Hasil Penilaian Autentik dan Tindak Lanjut

Tabel 4.13 Data Persentase Aspek Kompetensi yang dilakukan Remedial Kelas Pengetahuan, Sikap Keterampilan X IIS 17 49 - - - - X MIA 18 51 - - 4 11 Jumlah 35 100 - - - - Dari tabel mengenai persepsi siswa mengenai aspek kompetensi apa saja yang dilakukan remedial, bahwa semua siswa berpendapat bahwa kompetensi pengetahuan dilakukan remedial, namun 4 dari responden menjawab yang sama menjawab ada kompetensi keterampilan yang dilakukan remedial. Dari keempat responden yang jawabannya berbeda, peneliti perlu menggali informasi lebih dalam. Menurut Ade Atikah, “Sewaktu diskusi saya tidak hadir, jadi saya diberikan tugas oleh guru”. 5 Dari hasil wawancara tersebut ditemukan informasi bahwa untuk kelas X Mia memang pernah diberikan remedial untuk kompetensi keterampilan dikarenakan tidak ikut diskusi, maka dari itu guru memberikan penugasan kepada siswa tersebut. Dalam hal ini responden dibebaskan menjawab pertanyaan lebih dari satu aspek kompetensi yang dilakukan remedial. Tabel 4.14 Data Persentase Teknik Perbaikan Pada Aspek Pengetahuan Dari tabel mengenai persepsi siswa mengenai teknik perbaikan penilaian yang digunakan untuk aspek pengetahuan, bahwa teknik perbaikan yang lebih banyak digunakan adalah tes lisan, tes tertulis dan penugasan. Dalam 5 Hasil wawancara dengan Ade Atikah, Siswi kelas X MIA, pada hari Rabu, 24 Juni 2015 pukul 10.40.00 WIB. Kelas Tes Tertulis Tes Lisan Penugasan X IIS 2 6 15 42 5 14 X MIA 10 28 11 31 7 20 Jumlah 12 34 26 73 12 34 hal ini responden dibebaskan menjawab pertanyaan lebih dari teknik perbaikan pada aspek pengetahuan. Tabel 4.15 Data Persentase Teknik Perbaikan Pada Aspek Keterampilan Kelas Tidak ada Tes Praktik Membuat Paper Lainnya Tes Lisan X IIS 14 40 - - - - 4 11 X MIA 6 17 1 2 6 17 - - X SCI 3 9 - - 1 3 - - Jumlah 23 66 1 2 7 20 4 11 Dari tabel mengenai persepsi siswa mengenai teknik perbaikan penilaian yang digunakan untuk aspek keterampilan, bahwa sebesar 66 siswa berpendapat tidak ada perbaikan dalam hal penilaian keterampilan, namun 20 siswa berpendapat teknik perbaikannya menggunakan paper, 11 siswa berpendapat menggunakan tes lisan dan 3 siswa berpendapat menggunakan tes praktik. Dalam hal ini, ada ketidakcocokan data antara hasil wawancara guru yang menjelaskan bahwa ada remedial kompetensi keterampilan. Untuk itu peneliti mencoba menggali informasi lebih dalam. Menurut Olivia Dita, saya tidak tahu ada perbaikan peniaian keterampilan karena memang saya mengikuti diskusi, presentasi dan juga rajin dating”. 6 Menurut Ade Atikah, “Sewaktu diskusi saya tidak hadir, jadi saya diberikan tugas oleh guru”. 7 Dari kedua hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa siswa yang tuntas keterampilannya adalah siswa yang yang hadir saat penilaian keterampilan, sedangkan bagi yang tidak hadir diberikan tugas oleh guru. 6 Hasil wawancara dengan Olivia Dita, Siswi kelas X MIA, pada hari Rabu, 24 Juni 2015 pukul 10.30 WIB. 7 Hasil wawancara dengan Ade Atikah, Siswi kelas X MIA, pada hari Rabu, 24 Juni 2015 pukul 10.40.00 WIB. Tabel 4.16 Data Persentase Faktor Pendukung Penilaian Dari tabel mengenai persepsi siswa mengenai faktor pendukung implementasi penilaian autentik, beberapa siswa berpendapat berbeda- beda. Faktor pendukung yang utama adalah sarana dan prasarana, kemudian latihan soal yang telah diberikan guru kepada siswa dan faktor siswa seperti prestasi, catatan-catatan siswa, dan lain sebagainya Tabel 4.17 Data Persentase Faktor Penghambat Penilaian Dari tabel mengenai persepsi siswa mengenai faktor penghambat implementasi penilaian autentik, beberapa siswa berpendapat berbeda- beda. Faktor utamanya adalah faktor siswa, seperti kemalasan siswa, dan kondisi kelas yang kurang kondusif. Faktor lainnya adalah sarana prasarana yang kurang mendukung, khususnya bagi kelas IIS, seperti sinyal wifi yang lemah, AC yang panas, LCD yang kurang bagus. Kelas Sarana dan Prasarana Latihan Soal Faktor Siswa X IIS 7 20 10 29 - - X MIA 16 45 5 14 8 23 Jumlah 23 65 15 43 8 23 Kelas Sarana dan Prasarana Faktor Siswa X IIS 11 31 3 9 X MIA - - 4 11 Jumlah 11 31 7 20

