Analisis Terhadap Breakdown Mesin

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa pekerjaan dapat di selesaikan dalam waktu 18 jam. Jam kerja kerja normal dalam 1 hari untuk 2 shift adalah 14 jam, maka diperlukan waktu lembur selama 4 jam. Hasil perhitungan di atas juga menunjukkan bahwa overtime dapat dikurangi selama 2 jam. Hal tersebut sangat berpengaruh secara signifikan bagi pihak perusahaan karena dapat mereduksi upah lembur yang harus mereka bayarkan pada masing- masing operator yang bertugas.

6.3.2 Analisis Terhadap Breakdown Mesin

Breakdown mesin sewaktu-waktu dapat terjadi selama aktivitas produksi berlangsung. Kondisi ini dapat terjadi pada tubing machine maupun pada sewing machine . Jika breakdown terjadi pada tubing machine maka mesin akan dimatikan untuk perbaikan, sedangkan sewing machine dapat terus beroperasi sepanjang masih ada tuber yang akan diproses di sewing machine. Sebaliknya jika breakdown terjadi pada sewing machine, maka mesin pun akan dimatikan untuk proses perbaikan sedangkan tubing machine dapat terus beroperasi. Dengan demikian produksi tidak akan terganggu secara keseluruhan. Namun jika tidak ada tuber lagi yang akan diproses, kondisi ini baru menimbulkan gangguan terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan Untuk dapat memenuhi produksi perusahaan biasanya melakukan lembur atau jika masih belum terpenuhi juga maka perusahaan akan membeli kantong tersebut dari PT. Semen Gresik. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008 Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB VII DISKUSI DAN EVALUASI HASIL

7.1 Kendala Dalam Penggunaan Hasil

Untuk mengimplementasikan sistem yang dirancang ini nanti tentunya akan menghadapi beberapa kendala. Kendala-kendala tersebut dilihat dari aspek manajemen PT. Semen Padang adalah sebagai berikut : a. Merubah Sistem Ada satu paradigma dalam manajemen terkait dengan orang-orang yang bekerja di pabrik bahwa pemahaman terhadap peningkatan efektifitas dan efisiensi relatif sangat rendah. Mereka berasumsi bahwa perbaikan tersebut tidak begitu penting dan tidak berpengaruh dalam upaya perusahaan untuk menghasilkan profit. Disisi lain faktor-faktor seperti ergonomi antropometri yang menjadi pertimbangan dalam upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja dalam rangka menghasilkan profit pada umumnya belum mendapatkan perhatian yang memadai dari kalangan industri. b. Manajemen Pabrik Adanya rancangan meja yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tuber yang akan diproses lebih lanjut pada mesin jahit menimbulkan konsekuensi penambahan job bagi operator mesin jahit. Eva Suryani: Rancang Ulang Operasi Pembuatan Sewing bag Di Pabrik kantong PT. Semen Padang, 2008. USU e-Repository © 2008