67
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan makna hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berkaitan dengan hasil analisis salat berjamaah dengan tingkat depresi
pada lansia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015 di wilayah kerja Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta
Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner salat berjamaah yang dibuat oleh peneliti untuk menilai aspek keteraturan, frekuensi,
waktu, tempat dan interaksi responden lansia yang terbiasa melakukan salat berjamaah dan kuesioner Geriatric Depression Scale GDS yang dibuat oleh
Yessavage untuk mengukur tingkat depresi yang dilakukan terhadap responden lansia. Dalam bab pembahasan ini akan diuraikan hasil penelitian kemudian
membandingkannya dengan konsep teoritis serta hasil penelitian sebelumnya, serta akan dijelaskan pula mengenai keterbatasan penelitian yang telah
dilaksanakan.
A. Gambaran karakteristik Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan.
Gambaran demografi usia dari 30 responden penelitian ini sebagian besar berumur antara 60-74 tahun 43,3 sebanyak 13 responden, usia 45-
59 tahun 26,7 memiliki jumlah responden yang sama dengan usia 75-90 26,7 yaitu masing-masing 8 responden, dan lansia yang berumur lebih
dari 90 tahun 3,3 sebanyak 1 responden. Departemen Kesehatan 2013 menjelaskan bahwa seiring dengan meningkatnya pembangunan bidang
kesehatan, terjadi pula peningkatan Usia Harapan Hidup UHH yang menyebabkan proporsi populasi berusia 60 tahun juga bertambah. Data
pada tahun 2009 menunjukan penduduk lansia di Indonesia berjumlah 20.547.541 jiwa., diperkirakan jumlah penduduk Lansia di Indonesia pada
tahun 2020 akan mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 11 dari total penduduk Indonesia. Tahun 2021 lansia di Indonesia diperkirakan mencapai
30,1 juta jiwa yang merupakan urutan ke 4 di dunia. Pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik
secara fisik biologis, mental, maupun sosial ekonomi Tamher, 2008. Bertambahnya umur pada lansia dari segi fisik menyebabkan perubahan
dimulai dari tingkat genetik, molekuler, seluler, organik, dan sistemik hingga struktur dan fungsi otak Wiadnyana, 2010. Teori perkembangan dari segi
mental mengatakan bahwa proses menjadi tua merupakan tantangan bagi lansia dimana lansia harus menyesuaikan diri sebagai akibat dari perannya
yang berakhir di dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, serta ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-
temannya hingga dapat mengakibatkan perubahan mental Birchenall dan Streight, 1973 dalam Maryam dkk, 2008. Perubahan lansia inilah yang
mengakibatkan orang berusia lanjut menjadi subjek bagi masalah emosional dan mental yang berat secara tidak proporsional Buller dalam Hurlock,
1998. Semakin lama permasalahan pada lansia tersebut akan menambah kemungkinan timbunya depresi akibat efek penyakit somatik, reaksi
diagnosis penyakit kronis, atau keluhan fisik serta efek medikasi Dewi, 2014. Tingginya angka depresi pada lansia yang berumur lebih tua sejalan