Prinsip Kontinuitas Prinsip Pengembangan Kurikulum

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 117 Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menunjukkan adanya saling terkait antara tingkat pendidikan, jenis program pendidikan, dan bidang studi. Minimal ada dua kesinambungan dalam pengembangan kurikulum ini: 101 1 Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah a Bahan pelajaran subject matters yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi hendaknya sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya atau di bawahnya. b Bahan pelajaran yang telah diajarkan pada tingkat pendidikan yang lebih rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga terhindar dari tumpang- tindih dalam pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar. 2 Kesinambungan di antara berbagai bidang studi Kesinambungan di antara berbagai bidang studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, untuk mengubah angka temperatur dari skala Celcius ke skala Fahrenheit dalam IPA, diperlukan keterampilan dalam pengalian pecahan. Karenanya, pelajaran mengenal bilangan pecahan tersebut hendaknya sudah diberikan sebelum anak didik mempelajari cara mengubah temperatur itu. 101 Idi, Pengembangan Kurikulum…, 182. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 118

e. Prinsip Praktis

Prinsip keempat adalah praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prisip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar dilaksanakan. 102 Prinsip efisiensi sering kali dikonotasikan dengan prinsip ekonomi yang berbunyi: Dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-kecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta, apabila usaha, biaya, waktu dan tenaga yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran tersebut sangat optimal dan hasilnya dapat dicapai seoptimal mungkin, tentunya dengan pertimbangan yang rasional dan wajar. 103 Dalam pengembangan kurikulum, prinsip efisiensi harus mendapat perhatian termasuk efisiensi segi waktu, tenaga, peralatan, dan biaya. Efisiensi waktu perlu direncanakan kegiatan belajar siswa agar tidak banyak membuang waktu di sekolah. Efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan perlu ditetapkan jumlah minimal siswa yang harus dipenuhi oleh sekolah dan cara menentukan jumlah guru yang dibutuhkan. Dengan mengusahakan tercapainya berbagai segi efisiensi di atas, 102 Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum…, 151. 103 Idi, Pengembangan Kurikulum…, 181. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 119 diharapkan dapat dicapai efisiensi dalam pembiayaan pendidikan. 104

f. Prinsip Efektivitas

Efektivitas dalam kegiatan berkenaan dengan sejumlah apa yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan dan dicapainya. 105 Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program pendidikan dan proses belajar mengajar yaitu berkenaan dengan masalah efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Efektivitas mengajar guru berkaitan dengan sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar siswa, berkaitan dengan sejauh mana tujuan- tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 106 Efektivitas belajar mengajar dalam dunia pendidikan mempunyai keterkaitan erat antara guru dan siswa kepincangan salah satunya akan membuat terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan. Prinsip pengembangan kurikulum yang lebih khusus berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar dan penilaian. Interaksi antara keempat komponen tersebut selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum. Berikut ini diuraikan dengan lebih mendetail tentang prinsip- prinsip khusus di atas. 104 A. Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Pasuruan: Garuda Buana Indah, 1993, 51. 105 Subandiyah, Pengembangan…, 51. 106 Abdullah Idi, Pengembangan,, 181.

Dokumen yang terkait

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Laporan Penelitian bacaan agama yang diminati siswa madrasah tsanawiyah negeri no.9 johar baru kecamatan johar baru jakarta pusat.

0 5 89

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS

0 7 18

PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGAMALAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA MTs DI KALIMANTAN SELATAN :Suatu Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di MTs.

1 7 70

Pengembangan keberlangsungan profesionalitas guru rumpun PAI bersertifikasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran MTsN di kabupaten Jombang: study multikasus di MTsN Plandi, MTsN Tambakberas, MTsN Denanyar, MTsN Bakalan Rayung, MTsN Megaluh, MTsN Tembelang

0 0 155

Dokumen K T S P 1

0 3 251

IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di MTs Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PENERAPAN STRATEGI EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTSN TAMBAKBERAS JOMBANG - Unipdu Jombang

0 0 11

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH/MADRASAH DI SMP NEGERI I DIWEK DAN MTS NEGERI KERAS DIWEK JOMBANG - Unipdu Jombang

0 2 15

MANAJEMEN PEMBELAJARAN FIQIH PADA KELAS UNGGULAN DAN REGULER DI MTsN TAMBAKBERAS JOMBANG - Unipdu Jombang

0 0 14