Karakteristik Anak Tunagrahita Kategori Ringan

12 berkembang dalam bidang membaca, menulis, berhitung sederhana, memiliki kekurangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, dapat dididik keterampilan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat diberikan latihan-latihan keterampilan sederhana untuk mengembangkan potensinya seoptimal mungkin sebagai bekal hidup mandiri di masyarakat.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Kategori Ringan

Karakteristik anak tunagrahita kategori ringan banyak dikemukakan oleh para ahli yang masing-masing memiliki kesamaan. Adapun karakteristik anak tunagrahita kategori ringan yang dikemukakan oleh Mumpuniarti 2000:41-42 yaitu anak tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya, mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun di sekolah khusus. Karakteristik mereka dapat ditinjau secara fisik sedikit mengalami kelambatan dalam kemampuan sensomotori, secara psikis sulit berfikir abstrak maupun berfikir logis, dan secara sosial masih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tertentu serta mampu melakukan pekerjaan yang sederhana. Menurut American Psychiatric Association 2013:34 spesifikasi anak dengan gangguan intelektual kategori ringan dalam ranah konseptual, sosial dan ranah praktek. Untuk ranah konseptual, pada anak prasekolah mengalami kesulitan dalam mempelajari keterampilan akademik yang meliputi membaca, menulis, berhitung, konsep waktu dan 13 uang, sedangkan pada usia dewasa mengalami hambatan untuk berfikir abstrak, hambatan fungsi eksekutif serta memori jangka pendek. Untuk ranah sosial, anak dengan gangguan intelektual kategori ringan mengalami kesulitan dalam memahami isyarat sosial teman sebaya, kesulitan dalam hal berkomunikasi, kesulitan dalam mengatur emosi, serta mudah tertipu oleh orang di sekitar. Sementara untuk ranah praktek, anak dengan gangguan intelektual kategori ringan mengalami kesulitan untu mengurus dirinya sendiri dan membutuhkan bantuan dalam melaksanaakan tugas-tugas kompleks dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam hal makanan, berbelanja, tranportasi, perawatan rumah, perawatan anak, serta manajemen keuangan. Menurut Frieda Mangunsong 2014:131-132, karakteristik anak cacat mental mild ringan adalah masih mampu didik secara sederhana, tidak terdapat kelainan fisik yang mencolok, pertumhan fisik sama dengan anak lainnya, rentan perhatian pendek, terkadang mengalami frustasi ketika diminta berfungsi secara sosial atau akademis, serta terkadang memperlihatkan rasa malu dan pendiam. Karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan anak normal ini yang menyebabkan tidak terdeteksi sejak awal sebelum masuk sekolah. Anak baru terdeteksi ketika mulai masuk sekolah baik ditinggkat prasekolah ataupun sekolah. Hal tersebut terdeteksi dengan menampakkan citi ketidakmampuan di bidang akademik, maupun pekerjaan di sekolah yang membutuhkan keterampilan motorik. Menurut Wardani dalam Nunung Apriyanto, 14 2012:36 menjelaskan bahwa karakteristik anak tunagrahita kategori ringan yaitu, masih dapat belajar membaca menulis dan berhitung sederhana, kecerdasannya berkembang dengan kecepatan antara setengah dan tiga perempat kecepatan anak normal dan berhenti pada usia muda, serta dapat bergaul dan mempelajari pekerjaan yang hanya memerlukan semi skill. Berdasarkan pendapat tentang karakteristik anak tunagrahita kategori ringan di atas dapat ditegaskan bahwa karakteristik anak tunagrahita kategori ringan antara lain mengalami keterlambatan dalam perkembangan ranah intelektual atau konseptual, sosial, dan ranah praktek yang ditunjukkan dengan keterlambatan dalam hal kemampuan akademik, berbahasa yang rendah, tidak dapat berfikir secara abstrak, memori jangka pendek, kesulitan dalam mengurus diri, tetapi masih dapat dididik belajar membaca menulis dan berhitung sederhana serta dapat melakukan pekerjaan sederhana. Anak tunagrahita kategori ringan masih dapat dilatih keterampilan untuk dapat dijadikan modal hidupnya dan dapat dilatih pekerjaan yang sifatnya keterampilan rutinitas. Anak tunagrahita ringan dapat dididik merawat diri dan berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan pembelajaran keterampilan yang tidak melibatkan pemikiran yang tinggi. 15

B. Kajian Pembelajaran Keterampilan Kriya Kayu

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI SEPEDA MOTOR PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB G DAYA ANANDA PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 19 128

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT PERMEN ASEM PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS DEPOK SLEMAN.

0 0 164

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI SHAPING TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGUKUR TEKANAN UDARA BAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS VIII DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

2 4 206

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II DI SEKOLAH LUAR BIASA RELA BHAKTI I GAMPING.

0 0 275

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBUAT POLA BATIK PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH DASAR INKLUSI TAMAN MUDA IBU PAWIYATAN TAMANSISWA YOGYAKARTA.

0 2 145

PELAKSANAAN KEGIATAN PPL UNY 2014 DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS.

0 0 33