Etika dan Prinsip Penelitian

hak responden, serta manfaat dan resiko yang mungkin terjadi dari penelitian sebelum penelitian dilaksanakan. c. Prinsip keadilan right to justice 1 Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil right in fair treatment. responden harus diberikan pengobatan secara adil meskipun mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian Nursalam, 2008. Peneliti memberikan jaminan bahwa peneliti akan bertanggung jawab secara penuh apabila terjadi hal yang tidak diinginkan akibat prosedur penelitian, selama prosedur penelitian maupun setelah prosedur penelitian. 2 Hak dijaga kerahasiaannya right to privacy subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu maka perlu adanya tanpa nama anonymity dan rahasia confidentiality Nursalam, 2008. Peneliti menjamin data dan informasi dari penelitian akan dirahasiakan dan hanya data tertentu saja yang akan dipublikasikan sesuai dengan etika dan kebutuhan publikasi. 63

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Panti Sosia Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan. Panti Sosial ini terdiri dari beberapa wisma pondokan bagi lansia laki-laki dan perempuan yang dikategorikan menjadi kategori lansia renta, lansia setengah renta, dan mandiri namun terdapat pula wisma khusus yang diperuntukan bagi lansia yang mengalami psikotik. Panti sosial ini memiliki sejumlah jadwal yang telah diatur bagi lansia setiap harinya berupa kegiatan jasmani, rohani, keterampilan kerajinan tangan, kesenian maupun kegiatan diluar jadwal yang diisi oleh tamu yang memiliki tujuan melakukan kegiatan bakti sosial, untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut maka panti sosial ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas meliputi fasilitas aula, lapangan olahraga, ruangan fitnes, ruang baca, klinik kesehatan, taman, dan tempat ibadah berupa masjid bagi lansia muslim serta satu ruangan aula yang biasa digunakan sebagai tempat kebaktian oleh umat kristen.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik reponden didapatkan dari responden lansia yang telah disaring menurut kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Karakteristik responden penelitian berikut ini berdasarkan pada jenis kelamin, umur dan pendidikan. Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin, Umur dan Pendidikan Responden Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan Tabel 5.1 menunjukan bahwa jumlah responden paling banyak adalah wanita yaitu berjumlah 23 responden 76,7, umur lansia yang paling banyak menjadi responden antara 60-74 tahun elderly dengan jumlah 13 responden 43,3, dan sebagian besar lansia responden tidak pernah bersekolah yaitu berjumlah 21 responden 70,

C. Analisa Univariat

Data univariat ini berkaitan dengan variabel independen berupa salat berjamaah dan variabel dependen berupa tingkat depresi pada lansia yang masing-masing akan digambarkan secara berturut-turut. Tabel 5.2 Distribusi Nilai Salat Berjamaah Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan Nilai Frekuensi Presentase Baik 19 63,3 Buruk 11 36,7 Jumlah 30 100 Karakteristik Frekuensi Presentase Jenis Kelamin Laki-laki Wanita 7 23 23,3 76,7 Umur 45-59 tahun middle age 60-74 tahun elderly 75-90 tahun old 90 tahun very old 8 13 8 1 26,7 43,3 26,7 3,3 Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 21 4 3 1 1 70 13,3 10 3,3 3,3 Tabel 5.2 menunjukan bahwa sebagian besar lansia mendapatkan nilai salat berjamaah baik 63,3 dengan jumlah 19 responden, sementara itu lansia yang mendapatkan nilai buruk 36,7 dengan jumlah 11 responden. Tabel 5.3 Distribusi Tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta Selatan Tingkat Depresi Frekuensi Presentase Tidak Depresi 24 80 Depresi Ringan 6 20 Depresi Berat Jumlah 30 100 Tabel 5.3 menunjukan bahwa sebagian besar lansia tidak depresi 80 dengan jumlah 24 responden. Lansia dengan depresi ringan 20 dengan jumlah 6 responden, sementara itu tidak terdapat lansia dengan depresi berat 0.

D. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini akan menguji hubungan antara variabel independen berupa salat berjamaah dengan variabel dependen berupa tingkat depresi. Tabel 5.4 Analisis Hubungan Salat Berjamaah dengan Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan Variabel Jumlah n Korelasi r P-value Salat berjamaah dengan tingkat depresi 30 -0,657 0,000 Tabel 5.4 menunjukan analisis hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian didapatkan koefisien korelasi r -0,657 dengan nilai P-value 0,000. Hal ini menggambarkan bahwa ada hubungan yang kuat antara salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan dengan arah hubungan negatif. 67

BAB VI PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan makna hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berkaitan dengan hasil analisis salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015 di wilayah kerja Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner salat berjamaah yang dibuat oleh peneliti untuk menilai aspek keteraturan, frekuensi, waktu, tempat dan interaksi responden lansia yang terbiasa melakukan salat berjamaah dan kuesioner Geriatric Depression Scale GDS yang dibuat oleh Yessavage untuk mengukur tingkat depresi yang dilakukan terhadap responden lansia. Dalam bab pembahasan ini akan diuraikan hasil penelitian kemudian membandingkannya dengan konsep teoritis serta hasil penelitian sebelumnya, serta akan dijelaskan pula mengenai keterbatasan penelitian yang telah dilaksanakan. A. Gambaran karakteristik Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan. Gambaran demografi usia dari 30 responden penelitian ini sebagian besar berumur antara 60-74 tahun 43,3 sebanyak 13 responden, usia 45- 59 tahun 26,7 memiliki jumlah responden yang sama dengan usia 75-90 26,7 yaitu masing-masing 8 responden, dan lansia yang berumur lebih dari 90 tahun 3,3 sebanyak 1 responden. Departemen Kesehatan 2013 menjelaskan bahwa seiring dengan meningkatnya pembangunan bidang