Tata Cara Salat Berjamaah

a. Fisiologis Aspek fisik salat, salat memiliki delapan posisi, meliputi berdiri tegak, tangan sedekap, ruku’, i’tidal bangkit dari ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud, sujud lagi dan tasyahud El-Ma’rufie, 2009. Najib 1990 dalam Sholeh 2008 mengatakan bahwa gerakan-gerakan salat yang dilakukan secara teratur dan terus menerus, akan membuat persendian lentur, tidak kaku, tulang menjadi kokoh, tulang punggung tidak bengkok, juga dapat melancarakan peredaran darah yang dapat mencegah kekakuan dan penyumbatan pembuluh darah. Hal ini akan menghindarkan gangguan peredaran darah ke jantung yang sering mengakibatkan kematian. Hasan 2008 mengatakan pembacaan Alquran dalam salat memberi pengaruh fisiologis pada pendengarnya, transmisi suara penting untuk kesehatan yang dapat mempengaruhi jantung dan kelenjar tubuh. Misalnya, resonansi panjang huruf alif diketahui memberi vibrasi yang mempengaruhi jantung dan menstimulasi perasaan akan kekuatan, konsentrasi, keagungan, dan lain-lain. resonansi huruf ya atau sin panjang yang masuk kedalam saluran hidung akan menstimulasi proses pembentukan kelenjar pineal tubuh dan mempengaruhi organ sensitif cahaya. Salat juga dapat memusatkan pikiran, saat berdiri untuk shalat, tubuh terasa ringan karena berat tubuh bertumpu pada kedua kaki. Otot punggung sebelah atas dan bawah dalam keadaan kendur. Punggung dalam keadaan lurus, dengan pandangan terpusat pada tempat sujud. Pikiran dalam keadaan terkendali. Pusat otak, atas dan bawah, menyatu membentuk kesatuan tujuan. Praktik sujud dapat membawa kedamaian, keselarasan, kesesuaian, ketenangan dan kebahagiaan pada masyarakat yang mengalami frustasi dan banyak terpapar dengan gelombang elektrostatik dalam atmosfir hingga memicu sistem syaraf pusat bermuatan terlalu penuh. Sujud dapat membuang kelebihan ini sebagaimana halnya peralatan listrik dinetralkan ke tanah sehingga penggunaan obat antidepresi, penenang, dan obat yang mempengaruhi mood lainnya dapat dikurangi. b. Psikologis 1 Aspek relaksasi otot, yaitu kontraksi otot, pijatan dan tekanan pada bagian tubuh tertentu sehingga menjadi tenang El-Ma’rufie, 2009. Tertekannya otot-otot disebut juga “Relaxation training” merupakan tekhnik yang banyak dipakai untuk menyembuhkan gangguan jiwa Kanfer dan Goldstein, 1982 dalam Sholeh, 2008. Adi 1985 dalam Sholeh 2008 mengutip pendapat Leker dan Nizami, bahwa gerakan-gerakan otot pada relaksasi dapat mengurangi kecemasan, begitu juga dengan salat yang penuh dengan gerakan fisik dapat menghasilkan bio-energi, yang dapat membawa subyek dalam situasi equilibrium antara jiwa dan badan. 2 Aspek relaksasi kesadaran indra, yaitu saat salat seolah-olah seseorang terbang menghadap Allah Swt. secara langsung tanpa perantara. Setiap bacaan dan gerakan dihayati untuk menyadarkan