digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
129
memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyrakat yang lebih baik.
123
Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial antara lain melibatkan:
1 Survey kritis terhadap suatu masyarakat. 2 Studi yang melihat hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi
nasional atau internasional. 3 Study pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi lokal.
4 Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian. 5 Berbagai pertimbangan perubahan politik.
6 Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya.
124
Pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: nyata, membutuhkan tindakan dan harus
mengajarkan nilai. Evaluasi dalam kurikulum rekontruksi sosial mencakup spektrum luas, yaitu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan
permasalahan, kemungkinan pemecahan masalah, pendefinisian kembali pandangan mereka dan kemauan mengambil tindakan.
125
d. Pendekatan Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetisi KBK dapat diartikan sebagai suatu kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
kompetensi tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga
123
Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin, Ibid., 180.
124
Ibid.
125
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
130
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan
pengetahuan pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan,
dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK memfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu
oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan
sedemikian rupa, sehingga pencapainnya dapat dinikmati dalam bentuk perilaku atau ketrampilan peserta didik sebagai suatu kriteria
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membentuk peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi
minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan
bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
KBK menurut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun
demikian konsep ini tentu saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah pendidikan, namun dapat memberi
sumbangan yang cukup signifikan terhadap perbaikan pendidikan.
126
126
Choirul Anam, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sidoarjo: Qisthos Digital Press, 2009, 54.