Model Pembelajaran Kooperatif KAJIAN PUSTAKA
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 18
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tu juan me reka .
b. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut
prosedur model pembela jaran Cooperative Lea rning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk me laku kan
yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelo mpok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
Pengajar yang efektif dala m model Cooperative Learning me mbuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa
sehingga
masing-masing anggota
kelo mpok harus
me la ksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tug as selanjutnya dalam kelo mpok bisa dilaksanakan.
c. Tatap muka
Setiap kelo mpok harus diberikan kese mpatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini a kan
me mbe rikan para pebelajar untuk me mbentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pe mikiran beberapa
kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari salah satu kepala saja. Leb ih jauh lagi, hasil kerja sa ma ini jauh
lebih besar daripada ju mlah hasil masing-masing anggota. Inti dari sinerg i in i adalah menghargai perbedaan,
me manfaatkan ke lebihan dan mengisi keku rangan masing - masing. Set iap anggota kelo mpok me mpunyai latar
belakang pengalaman, ke luarga dan sosial-e konomi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pe rbedaan ini a kan
men jadi modal uta ma dala m proses saling me mperkaya antar anggota kelompok. Sinerg i tidak dapat didapatkan
begitu saja dalam sekejap, tetapi merupakan proses kelo mpok yang cukup panjang. Para anggota kelompok
perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama la in dala m kegiatan tatap muka dan
interaksi pribadi.
d. Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pebela jar d ibeka li dengan berbagai keteramp ilan berkomunikasi. Sebelu m
menugaskan siswa dalam kelo mpok, pengajar perlu mengaja rkan cara -cara berko munikasi. Tida k setiap siswa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 19
me mpunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelo mpok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan
ke ma mpuan me reka untuk mengutarakan pendapat me reka .
e. Evaluasi
Pengajar perlu menjadwa lkan wa ktu khusus bagi
kelo mpok untuk mengevaluasi proses kerja ke lo mpok dan hasil ke rja sama mere ka agar selanjutnya bisa bekerja sa ma
dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelo mpok, tetapi bisa
diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pebelajar
terlibat dala m
kegiatan pe mbelaja ran
Cooperative Learning.
Perbe daan Model Pembelajar an Kooper atif de ngan Model Pembelajar an Tr adisional
Dala m mode l pe mbelaja ran tradisional juga dikenal belajar ke lo mpok. Meskipun de mikian, ada seju mlah perbedaan
prinsipil antara ke lo mpok belaja r kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Abdurrahman mengemuka kan beberapa
perbedaan antara kelo mpok be laja r kooperatif dengan kelo mpok bela jar trad isional sebagai berikut
18
:
Tabel 2.2 Per be daan Model Pe mbelajar an Kooperatif dengan Model Pe mbel ajaran Tradisional
Kel ompok Belajar Kooper atif
Kel ompok Belajar Tr adisional
Adanya saling ketergantungan positif, saling me mbantu, dan
saling me mberikan mot ivasi, sehingga ada interaksi pro motif
Gu ru sering me mb iarkan adanya siswa yang mendominasi
kelo mpok menggantungkan diri pada
18
Abdurrahman , Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional Jakarta: Grafindo Persada, 2008, 11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 20
kelo mpok
Adanya akuntabilitas individual
yang mengukur penguasaan materi pe laja ran tiap anggota
kelo mpok dan ke lo mpok diberi u mpan ba lik tentang
hasil bela jar para anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang me merlukan bantuan dan
siapa yang dapat me mberikan bantuan
Akuntabilitas indiv idual sering diabaikan sehingga tugas -tugas sering
diborong oleh salah satu seorang anggota kelo mpok, sedangkan
anggota kelompok lainnya “ enak- enak saja” diatas keberhasilan
temannya yang dianggap “pemborong”
Kelo mpok bela jar heterogen, baik da la m ke ma mpuan
akademik, jen is kela min, ras, etnik, dan sebagainya, sehingga
dapat saling mengetahui siapa yang me merlukan bantuan dan
siapa yang dapat me mbe rikan bantuan
Kelo mpok bela jar b iasanya homogen
Ketua kelo mpo k dip ilih secara demokratis
Ketua kelo mpo k sering ditentukan oleh gurukelo mpok d ibiarkan
me milih ketuanya dengan cara masing-masing
Ketera mpilan sosial yang diperlukan dala m kinerja
gotong
royong seperti kepe mimp inan, ke ma mpuan berko munikasi,
me mpe rcayai orang la in, dan Ketera mpilan sosial sering tidak
secara langsung diajarkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 21
mengelo la konflik secara langsung diajarkan
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus
me la kukan pe mantauan me la lui observasi dan
me la kukan intervensi jika terjadi
masalah da la m ke rjasa ma antar
anggoa kelompok
Pe mantauan me lalu i observasi dan intervensi sering tidak dila kukan o leh
guru pada saat belajar ke lo mpok sedang berlangsung
Gu ru me merhatikan secara langsung proses kelo mpok
yang terjadi dala m kelo mpok-
kelo mpok bela jar Gu ru sering t idak me mperhatikan
proses kelo mpok yang terjadi dala m kelo mpok-ke lo mpok be laja r
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi
juga hubungan interpersonal
hubungan antar pribadi yang saling menghargai
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 22