B- Tindak Lanjut Terhadap Hasil yang diperoleh
Jika dilihat dari Tabel Konversi Skor Penilaian Kurikulum 2013 di SMA Negeri 78 Jakarta, bisa diartikan bahwa KKM secara umum yang ditetapkan
oleh SMA Negeri 78 Jakarta untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan adalah 73 atau 2.67, sedangkan kompoetensi sikapnya minimal baik. Untuk
mata pelajaran Sejarah Indonesia KKM pada semester 2 ini dirubah juga menjadi 73, sebelumnya pada semester 1 KKM nya adalah 76, untuk
kompetensi sikapnya juga sama, minimal baik.
44
Dengan demikian dapat dipahami bahwa untuk mata pelajaran Sejarah di SMA 78 pada semester 1
menerapkan KKM sebesar 76 atau 2,87, namun untuk semester 2 menerapkan KKM sebesar 73 atau 2.67 dengan predikat B- dengan keterangan tuntas,
sedangkan untuk kompetensi sikap kriteria ketuntasannya minimal baik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Nilai ketuntasan kompetensi
sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik SB, Baik B, Cukup C, dan Kurang K sebagaimana tertera pada tabel berikut.
Nilai Ketuntasan Sikap Predikat
Sangat Baik SB
Baik B
Cukup C Kurang K
Ketuntasan Belajar untuk sikap KD pada KI-1 dan KI-2 ditetapkan dengan predikat Baik B.
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00
– 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut.
44
Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Sabtu, 4 Juli 2015 pukul 15.00 WIB di Ruang Guru SMA Negeri 78 Jakarta.
Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3,85 – 4,00
A 3,51
– 3,84 A-
3,18 – 3,50
B+ 2,85
– 3,17 B
2,51 – 2,84
B- 2,18
– 2,50 C+
1,85 – 2,17
C 1,51
– 1,84 C-
1,18 – 1,50
D+ 1,00
– 1,17 D
Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.
45
Berdasarkan peraturan tersebut, konversi skor dan juga KKM yang telah ditetapkan di SMA Negeri 78 Jakarta sudah sangat sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah. Adapun apabila ada siswa yang tidak memenuhi KKM yang sudah
ditetapkan maka diadakan perbaikan atau remedial. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu pelaksanaan remedial sebagai berikut:
“Remedial atau perbaikan khusus pada aspek pengetahuan dan keterampilan saja, tidak untuk aspek sikap, jadi kalau untuk aspek sikap
saya tidak menemui ada siswa yang nakal di sini, jadi nilainya minimal saya kasih 3 atau B,dan nilai yang sudah di remedial tidak boleh melebihi
KKM yaitu 73, jika setelah diremedial belum tuntas juga maka siswa
45
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah. h 11 - 12
tersebut harus masuk klinik atau dididik lebih intensif lagi sampai betul- betul tuntas.
”.
46
Pendapat ini juga dipertegas oleh Bapak Ridnan Wargianto, “Apabila ada siswa yang belum tuntas setelah diadakan remedial maka siswa masuk klinik
dengan melaksanakan semester pendek selama 6-8 pertemuan. Pertemuan diadakan
satu minggu sekali”.
47
Dalam panduan sks SMA Negeri 78 dijelaskan bahwa kegiatan semester pendek dan atau klinik belajar dilaksanakan hanya untuk memperbaiki nilai
karena belum mencapai kelulusan mata pelajaran sampai akhir semester. a
Jadwal semester pendek ditentukan oleh sekolah dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung.
b Kegiatan semester pendek dapat dilakukan pada hari belajar sore hari
atau pada jeda antar semester dengan mengacu pada hasil ketuntasan kompetensi mata pelajaran
c Kegiatan semester pendek dilakukan dalam 8 pertemuan yang diakhiri
dengan penilaian UAS.
48
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa pelaksanaan atau perbaikan nilai yang dilakukan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 78 hanya pada
aspek pengetahuan dan keterampilan saja, apabila ada anak yang tidak tuntas atau tidak memenuhi KKM pada aspek pengetahuan dan keterampilan barulah
diadakan remedial atau semester pendek, namun untuk aspek sikap, guru memberikan nilai minimal 3 atau B, karena guru meyakini tidak ada anak yang
nakal di SMA N 78. Dalam hal ini terdapat kekeliruan oleh guru dalam hal menilai sikap
peserta didik, dimana penilaian sikap peserta didik disamakan semua nilainya dan minimal diberikan nilai 3 atau baik. Menurut Kunandar, “pencapaian
kompetensi sikap harus dinilai oleh guru secara berkesinambungan dengan
46
Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Sabtu, 4 Juli 2015 pukul 15.00 WIB di Ruang Guru SMA Negeri 78 Jakarta
47
Hasil wawancara dengan Bapak Ridnan Wargianto, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, pada hari Jum’at, 5 Juni 2015 pukul 11.00 WIB, di Ruang Wakil Kepala Sekolah
SMA Negeri 78 Jakarta.
48
Panduan Pelaksanaan SKS SMA Negeri 78 Jakarta. h. 11-12
menggunakan instrumen tertentu”.
49
Selain itu, menurut Kunandar, “Pembinaan peserta didik yang secara umum profil sikapnya belum berkategori
baik dilakukan secara holistik paling tidak guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua”.
50
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa guru sebetulnya tidak bisa menyamaratakan penilaian sikap kepada seluruh siswa, atau hanya
berkeyakinan atas dasar tidak ada siswa yang nakal maka penilaian sikapnya tuntas. Padahal untuk menilai sikap diperlukan beberapa indikator penilaian
agar dapat terdiagnosa perilaku siswa secara berkesinambungan. Dengan demikian apabila telah terdiagnosa ditemukan beberapa permasalahan yang
menyangkut sikap dan perilaku siswa maka ada proses pembinaan dengan melibatkan guru mata pelajaran, guru BK, dan orang tua agar permasalahan
sikap dan perilaku siswa tersebut dapat terselesaikan. Adapun untuk tindak lanjut dari hasil penilaian pengetahuan dan
keterampilan sudah sangat tepat dimana apabila setelah diadakan remedial atau perbaikan masih ada juga siswa yang tidak bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM sebesar 73 maka siswa tersebut harus masuk klinik. Dengan masuk klinik siswa diberikan pembelajaran yang lebih intensif khusus materi
yang belum tuntas. Klinik ini disebut dengan program semester pendek dimana semester pendek dilakukan pada hari belajar sore hari atau pada jeda antar
semester dalam 8 pertemuan yang diakhiri dengan penilaian UAS.