itu penerapan penilaian autentik akan dapat mendorong siswa untuk lebih aktif belajar dan menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan nyata”
.
21
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi yang dilakukan dengan berbagai teknik untuk
mengungkapkan atau membuktikan proses dan hasil belajar peserta didik secara holistik baik dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Sebelumnya
Penilaian autentik merupakan perubahan paradigma penilaian dari penilaian sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari table berikut ini:
Tabel 2.2 Perbedaan Penilaian Autentik dengan Penilaian Tradisional
22
No Paradigma Penilaian Tradisional Paradigma Penilaian Autentik
1. Penilaian menekankan pada peringkat dan mengklasifikasikan
siswa Penilaian menekankan pada
kompetisi yang diajarkan
2. Mengesampingkan siswa yang tidak mampu
Membantu siswa yang lemah untuk berkembang
3. Peringkat dan klasifikasi cenderung mendorong kompetisi
yang berlebihan Penilaian kompetensi cenderung
membangun semangat kerja sama
4. Penilaian hanya menitikberatkan pada aspek kognitif pengetahuan
Penilaian menitikberatkan pada tiga ranah,yaitu kognitif
pengetahuan, psikomotorik keterampilan dan afektif sikap
5. Pengumpulan informasi nilai hanya tes
Pengumpulan informasi nilai dengan tes dan non-tes
21
Hartati Muchtar, “Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 14, Tahun ke-9, 2010, h. 72-73
22
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, Bandung: Kaifa, 2012, Cet 15, h. 155
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa perbedaan antara penilaian autentik dan penilaian sebelumnya tradisional cukup signifikan
yang mana pada penilaian autentik pada dasarnya adalah menilai ketiga ranah kompetensi peserta didik mulai dari aspek pengetahuan kognitif, sikap
afektif dan keterampilan psikomotorik. Dengan adanya penilaian autentik maka dapat membantu siswa yang lemah untuk berkembang karena pada
dasarnya penilaian tidak berfokus pada penilaian pengetahuan saja, hal ini akan berdampak pada adanya kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara maksinal. Selain itu pengumpulan informasi pada saat penilaian juga tidak berfokus pada tes saja melainkan non tes, artinya banyak ruang lingkup
yang dinilai dalam penilaian autentik ini mulai dari penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Karakteristik Penilaian Autentik
Penilaian autentik menjadi konsep penilaian yang baik untuk mengetahui kemampuan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, penilaian autentik
menjadi penilaian yang berbeda dengan penilaian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu karakter penilaian
autentik sebelum mengimplementasikan penilaian autentik ini. Menurut Kunandar penilaian autentik mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian
autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar formatif maupun
pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester sumatif
b. Mengukur keterampilan dan permormansi, bukan mengingat fakta.
Artinya, penilaian autententik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan skill
dan kinerja performance, bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta hafalan dan ingatan
c. Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan
penilaian autentik harus secara berkesinambungan terus menerus dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk