digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
151
secara umum maupun khusus dalam kgiatan belajar mengajar.
161
Dari sini tampak bahwa strategi belajar mengajar, mengatur seluruh
komponen, mencakup cara yang berlaku umum maupun dalam menyajikan setiap bidang studi. Oleh sebab itu komponen strategi ini
dalam pelaksanaan kurikulum tergambar dari cara melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menggunakan penilaian, melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan serta cara mengatur kegiatan lembaga secara keseluruhan. Dalam hal ini Soetopo menegaskan bahwa:
Komponen ini erat kaitannya dengan metode atau upaya apa saja yang dipakai agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam hal ini tentu
saja dipakai agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam hal ini tentu saja methode yang dipergunakan sebaiknya relevan terhadap tujuan yang
sudah ditetapkan sebelumnya dengan menimbang kemampuan guru, lingkungan, peserta didik serta sarana pendidikan yang ada. Dalam
pelaksanaannya tidak ada satu yang baik untuk segala tujuan dan situasi, karena suatu metode itu cocok untuk mencapai suatu tujuan dan situasi,
karena suatu metode itu cocok untuk mencapai suatu tujuan tetapi belum tentu cocok untuk tujuan yang lain.
162
f. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen kurikulum dan mungkin merupakan aspek kegiatan pendidikan yang dipandang paling kecil.
163
Menurut
161
Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 6.
162
S. Soetopo dan W. Soemanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, 1986, 36.
163
Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, 369.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
152
Sumantri,
164
evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui, menelusuri atau menjajagi keadaan dan kemajuan peserta didik, praktik, materi dan
program pendidikan. Evaluasi merupakan titik awal dan titik akhir atau alat dalam pemantauan terhadap kesinambungan dan pembaharuan
pendidikan. Tujuan evaluasi dapat terbatas dan sempit, dalam arti hanya memberi penilaian terhadap peserta didik baik yang berkaitan dengan
hasil belajar maupun yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar. Akan tetapi, dapat juga dalam arti luas, yakni perbaikan program
kurikulum dan pembelajaran. Dalam hal ini, Murry Print menyatakan: Evaluasi yang berkaitan dengan peserta didik adalah suatu evaluasi
tentang kinerja peserta didik dalam suatu konteks khusus. Evaluasi seperti ini pada dasarnya berusaha menentukan seberapa bagus
peserta didik telah mencapai tujuan-tujuan instruksional khusus yang telah ditetapkan terutama tentang situasi belajar. Buku hasil
belajar raport contoh dari evaluasi produk. Sedang evaluasi yang berkaitan dengan kegiatan proses adalah menguji pengalaman-
pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang tercakup di dalam situasi belajar. Dalam sebagian besar, hal evaluasi proses digunakan tatkala
membuat pertimbangan-pertimbangan tentang interaksi-interaksi sekolah dan ineraksi-ineraksi kelas. Misalnya, interaksi peserta
didik-guru, metode-metode instruksional, tindakan-tindakan guru dan sebagainya.
165
Dua sub katgori tentang evaluasi proses seringkali mengacu pada literatur. Evaluasi kurikulum merupakan istilah yang relatif baru.
Penggunaan evaluasi proses pada konteks kurikulum sedikit berbeda dengan tugas evaluasi pada umumnya. Oleh karena itu, Davis
mengungkapkan bahwa pada prinsipnya evaluasi kurikulum tidak lain
164
Mulyani Sumantri, Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum yang Menjamin Tercapainya Lulusan yang Kreatif, dala Kurikulum untuk Abad ke 21 Jakarta: Grasindo, 1994, 11.
165
Murry Print, Curriculum Development and Design, dalam Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, 142.