32
c. Karakteristik dari Aspek Fisik Dan Kesehatan
Pada aspek kesehatan, anak tunarungu sama seperti anak-anak pada umunya yang mampu merawat dirinya sendiri. Kondisi fisik anak
tunarungu normal seperti anak pada umumnya. Gerakan tangan dan mata anak tunarungu sangat cepat dikarenakan merupakan sumber
dimana anak tunarungu memperoleh informasi. Tetapi untuk hal keseimbangan, anak tunarungu mengalami hambatan yang diakibatkan
dari terganggunya fungsi yang mengatur tentang keseimbangan. Begitu pula tentang motorik halus anak.
Dari karakteristik di atas, seorang pendidik harus mampu mempelajari dan memahami tentang kondisi peserta didiknya. Hal ini
sangat penting agar dapat menjalin interaksi dengan peserta didik, sehingga dapat memberikan pendidikan atau informasi kepada anak
tunarungu. Memahami lebih jauh anak tunarungu, berarti mengerti cara mendidik dan menangani anak tunarungu.
3. Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu
Gangguan dalam berbahasa banyak dialami oleh anak berkebutuhan khusus, begitu pula anak tunarungu. Anak tunarungu mengalami hambatan
pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam berbahasa. Menurut Tarmansyah 1996: 2, anak tunarungu sering dijumpai bicara yang
menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang benar, sehingga diperlukan pembelajaran kepada anak tunarungu sejak dini untuk
menunjang kemampuan berkomunikasinya.
33
Menurut Salim dalam Tarmansyah, 1984: 13, pola perkembangan bahasa bicara anak tunarungu yaitu :
a. Pada awal masa meraban, anak tunarungu tidak mengalami
hambatan karena hal tersebut merupakan kegiatan alami dari pernafasan dan pita suara. Pada saat akhir meraban mulailah
terjadi perbedaan bahasa pada tahap meraban sebagai awal perkembangan bicara terhenti.
b. Pada masa meniru, anak tunarungu terbatas pada peniruan
visual, yaitu gerak dan isyarat. Oleh karena itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa bahasa isyarat merupakan bahasa ibu
anak tunarungu, sedangkan bahasa bicara merupakan bahasa asing bagi anak tunarungu.
c. Perkembangan bahasa dan bicara selanjutnya pada anak
tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai dengan taraf ketunarunguan dan kemampuan yang
dimiliki.
Dari pendapat para ahli di atas bahwa tahap perkembangan bahasa anak tunarungu pada awalnya sama dengan anak-anak normal pada
lainnya. Perkembangan bahasa pada masa meniru, anak tunarungu perkembangannya terbatas pada peniruan visual, yaitu gerak dan isyarat
sedangkan peniruan secara audio mengalami hambatan. Perkembangan bahasa anak tunarungu dapat berkembang dengan baik apabila dilakukan
perbaikan, pembinaan, dan treatment secara khusus dan intensif sesuai dengan tingkat ketunarunguannya dan kemampuan yang dimiliki anak.
Sebagai pendidik sangat perlu memahami perkembangan bahasa anak tunarungu, agar pendidik mengetahui dan memahami pendidikan yang
tepat bagi anak, khususnya dengan memberikan pendidikan penguasaan kosakata.
34
E. Penelitian Relevan