Jenis- jenis keaktifan belajar

43 8 Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Selama proses pembelajaran siswa akan menemukan permasalahan berupa materi yang belum dipahami. Rasa keingintahuan tersebut mendorong siswa untuk aktif bertanya kepada guru maupun teman. Biasanya dalam pelajaran praktik siswa akan mencoba untuk mempraktekannya. Siswa yang aktif akan menemukakan hasil pemikiran dan pendapatnya mengenai informasi tertentu. Berdasarkan uraian yang dikemukakan para ahli mengenai keaktifan, maka keaktifan siswa dapat dilihat dan dinilai dalam penelitian ini hanya terbatas pada enam indikator yang disusun peneliti yaitu: 1 memperhatikan penjelasan guru; 2 mengeluarkan pendapat; 3 mengajukanmenjawab pertanyaan; 4 bersemangat dalam belajar di kelas; 5 menyelesaikan soal; 6 menaruh minat pada aplikasi.

c. Faktor yang menumbuhkan keaktifan belajar

Keaktifan belajar merupakan salah satu faktor penting untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Keaktifan belajar siswa tidak dapat muncul dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terciptanya keaktifan belajar siswa. Gagne dan Briggs Martinis Yamin, 2007: 84 menyebutkan 9 aspek yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu: 1 Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2 Menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada siswa. 3 Meningkatkan kompetensi prasyarat kepada siswa. 44 4 Memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari. 5 Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6 Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7 Memberikan umpan balik feedback. 8 Melakukan latihan-latihan terhadap siswa berupa tes sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9 Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran. Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh M. Uzer Usman 2009: 26-27, cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan- kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar. Mc. Keachie Warsono, 2012: 8, menyebutkan enam dimensi implementasi pembelajaran siswa aktif, antara lain: 1 Partisipasi siswa dalam menemukan tujuan kegiatan pembelajaran. 2 Penekanan kepada aspek dalam pembelajaran. 45 3 Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terutama yang membentuk interaksi antar murid. 4 Penerimaan guru terhadap perbuatan atau sumbangan siswa yang kurang relevan atau karena siswa berbuat kesalahan. 5 Keeratan hubungan kelas sebagai kelompok. 6 Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan yang penting dalam kegiatan sekolah. Guru berkewajiban untuk menyampaikan materi dan pengetahuan, selain itu guru juga harus dapat mengembangkan belajar siswa dengan membuat siswa aktif. Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran sangat penting, karena merupakan salah satu keberhasilan akan hasil belajarnya. Salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menumbuhkan keaktifan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menarik perhatian siswa guna meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil keputusan dan motivasi berupa dorongan belajar. Selain itu guru juga harus memberikan pengajaran yang jelas dan tepat dengan tujuan mengajar yang ingin dicapai.

d. Manfaat keaktifan belajar

Aktivitas belajar merupakan salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan aktivitas dalam pembelajaran siswa dapat mencari pengalamannya sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, memupuk kerjasama antar 46 siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan bakat masing-masing. Rousseau Sardiman, 2012: 96 menyatakan segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik rohani maupun teknis. Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif. Guru harus mampu mengembangkan model pembelajaran yang mendorong aktivitas siswa. Dengan cara melibatkan siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Martinis Yamin 2007: 77, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikit kritis, dan dapat memecahkan permasalahan yang ia hadapi dalam kehidupannya. Siswa bukanlah subjek yang harus dijejali informasi, tetapi mereka adalah subjek yang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Wina Sanjaya 2010: 136 perlunya pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas belajar siswa adalah siswa merupakan subjek pembelajaran, yaitu: 1 Siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan. 2 Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda. 3 Siswa pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya. 4 Siswa memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Aktivitas belajar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki siswa. Potensi dan bakat yang dimiliki siswa akan berkembang jika siswa aktif dalam pembelajaran.

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN MIKROKONTROLLER KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SALATIGA

1 7 124

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PENGENDALI DI KELAS XI MEKATRONIKA SMK NEGERI 2 CIMAHI.

0 2 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN CNC DASAR KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK MESIN SMK NEGERI 2 WONOSARI.

0 0 168

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TUNE-UP MOTOR BENSIN KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH CAWAS.

0 0 153

IMLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 2 SEWON.

0 5 337

PENERAPAN BUKU SAKU MASTERCAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DI SMK N 2 DEPOK SLEMAN.

0 8 258

PENERAPAN MODUL MESIN BUBUT CNC UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

1 10 245

PENERAPAN MODUL MESIN BUBUT CNC UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIVAN DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN CNC DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

0 0 245

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TP 1 SMK MURNI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Ikhwani | Jurnal Nosel 8165 1

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TP PADA MATA PELAJARAN MESIN BUBUT DASAR SMK MURNI 1 SURAKARTA - UNS Institutional Repository

0 0 17