digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
178
masyarakat mempengaruhi pengembangan kurikulum, sebagai sekolah bukan hanya mempersiapkan anak untuk hidup, tetapi juga untuk
bekerja dan berusaha. Jenis pekerjaan dan perusahaan yang ada di masyarakat menuntut persiapannya di sekolah.
189
c. Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, nilai sosial maupun nilai politis. Sekolah sebagai lembaga
masyarakat bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan penerusan nilai-nilai yang berkembang. Sistem nilai yang akan dipelihara dan
diteruskan tersebut harus terintegrasi dalam kurikulum.
190
Masalah utama yang dihadapi pengembang kurikulum dalam menghadapi nilai ini adalah bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak
hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Masyarakat memiliki kelompok-kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok
intelek, kelompok sosial, spiritual dan sebagainya yang tiap kelompok sering memiliki nilai yang berbeda. Dalam masyarakat juga terdapat
aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai
yang berbeda. Ada beberapa hal yang hrus diperhatikan guru dalam mengajarkan
nilai:
189
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, 159.
190
Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum…, 106.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
179
1 Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat;
2 Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan moral; 3 Guru berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru;
4 Guru menghargai nilai-nilai kelompok lain; 5 Guru memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri.
191
Bahwa terhadap pengembangan kurikulum terdapat kekuatan- kekuatan dari luar yang mempengaruhinya, hendaknya diterima sebagai
sesuatu yang wajar, sebab pendidikan itu tidak berlangsung dalam suatu vakum, melainkan di dalam dan untuk suatu masyarakat tertentu.
Bahkan sebaliknya bila pendidikanpembinaan kurikulum menjadikannya sebagai suatu menara gedung yang terpisah dari dunia luar, dapatlah
dipertanyakan: untuk apa kurikulum yang sedang dibinanya itu? Jadi para pembina kurikulum hendaknya sadar akan realitas yang terdapat
dalam masyarakat yang bersangkutan. Bukan itu saja melainkan hendaknya menempatkan diri juga dalam masyarakat yang diinginkan.
10. Faktor-Faktor yang Menghambat Pengembangan Kurikulum
Segala macam kegiatanorganisasi apapun pasti ada tantangan dan hambatan yang selalu menyertai kegiatan itu, baik itu berupa tantangan
dan hambatan yang ringan maupun yang berat. Sekalipun kecil dan ringannya hambatan itu apabila kita menganggap enteng dan remeh tanpa
ada solusi yang logis untuk mengatasinya akan menjadi besar dan berat.
191
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum…, 160.