3. Skala moral disengagement
Moral disengagement diukur dengan menggunakan kuesioner yang peneliti terjemahkan dan modifikasi dari skala moral disengagement Hymel et.al 2005.
Alat ukur ini terdiri dari 18 item yang memiliki empat kategori yaitu: cognitive restructuring, minimizing agency, distortion of negative consequences dan
blamingdehumanizing the victim. Adapun blue print skala moral disengagement dijelaskan dalam tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4
Blue print skala moral disengagement
No. Dimensi
Indikator Favo
Unfavo Jumlah
1. Cognitive
restructuring Menganggap agresivitas
adalah wajar 1,9,13,16
5 5
2. Minimizing
agency Tidak bertanggung
jawab atas terjadinya perilaku agresif dengan
melemparkan tanggung jawab tersebut kepada
orang lainorang yang memiliki otoritas
2,6 10
3
3. Distortion of
negative consequences
Mengabaikan akibat dari perilaku agresif
3,7,11,14 -
4
4. Blaming
dehumanizing the victim
Menyalahkan korban dan menganggap
agresivitas terjadi karena mereka sendiri korban
4,8,12,15,1 7,18
- 6
Jumlah 14
4 18
3.4 Uji Validitas Konstruk
Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas konstruk instrumen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan CFA Confirmatory Factor
Analysis untuk pengujian vaiditas instrument, yaitu instrumen 1 agresivitas, 2 religiusitas dan 3 moral disengagement. Umar 2011 menjelaskan langkah-langkah
yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil CFA yang baik adalah: 1.
Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.
Konsep ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap
subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subskala bersifat unidimensional.
3. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square
yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan p 0,05 berarti semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square
signifikan p0,05, maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji sesuai langkah kedua berikut ini.
4. Jika nilai Chi-Square signifikan p 0,05, maka dilakukan modifikasi model
pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang
ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain mengukur lebih dari satu konstruk atau multidimensional. Jika setelah beberapa kesalahan
pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit, maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah
selanjutnya. 5.
Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai
koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih besar dari 1,96 absolut, maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam
mengukur faktor yang hendak diukur tidak di-drop. 6.
Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Perlu dicatat bahwa untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan misal: personality
inventory, jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah skoringnya yang diubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku
perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di-drop. 7.
Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga
mengukur hal lain. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software
LISREL Joreskog dan Sorbom, 1999. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan pada sub bab berikut.
3.4.1 Uji validitas konstruk agresivitas 3.4.1.1 Agresivitas fisik
Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur agresivitas fisik. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 105,56, df = 27, p- value = 0,00000, RMSEA = 0,124. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Path diagram faktor agresivitas fisik
Berdasarkan gambar 3.1, terlihat Chi-Square = 33,53, df = 22, p-value = 0,05475, RMSEA = 0,053. Dari hasil tersebut menunjukkan p-value 0,05 tidak
signifikan, artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agresivitas fisik.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Muatan faktor item agresivitas fisik
No. item
Koefisien Standard
Error Nilai t
Signifikan Muatan
Korelasi kesalahan
Keterangan
1 0,30
0,08 3,58
V +
2 2
0,63 0,08
8,06 V
+ 3
0,74 0,08
9,64 V
+ 4
0,36 0,08
4,38 V
+ 2
5 0,24
0,09 2,77
V +
1 6
0,63 0,08
8,17 V
+ 1
7 0,27
0,08 3,24
V +
1 8
0,25 0,08
2,96 V
+ 3
9 0,30
0,08 3,62
V +
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96, X = tidak signifikan, di drop
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat seluruh item memiliki t 1,96. Pada kolom koefisien tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Berdasarkan
hasil korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran 5. Secara keseluruhan tidak ada item yang di drop, artinya semua item
akan di analisis dalam perhitungan skor faktor.