Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN
data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan antara lain:
1. Metode Obervasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis.
3
Menurut Lexy J. Moleong, “Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang
diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek”.
4
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa ketika peneliti menggunaan metode observasi atau
pengamatan diharapkan dapat menemukan informasi atau data dari obyek yang diteliti yang sebagaimana biasanya. Dalam metode observasi ini, peneliti
menggunakan observasi non partisipan. Emzir 2010 menyatakan observasi non partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagai penonton
atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjdi topik penelitian, Dengan observasi peneliti berharap mendapatkan data atas informasi yang
akurat tentang pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013. Observasi yang peneliti lakukan dalam hal ini adalah melihat bagaimana pelaksanaan
penilaian autentik yang dilakukan oleh guru Sejarah Indonesia mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan hasil penilaian.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan dua pihak yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan dari pewancara dengan maksud tertentu.
5
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam.
6
Dalam penelitian ini digunakan wawancara semi terstruktur. Menurut Samiaji Sarosa, “wawancara semi terstruktur merupakan
3
Ibid., h. 101.
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995, Cet. 6, h. 126
5
Ibid., h. 135.
6
Sugiyono,op. cit., h. 137.
panduan wawancara yang telah disiapkan yang harus diikuti dengan pertanyaan tambahan untuk menggali lebih jauh jawaban partisipan”.
7
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa dalam melakukan pengumpulan
data dengan metode wawancara, peneliti memiliki kerangka pertanyaan yang pertanyaannya dapat dikembangkan agar dapat menemukan banyak data dan
fokus pengumpulan informasi. Wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum tentang, guru Sejarah Indonesia kelas X di SMA Negeri 78 Jakarta tentang
implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 dan mewancarai para siswa- siswi kelas X SMA Negeri 78 Jakarta tentang penerapan penilaian autentik.
3. Metode Dokumen
Menurut Sugiyono, “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu”.
8
Dokumen yang dimaksud dijelaskan oleh Samiaji Sarosa dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, undang-undang, notulen,
blog, halaman web, foto dan lainnya.
9
Dengan demikian pengumpulan data dengan metode dokumen ini dapat menambah dan memperkuat data selain
metode observasi dan metode wawancara yang dikumpulkan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, buku, foto, transkrip penilaian Sejarah Indonesia SMA N 78 serta catatan terkait penilaian autentik kurikulum 2013
di SMA Negeri 78 Jakarta. Dengan demikian semua aspek yang menjadi bukti tertulis yang berhubungan dengan penilaian autentik kurikulum 203 di
SMA Negeri 78 akan sangat berguna bagi peneliti sebagai informasi atau data yang dapat dianalisis.
7
Sarosa, op. cit., h. 47
8
Sugiyono,op. cit., h. 240.
9
Sarosa, op. cit., h. 61
4. KuesionerAngket
Kuesioner Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden atau subyek
penelitian.
10
Dengan adanya kuesionerangket ini akan menambah dan memperkuat data lain selain metode observasi, wawancara, dan dokumen
analisis yang dikumpulkan dalam penelitian, sehingga data yang telah terkumpul dapat mengungkapkan atau memberika informasi yang benar-
benar diutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan kuesionerangket semi terbuka.
Angket semi terbuka merupakan pertanyaan yang diberikan alternatif jawabannya, namun responden juga dapat menambah jawaban sesuai dengan
keinginan responden. Digunakannya angket semi terbuka dikarenakan responden belum mengetahui secara mendalam mengenai penilaian autentik
dalam kurikulum 2013, sehingga responden perlu diberikan arahan atau alternatif jawaban namun tidak mengurangi kebebasan responden dalam
mejawab pertanyaan. Dalam hal ini peneliti menyebarkan angket kepada subyek pendukung yaitu siswa kelas X SMA Negeri 78 Jakarta. Dengan
demikian dengan adaya angket semi terbuka yang ditujukan kepada siswa dapat mengecek kebenaran atau memadukan data yang telah diperoleh dari
guru dari hasil observasi, wawancara dan dokumen analisisnya. Adapun dalam hal teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan non
probability sampling dengan teknik sampling insidental. Sampling Insidental merupakan penentual sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
11
Dalam hal penggunaan teknik sampling insidental ini, peneliti juga berdasarkan siswa-siswa kelas X yang mendapatkan pelajaran Sejarah
Indonesia.
10
Sugiyono,op. cit., h. 142.
11
Ibid., h. 85