Tugas Perkembangan Lansia Permasalahan Berkaitan dengan Lansia.

perubahan berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan keputusan, harga diri, dan tujuan Videbeck, 2013.

2. Faktor Penyebab Depresi pada Lansia

Penyebab utama depresi belum diketahui namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya depresi pada lansia. a. Faktor biologis Santoso Ismail 2010 mengatakan bahwa adanya ketidak seimbangan zat-zat kimia di otak menyebabkan sel-sel otak tidak berfungsi dengan baik dan pada anggota keluarga ada yang lebih rentan terhadap zat kimia ini sehingga menimbulkan depresi, oleh karena itu kemungkinan faktor keturunan atau genetik dianggap sebagai penyebabnya. Depresi pada lansia sering pula terjadi bersamaan dengan masalah fisik menahun yang dialaminya, misalnya diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, penyakit hati kronis yang sulit disembuhkan, asma, stroke, rematik, osteoporosis, kanker, dan lain- lain. Gangguan penglihatan dan pendengaran yang umum terjadi pada lansia dapat juga memperberat depresi. Pada sebagaian wanita perubahan hormonal ketika menjelang menopause terjadi gangguan psikologis berupa depresi ringan, mereka menjadi mudah tersinggung, cepat marah, suasana hati gampang berubah, merasa tertekan, murung, sedih, kecewa, merasa tidak berguna, mudah panik, mudah lupa, konsentrasi buruk dan emosi tidak stabil. Sa’abah 2001 mengatakan pada lansia laki-lakipun terjadi penurunan aktifitas gonad secara berangsur-angsur yang menyebabkan penurunan penampilan kelaki- lakian serta munculnya ciri-ciri kewanitaan seperti intonasi suara menjadi lebih tinggi. Ketidaknyamanan fisik tersebut menyebabkan banyaknya laki-laki usia madya mengeluh karena mengalami depresi. b. Faktor psikososial Kepribadian dasar seseorang sangat ditentukan pada masa kanak- kanak. Salah satu yang mempengaruhinya adalah lingkungan sosial hingga mempengaruhi perilaku dan kepribadian seseorang ketika ia dewasa. Kegagalan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan atau kehilangan pada saat lanjut usia akan menjadi pencetus depresi. Perubahan status ekonomi, struktur keluarga yang cepat berubah, cenderung kehilangan dukungan anak, menantu, cucu, dan juga teman-teman. Kurang berfungsinya sistem pendukung keluarga dan lingkungan teman dapat mempermudah timbulnya depresi Santoso dan Ismail, 2009. c. Faktor kognitif Teori Beck 1976 dalam Videbeck, 2013 penyebab depresi berkaitan dengan pikiran negatif komprehensif individu yang depresi. Mereka memandang diri sendiri, dunia, dan masa depan dalam bentuk kegagalan yang menyimpang, dengan secara berulang menginterpretasikan pengalaman sebagai hal yang sulit dan membebani serta menginterpretasikan diri mereka sendiri sebagai orang yang tidak konsekuen dan tidak kompeten.