17
a. Kata kerja yang menyatakan tindakan atau perbuatan, seperti :
membangun, makan, menendang, berlari dan pergi. b.
Kata kerja yang menyatakan pengalaman batin, menyatakan sikap, emosi atau perasaan, seperti : bosan, tahu, mengerti,
sadar, takut dan bangga. c.
Kata kerja yang menyatakan proses atau perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lain, seperti : mnguning, mencair,
mendidih, tenggelam, terbit, dan membulat. d.
Kata kerja yang menyatakan keadaan lahiriah sesuatu, seperti : kosong, bergetar, terbuka, menggigil, dan berbekas.
Ruang lingkup kosakata yang dikembangkan dalam penelitian ini sesuai dengan isi standar kompetensi pada kurikulum yang digunakan sekolah di
kelas rendah, yaitu benda-benda di lingkungan sekitar, yang standar kompetensinya menampilkan bacaan dan surat untuk teman dan
kompetensi dasarnya adalah melengkapi pada bagian awal tengah atau akhir cerita yang hilang rumpang dengan katakalimat yang tepat
sehingga menjadi cerita yang padu. Pada penelitian ini fokus utama untuk meningkatkan kemampuan koskata benda dan kerja, dan melengkapi
kalimat yang rumpang.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Penguasaan Kosakata
Kemampuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu maupun lingkungan, begitu pula dengan
kemampuan kosakata. Dalam mempelajari dan memiliki kemampuan kosakata yang memadai juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus
diperhatikan agar kemampuan kosakata tersebut juga membantu perkembangan bahasa dan bicara siswa. Menurut Edja Sadjaah 2005:
140, faktor yang mempengaruhi penguasaan kosakata diantaranya, yaitu:
18
a. Faktor psikologis – internal: menyangkut aspek intelegensi,
minat anak terhadap sesuatu yang dilihat, diraba, dirasakan, diinginkan yang diekspresikan olehnya. Adanya kemampuan
meniru, kemampuan berfikir, dan kemampuan emosional terhadap sesuatu di lingkungannya.
b. Faktor fisiologis: menyangkut ketajaman pendengaran
kemampuan memanfaatkan sisa pendengarannya untuk mengindera bunyi yang disebut bahasa atau kata
– kata. Kondisi perangkat alat bicara dan susunan syaraf yang berfungsi baik,
mampu mengendalikan
otot – otot bicara untuk
mengekspresikan tuturan kata dengan baik. c.
Faktor lingkungan: keberadaan orang - orang sekitarnya yang mampu berbahasa bicara secara baik dan benar sesuai pola
– pola linguistis, kemampuan orang
–orang terdekatnya dalam mengekspresikan bahasa
– bicara secara jelas artikulasi sesuai dengan pola standar ucapan bunyi bahasa, kemampuan orang
terdekatnya dalam memotivasi keberanian mengekspresikan bahasanya.
Dardjowidjojo 2008: 258 menyebutkan bahwa kosakata awal yang diketahui anak diperoleh dari ujaran di lingkungannya. Pendapat lain
disampaikan oleh Murni Winarsi 2007: 44, bahwa ada dua faktor yang dapat
mengganggu perkembangan
bahasa yang
mempengaruhi kemampuan kosakata, yaitu faktor medis yaitu gangguan akibat fungsi
otak atau akibat kelainan alat bicara dan pendengaran. Faktor sosial yaitu gangguan akibat lingkungan kehiduan manusia yang tidak alamiah, seperti
tersisih atau terisolasi dari lingkungan kehidupan masyarakat yang sewajarnya.
Pendapat para ahli di atas menegaskan bahwa ada berbagai macam hal, keadaan dan kondisi yang menjadi faktor dalam tingkat kemampuan
kosakata. Faktor tersebut yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu atau internal dan faktor yang terdapat di lingkungan atau eksternal. Begitu
pula yang terjadi pada anak tunarungu, terdapat banyak faktor yang
19
mempengaruhi kemampuan kosakatanya, diantaranya organ bicara, akibat kelainan fungsi pendengaran, usia, kemampuan kognitif anak serta
lingkungan. Lingkungan dalam hal ini juga turut berpengaruh terhadap kemampuan kosakata anak karena merupakan tempat anak beradaptasi,
mengembangkan kemampuan, keterampilannya serta pemahamannya terhadap berbagai hal termasuk penguasaan kosakata.
C. Kajian Tentang Metode Guided Discovery