150 cm x 150 cm 150 cm x 60 cm 5. Waktu standard 86,12 detik 78,98 detik 6. Waktu kerja operator belt conveyor 1 2 100 70 7. Waktu istirahat operator belt conveyor 0 30 8. Waktu kerja operator mesin jahit 1 2 66 95 9. Waktu kerja operator mesin jahit 3 4 26 91 10. Waktu kerja operator mesin jahit 5 6 86 11. Produktivitas operator belt conveyor 8 lembardetik 22 lembardetik Sumber : Hasil Pengolahan Data 2007

6.3 Analisis Kepekaan

Analisis kepekaan didasarkan pada random fluctuation yang kemungkinan besar akan terjadi selama aktivitas produksi berlangsung sehingga dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Random fluctuation tersebut dapat berupa biaya, peningkatan jumlah permintaan dan mesin breakdown. Peningkatan biaya dalam hal ini tidak akan berpengaruh besar terhadap sistem, karena hanya ada penambahan investasi awal untuk pembuatan meja dengan alternatif rancangan 1. Oleh karena itu dalam pembahasan analisis kepekaan ini hanya diarahkan kepada peningkatan jumlah permintaan dan mesin breakdown.

6.3.1 Analisis Terhadap Peningkatan Jumlah Permintaan

Tabel 37. Rencana dan Realisasi Produksi Kantong Semen Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Jenis Kantong Sewing 40 kg Sewing 50 kg Rencana 1.177.250 2.621.000 Januari Realisasi 1.729.000 1.560.010 Rencana 1.290.250 2.393.000 Februari Realisasi 40.725 2.304.000 Rencana 1.620.250 2.194.000 Maret Realisasi 472.600 2.668.550 Rencana 1.575.500 2.148.000 April Realisasi 373.000 2.164.000 Rencana 1.644.050 2.228.000 Mei Realisasi 361.000 2.918.350 Rencana 1.639.100 2.236.000 Juni Realisasi 532.000 1.332.500 Sumber : Pabrik Kantong PT. Semen Padang, 2007 Perbandingan antara rencana dan realisasi produksi kantong semen selama 6 bulan pertama pada tahun 2007 tersebut dapat dilihat pada gambar 20 dan gambar 21 di bawah ini. 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 Januari Februari Maret April Mei Juni Rencana Realisasi Gambar 20. Grafik Rencana dan Realisasi Produksi Kantong Semen 40 kg Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 Januari Februari Maret April Mei Juni Rencana Realisasi Gambar 21. Grafik Rencana dan Realisasi Produksi Kantong Semen 50 kg Dari realisasi produksi per bulan untuk ke dua jenis kantong jahit di atas dihitung nilai rata-rata produksi per bulannya dengan formulasi sebagai berikut : X = ∑ n X Tabel 38. Rata-rata Realisasi Produksi Kantong Semen Jenis Kantong Rata-rata Realisasi Produksi Sewing 40 kg 584.721 lembarbulan Sewing 50 kg 2.157.902 lembarbulan Kecenderungan meningkatnya jumlah permintaan kantong semen pada masa yang akan datang seiring dengan terjadinya peningkatan permintaan terhadap semen besar kemungkinannya akan terjadi. Oleh sebab itu pada penelitian ini dicoba untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap sistem yang dirancang ini. Jika permintaan mencapai angka maksimum, nilainya diasumsikan akan mencapai 1.756.215 lembar kantong untuk jenis kantong 40 kg dan 3.390.522 lembar kantong untuk jenis kantong 50 kg. Jika produksibulan mencapai 3.390.522 lembar kantong, dengan waktu kerja 25 hari dalam 1 bulan maka alokasi produksi kantong perhari adalah : Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 = 3.390.522 lembar kantongbulan : 25 haribulan = 135.620,9 lembarhari Sedangkan alokasi produksi untuk mesin jahit adalah ; = 135.620,9 lembarhari : 11 unit mesin = 12.329,17 lembar kantongharimesin = 822 lotharimesin Waktu proses standard yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan 1 lot dengan sistem yang lama adalah 86,12 detik sehingga didapatkan waktu proses untuk produksi 1 hari ; = 86,12 detik x 822 lot kantong = 70.790,64 detik = 20 jam Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa pekerjaan dapat di selesaikan dalam waktu 20 jam. Jam kerja kerja normal dalam 1 hari untuk 2 shift adalah 14 jam, maka diperlukan waktu lembur selama 6 jam. Waktu proses standard yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan 1 lot dengan sistem yang baru adalah 78,98 detik sehingga didapatkan waktu proses untuk produksi 1 hari ; = 78,98 detik x 822 lot kantong = 64.921,56 detik = 18 jam Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Perhitungan diatas menunjukkan bahwa pekerjaan dapat di selesaikan dalam waktu 18 jam. Jam kerja kerja normal dalam 1 hari untuk 2 shift adalah 14 jam, maka diperlukan waktu lembur selama 4 jam. Hasil perhitungan di atas juga menunjukkan bahwa overtime dapat dikurangi selama 2 jam. Hal tersebut sangat berpengaruh secara signifikan bagi pihak perusahaan karena dapat mereduksi upah lembur yang harus mereka bayarkan pada masing- masing operator yang bertugas.

6.3.2 Analisis Terhadap Breakdown Mesin