C. Analisis Data

1. Pelaksanaan Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik

SMA Negeri 78 Jakarta dipercaya menjadi School of Project atau proyek sekolah kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 20132014. Ketika memasuki tahun pelajaran 20142015 khususnya di semester ganjil, tiba-tiba pemerintah memberhentikan kurikulum 2013 bagi yang sekolah yang baru menerapkan satu semester. Meskipun kurikulum 2013 diberhentikan bagi sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013, SMA Negeri 78 tetap menerapkan kurikulum 2013 sebagai sekolah percontohan kurikulum 2013 dikarenakan SMA Negeri 78 sudah menerapkan kurikulum 2013 selama tiga semester. Pada tahun pelajaran 20142015 atau tahun kedua SMA Negeri 78 Jakarta menerapkan kurikulum 2013, pelatihan guru di SMA Negeri 78 Jakarta masih belum maksimal. Sekitar 30 dari 73 guru belum memperoleh pelatihan mengenai kurikulum 2013. Adapun guru yang menjadi prioritas pelatihan kurikulum 2013 hanya guru mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah, adapun untuk guru sejarah semua guru sudah mendapatkan pelatihan dari pemerintah. Selain itu, ketiga mata pelajaran ini saja yang mendapatkan buku pegangan guru dan siswa yang berbentuk hardcopy. 8 Pada kurikulum 2013 mesyaratkan menggunakan penilaian autentik untuk mengukur hasil belajar siswa secara keseluruhan. Penilaian autentik menitikberatkan tiga aspek penilaian, yaitu penilaian aspek pegetahuan, penilaian aspek keterampilan dan penilaian aspek sikap. Dari ketiga aspek itulah aka ada berbagai teknik dan instrumen yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mengukur hasil belajar. Adapun sebelum membahas mengenai pelaksanaan teknik dan instrumen penilaian autentik di SMA Negeri 78, ada beberapa hal yang perlu diketahui : 8 Hasil wawancara dengan Bapak Ridnan Wargianto, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, pada hari Senin, 24 November 2014 pukul 11.00 WIB, di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Jakarta

a. Persiapan Pelaksanaan Penilaian

Sebelum melaksanakan penilaian, guru harus mempersiapkan atau merencanakan beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian autentik. Menurut Bapak Sumarna, “Sebelum melaksakan penilaian, guru harus mempersiapkan atau membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang didalamnya sudah termuat teknik dan instrumen penilaian”. 9 Lebih jelas persiapan pelaksanaan penilaian dijelaskan oleh Ibu Tri Rahayu Agustin. Menurut Ibu Tri Rahayu Agustin, “Persiapan yang saya lakukan sebelum melaksanakan penilaian adalah memahami KIKD dan juga indikator yang akan diajarkan dalam setiap pertemuan, adapun untuk pelaksanaan penilaian dikelas saya menggunakan daftar nilai per materi yang sudah diberikan oleh sekolah. Untuk format penilaian yang lebih lengkapnya saya hanya lampirkan di RPP yang selanjutnya untuk laporan ke kepala sekolah. Jadi, Untuk setiap pertemuannya saya hanya membawa daftar nilai siswa per materi atau per Kompetensi Dasar KD”. 10 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sumarna dan Ibu Tri Rahayu Agustin, persiapan yang dilakukan oleh kedua guru tersebut adalah dengan membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang didalamnya sudah termuat teknik dan instrumen penilaian. Untuk teknik dan instrumen penilaian disesuaikan dengan Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD yang akan diajarkan, agar penilaian dapat sesuai dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Namun dalam hal persiapan pelaksanaan penilaian autentik ini, masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah, tidak dibuatnya instrumen atau format penilaian, mulai dari instrumen penilaian untuk aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam persiapannya hanya dibuat daftar nilai per materi yang cukup sederhana yang didalamnya sudah termuat 9 Hasil wawancara dengan Bapak Sumarna, Guru Sejarah Indonesia Kelas X dan XI, pada hari kamis, 26 Maret 2015 pukul 11.30 WIB di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Jakarta. 10 Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Rabu, 1 April 2015 pukul 10.20 WIB di Ruang Guru SMA Negeri 78 Jakarta.