membaca dengan suara sir diketahui sendiri dalam hati. Begitu pula dalam rakaat ketiga salat maghrib dan rakaat keempat dalam salat isya.
g. Imam yang keliru atau lupa dalam bacaan dapat dibetulkan oleh salah seorang makmum di belakang yang mengetahui.
h. Imam yang keliru dalam gerakan dapat diingatkan oleh makmum pria dengan cara membaca, “Subhanallah”, sedangkan makmum wanita
dengan sekali tepukan tangan. i.
Imam yang batal dalam salatnya, ia wajib mengundurkan diri dan digantikan oleh salah seorang makmum yang berada di belakang imam
dengan cara maju selangkah ke depan menggantikan posisi imam. j.
Setelah selesai salat berjamaah, imam maupun makmum masing- masing membaca wirid zikir dan doa serta tidak mengeraskan suara.
9. Khusyuk dalam Salat
Thalib 1998 dalam Shaleh 2010 mengatakan khusyuk dalam salat berarti jiwa raga tunduk dan penuh taat dalam mengerjakan salat
dihadapan Allah Swt. raga tenang dan merunduk karena merasa rendah dihadapan Allah Swt. hal ini bisa dilakukan jika yang bersangkutan
merasa berada di bawah pengawasanNya. Bagir 2008 mengatakan khusyuk dalam salat menghasilkan kondisi “flow” dalam diri pelakunya,
yang merupakan sumber kebahagiaan sekaligus sumber kreatifitas. Syahmuharnis Sidharta 2006 Salat yang dilakukan secara ikhlas dan
khusyuk dapat membuat sesorang melakukan penjelajahan ke wilayah otak bawah sadar secara efektif sehingga menyebabkan manusia dapat
memanfaatkan potensi alam pikir bawah sadar subconcious mind, yang merupakan sekitar 90 dari potensi otak manusia dan selama ini belum
termanfaatkan. Pemanfaatan alam pikir bawah sadar akan membuat manusia mendayagunakan potensi otak intuitif, kreatif, dan inovatif selain
menumbuh-kembangkan spiritualismenya. Salat yang dilaksanakan secara ikhlas dan khusyu dapat juga menyebabkan lahirnya kesatuan antara Akal-
Budi. Teba 2008 mengatakan bahwa Alquran dan hadis membawa keterangan yang dapat dianggap sebagai cara untuk meraih salat khusyuk,
yaitu: a. Salat karena ingat Allah Swt., artinya niat salat bukan karena dorongan
selain Allah Swt., Allah Swt. berfirman: “Sungguh, Akulah Allah tiada Tuhan selain Aku. Maka
sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.” QS. Thaha:14.
b. Zakat, salat tidak berdiri sendiri ia merupakan satu kesatuan dengan ibadah yang lain, sehingga salat yang khusyuk harus dibarengi dengan
ibadah dan amal shaleh, kalaupun orang yang mengerjakan salat tetapi tidak mengeluarkan zakat merasa bahwa salatnya khusyuk, itu hanya
perasaan subjektif yang menyesatkan. Allah Swt. berfirman: ”Maka celakalah orang yang salat, yang melalaikan salatnya
mereka yang dilihat orang, tapi enggan memberikan sedekah berupa keperluan yang berguna.” QS. Al-Maun:4-7.