4 berdasarkan wawancara terhadap ketua Program Keahlian Teknik Pemesinan
dan guru mata pelajaran teori bubut diperoleh informasi tentang siswa, peran guru, keaktifan belajar siswa dan kompetensi siswa belum dikatakan
memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada keaktifan belajar siswa saat kegiatan belajar mengajar di kelas, masih terdapat siswa yang belum fokus dan masih
asik mengobrol dengan teman maupun bermain telepon genggam dan juga kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari soal yang diberikan juga
belum semua siswa dapat mengerjakan dan tepat. Kompetensi siswa juga belum maksimal khususnya pada mata pelajaran teori bubut. Siswa masih belum cukup
menguasai dalam materi perhitungan mesin sehingga masih banyak siswa yang belum paham pada pengerjaan perhitungan mesin dengan benar. Nilai siswa
pada mata pelajaran teori bubut masih kurang dikarenakan masih banyak nilai siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Kelulusan Minimal KKM, oleh sebab
itu diperlukan perbaikan baik di metode pembelajaran dan media penunjang yang dapat meningkatkan kompetensi siswa di dalam mata pelajaran teori bubut.
Di SMK Negeri 2 Yogyakarta khususnya Program Keahlian Teknik Pemesinan mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar dan
kompetensi siswa. Faktor tersebut antara lain faktor fasilitas pendukung belajar yang lebih efektif dan bervariasi yang digunakan dalam proses pembelajaran
agar siswa tidak mudah bosan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kemudian faktor kurangnya metode pembelajaran yang menarik, sehingga para
siswa belum sepenuhnya paham dan fokus mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Kegiatan pembelajaran yang berlaku masih dirasa kurang efektif
karena untuk kelas XI TP 1 masih banyak siswa yang kurang bisa fokus dan tidak aktif belajar dan hanya bermain mobile phone di kelas pada saat mata
5 pelajaran berlangsung sehingga materi dan kompetensi tidak dapat diraih
maksimal oleh siswa bersangkutan. Dari penjelasan di atas menunjukkan terdapat faktor-faktor yang
menghambat keaktifan belajar dan kompetensi siswa. Perlunya fasilitas pendukung dalam mengajar dan dibantu oleh peran guru, sehingga dalam
penelitian ini dikaji faktor-faktor tersebut agar dapat mengetahui sejauh mana pengaruhnya terhadap kompetensi dan keaktifan belajar siswa pada teori bubut.
Direktorat Pembinaan SMK mempunyai program pengadaan tablet Android e-Pembelajaran untuk SMK se-Indonesia tahun 2014. Melalui program tersebut
dimaksudkan agar dapat membantu siswa dalam belajar dan mengembangkan kompetensinya namun program ini belum maksimal terwujud dan dinikmati oleh
siswa SMK di seluruh Indonesia. Oleh karena itu dengan tujuan menunjang program tersebut perlunya penggunaan mobile phone berbasis android
menggunakan aplikasi yang menunjang pembelajaran sesuai jurusan masing- masing, di samping itu hampir setiap siswa memiliki mobile phone android
sehingga akan lebih mudah dalam penggunaan aplikasi penunjang untuk pembelajaran di kelas. Dari pernyataan tersebut, penulis bermaksud membuat
skripsi dengan judul:
“Penerapan aplikasi CNC Multi Calculator untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Kompetensi siswa pada mata pelajaran Teori Bubut kelas XI TP
1 di SMK Negeri 2 Yogyakarta”
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan aplikasi CNC Multi Calculator terhadap peningkatan keaktifan belajar dan kompetensi siswa di SMK
Negeri 2 Yogyakarta pada siswa kelas XI TP 1 Program Keahlian Teknik Pemesinan.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya fasilitas pendukung proses pembelajaran untuk siswa SMK khususnya pada Program Keahlian Teknik Pemesinan mata pelajaran teori
bubut. 2. Kurangnya kesadaran siswa dalam penggunaan mobile phone untuk
menunjang kompetensi belajar siswa. 3. Belum maksimalnya program Pengadaan Tablet Android e-Pembelajaran
untuk siswa SMK se-Indonesia. 4. Rendahnya keaktifan belajar siswa di dalam kelas pada mata pelajaran
teori bubut. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa masih asik bermain mobile phone.
5. Tidak adanya aplikasi yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran teori bubut agar siswa dapat lebih aktif dan
memiliki kompetensi maksimal. 6. Belum maksimalnya kompetensi siswa SMK khususnya Program Keahlian
Teknik Pemesinan pada mata pelajaran teori bubut khususnya pada materi perhitungan pada mesin bubut.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak hal yang dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kompetensi siswa.
Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada penerapan aplikasi CNC Multi Calculator untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kompetensi siswa pada
mata pelajaran teori bubut kelas XI TP 1 di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
7 Pembatasan materi lebih difokuskan pada perhitungan pada mesin bubut pada
mata pelajaran teori bubut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan aplikasi CNC Multi Calculator yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran siswa ?
2. Bagaimanakah penerapan
aplikasi CNC Multi Calculator untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran teori bubut kelas XI TP 1 di SMK N 2 yogyakarta ?
3. Bagaimanakah penerapan
aplikasi CNC Multi Calculator untuk
meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran teori bubut kelas XI TP 1 di SMK N 2 yogyakarta ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penerapan aplikasi CNC Multi Calculator yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran siswa.
2. Mengetahui penerapan aplikasi CNC Multi Calculator untuk meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran teori bubut kelas XI TP 1 di SMK N
2 yogyakarta. 3. Mengetahui penerapan aplikasi CNC Multi Calculator untuk meningkatkan
kompetensi siswa pada mata pelajaran teori bubut kelas XI TP 1 di SMK N 2 yogyakarta.
8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui penerapan aplikasi CNC Multi Calculator untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kompetensi siswa pada
mata pelajaran teori bubut kelas XI TP 1 di SMK N 2 yogyakarta. 2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran siswa dalam meningkatkan keaktifan dan kompetensi belajar
siswa. b. Bagi guru dan calon guru, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
tambahan pengetahuan tentang pembelajaran khususnya untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui media yang lebih variatif.
c. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah serta menciptakan
peserta didik yang berkualitas.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pendidikan kejuruan di Indonesia
Pendidikan kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan lulusannya memiliki bekal yang cukup untuk bekerja di
perusahaan serta menguasai satu bidang pekerjaan dari sekian banyak bidang pekerjaan lainya. Peserta didik pendidikan kejuruan mendalami setiap bidang
studi atau pendidikan kejuruan yang mengarah pada kesiapannya ketika memasuki dunia kerja. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 Th.2003 pasal 15 yang menjelaskan tentang pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Mata pelajaran yang bersifat produktif menjadi salah satu perbedaan
antara SMK dan SMA di Indonesia. Pembelajaran produktif merupakan mata diklat yang berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja, sesuai
standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kurikulum SMK, 2006: 8. Rudi Susilana dan Cepi Riyana 2009: 1 menerangkan pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai- nilai positif dengan memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran di SMK lebih menekankan pada penguasaan mata pelajaran produktif, namun pembelajaran bersifat normatif dan
adaptif tetap harus dikuasai peserta didik. Setiap peserta didik SMK harus