dan perilaku yang spesifik dan akan mengarahkan pada hasil yang spesifik. Kepercayaan yang dikatakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk antara objek,
atribut, dan manfaat, didasarkan atas proses pembelajaran kognitif. Hasil dari penelitian terdahulu juga mendukung karena dari hasil penelitian terdahulu
juga menyatakan hasil yang positif dan signifikan atas komponen kognitif terhadap Loyalitas .
Variabel Pengetahuan konsumen komponen kognitif X
1
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi
Pepsodent Y, hal ini terlihat dari nilai t
hitung
2.496 t
tabel
1,664 dan nilai signifikan 0.015 0.05
4.5.2 Pengaruh Komponen Afektif terhadap Loyalitas
Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap komponen afektif atau perasaan X
2
diketahui bahwa jawaban yang paling dominan sangat setuju terdapat pada pernyataan pertama yaitu saya merasa bersimpati terhadap program CSR
“Kampanye menyikat gigi malam sebelum tidur dan Pemeriksaan gigi gratis”. Menurut Schiffman dan Kanuk et al. dalam Sumarwan 2002:147, afektif
menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap
produk atau merek. Afektif menggambarkan pada penilaian konsumen terhadap suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai. Pada penelitian ini
variabel dari afektif meliputi kesenangan terhadap program CSR dan penilaian konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel perasaan konsumen komponen afektif X
2
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent Yhal ini terlihat dari nilai
t
hitung
2.597 t
tabel
1,661 dan nilai signifikan 0.013 0.05, ini berarti konsumen sudah merasa bahwa program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan Pepsodent
penting serta merasa senang terhadap program tersebut, meskipun demikian perusahaan harus tetap melakukan program Corporate SocialResponsibility
dengan baik agar dapat lebih dirasakan konsumen. Hasil dari peneli
tian terdahulu juga komponen afektif X
2
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi
Pepsodent Y, hal ini terlihat dari nilai t
hitung
2.148 t
tabel
1,664 dan nilai signifikan 0.035 0.05.
4.5.3 Pengaruh Komponen Konatif terhadap Loyalitas
Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap komponen konatif atau keinginan melakukan tindakan X
3
diketahui bahwa jawaban yang paling dominan sangat setuju terdapat pada pernyataan pertama yaitu saya mendukung
program CSR “Kampanye menyikat gigi malam sebelum tidur dan Pemeriksaan gigi gratis.
Hasil pada penelitian ini didapat bahwa variabel keinginan melakukan tindakan konsumen komponen konatif X
3
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent Y,, hal ini
terlihat dari nilai t
hitung
2.542 t
tabel
1,661 dan nilai signifikan 0.011 0.05 ini berarti konsumen sudah mendukung kegiatan yang dilakukan Pepsodent
melalui programCorporate Social Responsibility dengan mengikuti perkembangannya, sertaberkeinginan untuk membeli pasta gigi Pepsodent
tersebut. Meskipun demikian, perusahaan harus lebih bekerja keras untuk lebih
dapat memberikan kepuasan terhadap konsumennya karena tidak semua konsumen merasa puas dengan program Corporate Social Responsibility yang
telah dilakukan Pepsodent.PT.Unilever Indonesia,Tbk. Selama ini selalu berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan programCorporate Social Responsibility dengan selalu melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap
loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk melakukan perbaikan melalui komponen kognitif
atau pengetahuan, afektif atau perasaan, kognatif atau keinginan melakukan tindakan menerapkan program CorporateSocial Responsibility terhadap loyalitas
konsumen pada pasta gigi Pepsodent. Menurut Making Good Business Sense dalam Wibisono 2007:7
mendefinisikanCorporate Social Responsibility CSR adalah sebagai komitmen dunia usahauntuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas
komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Pada penilitian terdahulu juga menyatakan
variabel keinginan melakukan tindakan konsumen komponen konatif X
3
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent Y, hal ini terlihat
dari nilai t
hitung
6.772 t
tabel
1,664 dan nilai signifikan 0.000 0.05.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkanhasil Uji-F variabel sikap konsumen terhadap penerapan
program Corporate Social Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif X
1
, komponen afektif X
2
, komponen konatif X
3
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara Y. 2.
Berdasarkan hasil Uji t variabel sikap yang terdiri dari komponen kognitif X
1
, komponen afektif X
2
, komponen konatif X
3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Y. Variabel sikap komponen kognitif berpengaruh lebih dominan
dibandingkan dengan komponen kognitif X
2
, komponen afektif X
3
. 3.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi R
2
maka diperoleh nilai sebesar 69.2 loyalitas konsumen pada pasta gigi Pepsodent Y dapat
dijelaskan oleh sikap konsumen komponen kognitif X
1
, komponen afektif X
2
, komponen konatif X
3
, sedangkan sisanya 30.8 dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.