40 berinteraksi dengan guru. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan prestasi
belajar yang dicapai kemungkinan cenderung menurun. Sebaliknya bagi siswa yang akan bertanya bila ada yang kurang jelas dalam pelajaran maka ia akan
memiliki keinginan untuk berusaha menguasai segala materi dan ketrampilan pada pelajaran praktik pengelasan sehingga prestasi belajarnya cenderung tinggi.
Dengan demikian dapat diduga bahwa interaksi siswa dengan guru berpengaruh terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran praktik pengelasan.
3. Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Interaksi Dengan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Praktik Pengelasan.
Siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi akan terdorong melakukan aktivitas pelajaran praktik pengelasan sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan sehingga dalam prosesnya akan berjalan dengan lancar dan hasilnya akan memuaskan sehingga prestasi akan meningkat. Siswa yang
mempunyai keinginan berinteraksi dengan guru akan tumbuh motivasi dalam dirinya untuk berprestasi. Kemungkinan siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan
yang tinggi dan interaksi dengan guru yang tinggi maka akan memiliki prestasi yang lebih tinggi. Dengan demikian dapat diduga bahwa kedisiplinan siswa dan
interaksi siswa dengan guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran praktik pengelasan.
C. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan pengaruh kedisiplinan siswa dan interaksi dengan guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik
pengelasan adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh oleh Suranti 2010 yang berjudul hubungan
antara minat belajar, motivasi prestasi dan interaksi sekolah dengan prestasi
41 belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Yogyakarta. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara interaksi sosial dengan prestasi belajar siswa keals X di SMK Negeri 1 Yogyakarta yang ditunjukkan
dengan koefisien korelasi r
x2y
sebesar 0,540 lebih besar daripada r
tabel
pada taraf signifikasi 5 sebesar 0,235 dengan nilai P lebih kecil dari pada 0,05 artinya
semakin baik interaksi sosial maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Singgih Tego Saputro 2012 yang berjudul
pengaruh disiplin belajar dan lingkungan teman sebaya terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akutansi Angkatan 2009
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan disiplin belajar
terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Akutansi Angkatan 2009 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta yang
ditunjukan dengan nilai t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
yaitu: 7,780 1,984 dengan koefisien determinasi sebesar 0,345 yang artinya sebesar 34,5
variabel ini mempengaruhi prestasi belajar.
D. Hipotesis
Berdasarkan hasil kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis. Menurut Sugiyono 2010: 96 dalam buku metode penelitian
pendidikan disebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, kerena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
42 belum jawaban empirik dengan data. Menurut
Sukardi 2011: 42 hipotesis
penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau research question. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis penelitian pada umumnya sama
banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang ditetapkan dalam rencana penelitian.
1. Kedisiplinan siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik pengelasan.
2. Interaksi siswa dengan guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik pengelasan.
3. Kedisiplinan siswa dan interaksi dengan guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik
pengelasan.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh kebenaran ilmiah. Untuk memperoleh kebenaran tersebut, diperlukan adanya suatu metode
penelitian. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan logika dasar yaitu jika maka . Dalam penelitian
tidak ada manipulasi langsung terhadap variabel independen Sugiyono, 2010: 8. Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas
telah terjadi ketika penelitian mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Sukardi, 2012: 165
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto karena variabel bebas dalam penelitian ini tidak dikendalikan atau diperlakukan khusus melainkan hanya
mengungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada diri responden sebelum penelitian ini dilaksanakan. Ex post facto sebagai metode
penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberi perlakuan lagi, tinggal
melihat efeknya pada variabel terikat Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 56.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul yang beralamat di Pos Kemusuk, Sedayu, Argomulyo, Bantul, Yogyakarta 55753. Sedangkan
pelaksanaan penelitian dijadwalkan pada bulan April 2015.