Kesimpulan KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
                                                                                Selanjutnya,  dari  hasil  penelitian  mengenai  pengaruh  moral  disengagement dengan  diikutsertakan  semua  variabelnya,  hanya  ditemukan  satu  dimensi  yang
berpengaruh  yaitu  dimensi  blamingdehumanizing  the  victim  sedangkan  dimensi yang  lainnya  tidak  berpengaruh.  Hal  ini  sesuai  dengan  penelitian  sebelumnya  yang
dilakukan  oleh  Hymel,  et.al.  2005  yang  mengemukakan  bahwa  terdapat  pengaruh dari blamingdehumanizing the victim terhadap agresivitas.
Dimensi  cognitive  restructuring  tidak  memiliki  pengaruh  yang  signifikan terhadap  agresivitas.  Hasil  penelitian  ini  tidak  sejalan  dengan  penelitian  terdahulu
yang  dilakukan  oleh  Hymel  et.al.,  2005  yang  menyatakan  bahwa  moral disengagement  dalam  hal  ini  cognitive  restructuring  berhubungan  positif  dengan
agresivitas.  Peneliti  mengasumsikan  perbedaan  hasil  penelitian  karena  berbedanya karakteristik  umur  sampel,  yaitu  pada  penelitian  ini  menggunakan  sampel  usia
dewasa  yang  dalam  hal  kognitifnya  jelas  lebih  mantap  dibandingkan  dengan  usia remaja. William Perry dalam Santrock, 2002 mengemukakan bahwa remaja sering
memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar – seperti benarsalah atau
baikburuk. Pada waktu kaum muda mulai matang dan memasuki tahun-tahun masa dewasa, mereka mulai  menyadari perbedaan pendapat  dan berbagai  perspektif  yang
dipegang  orang  lain,  yang  mengguncang  pandangan  dualistik  mereka.  Pemikiran dualistik  mereka  digantikan  oleh  pemikiran  beragam.  Pada  waktu  pendapat  pribadi
ditentang  oleh  orang  lain,  pemikiran  yang  beragam  menghasilkan  pemikiran  yang relatif  tunduk,  di  mana  pendekatan  yang  analitis  dan  evaluatif  terhadap  ilmu
pengetahuan secara sadar dan aktif dilakukan. Orang dewasa memahami bahwa arti dari sebuah peristiwa dihubungkan dengan konteks di mana peristiwa itu terjadi dan
dibatasi pada kerangka berpikir individu yang digunakan untuk memahami peristiwa tersebut.
Sedangkan hasil pada variabel  minimizing  agency dan distortion of negative consequences  sesuai  dengan  penelitian  Hymel,  et.al.,  2005  bahwa  tidak  ada
pengaruh yang signifikan minimizing agency dan distortion of negative consequences terhadap  agresivitas.  Peneliti  berasumsi  bahwa  yang  menyebabkan  hasil  penelitian
ini  tidak  signifikan  karena  dalam  penelitian  ini  pemilihan  sampel  diambil  secara accidental  sampling  sehingga  ketika  kuesioner  disebarkan  tidak  ada  seleksi  untuk
sampel  yang  benar-benar  mengalami  moral  disengagement.  Hasil  kategorisasi  juga menyatakan bahwa masyarakat desa Kampung Melayu Timur kecamatan Teluknaga,
Tangerang cenderung memiliki tingkat minimizing agency dan distortion of negative consequences yang rendah. Hal ini berarti masyarakat desa Kampung Melayu Timur
kecamatan Teluknaga, Tangerang cenderung tidak memindahkan atau menyebarkan tanggung  jawab  kepada  orang  lain  dan  tidak  mengabaikan  konsekuensi  sehingga
moral  disengagement  yang  memprediksi  agresivitas  yang  terjadi  di  masyarakat berada pada tingkatan yang rendah.
Pada  penelitian  ini  karakterisitik  sampel  termasuk  dalam  masa  dewasa dengan  rentang  usia  20
–  50  tahun.  Schaie  dalam  Santrock,  2002  menyatakan bahwa  pada  masa  dewasa  terjadi  fase  eksekutif,  yaitu  di  mana  seseorang