22 16.
Penalaran intuitif 17.
Kemampuan psikomotorik Sedangkan untuk karakteristik kepribadian anak Cerdas Istimewa CI
meliputi : 1.
Kecepatan belajar yang tinggi 2.
Komitmen tugas yang tinggi 3.
Berhasrat dalam menemukan kebenaran 4.
Menekankan pada logika 5.
Menuntut standar yang tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain 6.
Minat terhadap masalah dunia dan kemanusiaan 7.
Rasa keadilan yang tinggi 8.
Kewaspadaan dan perhatian yang tinggi 9.
Antusias 10.
Sangat ingin tahu 11.
Mandiri, berorientasi diri, dan bekerja sendiri 12.
Intensitas dan kepekaan emosional
C. Konsep Program Kelas Khusus Bagi Anak Cerdas Istimewa CI
Peserta didik cerdas istimewa memerlukan pendidikan yang mampu mengembangkan potensinya. Layanan pendidikan khusus bagi siswa cerdas
istimewa ini diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 32 ayat 1 yang
berbunyi : “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,emosional, mental,
23 sosial, danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Marland
Coleman, 1985: 10 juga menyatakan bahwa these are children who require defferentiated educational programs andor services beyond those normally
provided by regular school program in order to realize their contribution to self and society. Dengan demikian menurut pendapat tersebut anak cerdas istimewa
membutuhkan program pendidikan berdifensiasi danatau layanan melebihi program reguler dalam rangka untuk mengetahui kontribusi mereka untuk diri
sendiri dan masyarakat. Pemerintah melalui PP nomor 17 tahun 2010 telah mengatur pengelolaan pendidikan bagi peserta didik cerdas istimewa dan berbakat
istimewa di pasal 136 yang berbunyi “pemerintah provinsi menyelenggarakan paling sedikit 1 satu satuan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan danatau bakat istimewa. ”
Berbagai kebutuhan yang dimiliki oleh peserta didik cerdas istimewa tidak dapat dipenuhi dikelas reguler sehingga memerlukan layanan yang khusus.
Kemudian yang terjadi adalah apabila peserta didik kelas khusus Cerdas Istimewa CI tidak diberikan layanan khusus akan menghambat optimalisasi potensinya
Direktorat PSLB, 2010: 33. Branscomb dalam Clark 1988 menyatakan bahwa sistem pendidikan untuk anak cerdas istimewa sebaiknya “better at preserving
convention than sparking invention, developing logical rather than conceptual thinking, promoting risk aversion rather than acceptance of change,
specialization rather than multiple skills, conformity rather than distinctive talents, independent rather than joint responsibility
”. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan untuk anak cerdas istimewa sebaiknya lebih baik dalam
24 pemeliharaan kebiasaan daripada menciptakan penemuan, pengembangan berpikir
logis daripada berpikir konseptual, meningkatkan penghindaran resiko daripada penerimaan terhadap perubahan, spesialisasi pada sebuah keterampilan daripada
banyak keterampilan, kemampuan menyesuaikan diri daripada menyendiri, mandiri daripada tanggung jawab bersama
. Lebih lanjut Davis Rimm
Direktorat PSLB, 2010: 40 menekankan pentingnya penyediaan kurikulum yang dirancang secara komprehensif yang digunakan dalam satu bidang studi atau
lintas bidang studi yang memungkinkan belajar dengan pergerakan secara vertikal akselerasi dan horisontal keluasan dan kedalaman topik. Direktorat PSLB
2010: 40 menambahkan bahwa program bagi peserta didik Cerdas Istimewa CI ditekankan pada keberanian mengambil resiko, rasa ingin tahu, imajinasi, self
direction, keterampilan interpersonal, serta keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti keterampilan inkuiri, pemecahan masalah dan berpikir kreatif.
Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 pasal 135 ayat 2 mengungkapkan bahwa program pendidikan khusus bagi peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat berupa : 1
Program percepatan Program percepatan menurut Pressey Hidayat Gunawan, 2013: 35
adalah kemajuan yang dicapai melalui suatu program pendidikan dengan waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih dini daripada pendidikan konvensional.
Adanya akselerasi menurut Direktorat PSLB 2010: 59 dikarenakan adanya kebutuhan untuk belajar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada peserta
didik pada umumnya sehingga peserta didik bekecerdasan istimewa
25 membutuhkan stimulasi belajar yang lebih cepat. Tujuan diadakannya akselerasi
diungkapkan oleh NAGC Position Statement Direktorat PSLB, 2010: 60 yaitu bertujuan untuk menyesuaikan kecepatan pembelajaran dengan kemampuan
peserta didik, memberikan tantangan belajar pada tingkatan yang sesuai untuk menghindari kejenuhan belajar akibat dari pembelajaran yang diulang-ulang, dan
mengurangi waktu untuk menyelesaikan sekolah secara tradisional. 2
Program pengayaan Schiever Maker Direktorat PSLB, 2010: 110 mengungkapkan bahwa
pengayaan digunakan sebagai kurikulum maupun sebai program layanan pembelajaran. Lebih lanjut Direktorat PSLB 2010: 111 menyatakan bahwa
pengayaan tidak hanya sekedar menambah materi, namun juga melibatkan proses. Davis 2012: 118 mengungkapkan dengan rinci strategi dalam pengayaan
memiliki tujuan isi yaitu merujuk kepada apa yang ada di dalam materi akan diperkaya dan dipersulit serta tujuan proses yaitu merujuk kepada prosedur mental
pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis, perencanaan, analisis, evaluasi dan sebagainya.
Dari berbagai uraian pendapat ahli di atas dapat ditegaskan bahwa program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik bekecerdasan istimewa
dapat berbentuk akselerasi maupun pengayaan dalam sebuah kelas khusus yang dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal dengan
didukung sebuah kurikulum khusus. Kebutuhan peserta didik Cerdas Isimewa akan pengembangan kurikulum
disampaikan oleh Sorenson Francis Direktorat PSLB, 2010: 41 yaitu 1
26 kurikulum dengan kecepatan belajar yang dipercepat dengan sedikit repetisi; 2
sarana untuk menguasai kurikulum tradisional dalam waktu yang lebih singkat; 3 kesempatan untuk memperlajari materi yang lebih abstrak, lebih kompleks, dan
lebih mendalam; 4 kesempatan untuk belajar dan menerapkan berbagai strategi pemecahan masalah; 5 pengalaman belajar dengan lingkungan yang berorientasi
pada peserta didik; 6 kesempatan untuk belajar bekelanjutan dan mempraktikkan keterampilan meneliti; 7 kesempatan untuk bekerja secara mandiri; 8
kesempatan untuk berinteraksi dengan para pakar. Dengan demikian modifikasi harus dilakukan dibagian materi, proses, produk, dan lingkungan belajar.
Selain memberikan kesempatan belajar sesuai dengan kebutuhannya, anak cedas istimewa juga memerlukan layanan konseling. Sebagaimana Hollingworth
mengungkapkan Davis, 2012: 9 bahwa peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa akan mengalami kesulitan dalam hal kerentanan emosional, sehingga
Hollingworth merekomendasikan adanya konseling sebagai pendidikan emosional bagi anak bekecerdasan istimewa. Lebih lanjut Hollingworth menyatakan bahwa
konseling merupakan bagian integral dari program yang berkualitas khusus untuk anak yang sangat cerdas. Dengan demikian dapat dipahami bahwa selain
memerlukan kelas khusus berbasis akselerasi atau pengayaan, peserta didik cerdas istimewa juga membutuhkan layanan konseling dalam perjalanannya menempuh
pendidikan.
D. Pengelolaan Program Kelas Khusus Bagi Anak Cerdas Istimewa CI