36
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan terdapat beberapa kesamaan dalam model keterampilan yang diberikan, sehingga penelitian tersebut menjadi
panduan dan sumber acuan dalam penelitian ini. Terdapat dua penelitian yang menjadi panduan dan sumber acuan dalam penelitian ini. Penelitian pertama
yaitu Gayuh Tristanti dengan judul “Implementasi Pengembangan Diri Kecakapan Vokasional Produktif Kriya Kayu Anak Tunagrahita SMPLB di
SLB N Sragen”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan pengembangan diri kecakapan vokasional kriya kayu dilaksanakan 16 jam pelajaran atau dengan porsi 50 dari seluruh
pembelajaran yang diberikan. Ruang lingkup materi keterampilan vokasional kriya kayu pada jenjang SMPLB di SLB Negeri Sragen
adalah kerja kayu manual, kerja scrool, pengetahuan bahan kayu, dasar gambar teknik, dan finishing kayu tingkat dasar.
2. Ketercapaian hasil Pelaksanaan pengembangan diri kecakapan
vokasional kriya kayu siswa tunagrahita adalah berupa barang yaitu pohon angka, figura, puzzle, meja kursi, rambu-rambu lalu lintas,
pegangan sabit, pegangan alat menggoreng, dan vandel. 3.
Kendala pelaksanaan pengembangan diri kecakapan vokasional kriya kayu siswa tunagrahita yaitu dari perilaku siswa tunagrahita sulit
diarahkan, penyediaan sarana prasarana dan bahan baku, belum adanya tenaga pengajar yang sesuai kualifikasi pendidikan, dan kendala dalam
pemasaran produk.
37
Sedangkan penelitian kedua yaitu Sukijan 2012 yang berjudul “Kemampuan Anak Tunagrahita kategori ringan dalam pembelajaran
keterampilan bubut kayu di SLB Negeri Pembina Yogyakarta tahun 20112012”. Dari penelitian tersesebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran keterampilan bubut kayu pada siswa kelas VIII di SMPLB
SLB N Pembina telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yakni sebagi bekal kemandirian hidup bermasyarakat bagi siswa, materi yang
diberikan kepada siswa merupakan materi pembelajaran keterampilan bubut kayupun dipilih yang fungsional dan telah disesuaikan dengan
tujuan yang dibuat dalam bentuk analisis tugas, metode yang digunakan sesuai dengan kondisi siswa yakni metode latuhan dan demonstrasi.
2. Kemampuan dalam mengikuti pembelajaran keterampilan bubut kayu
pada anak tunagrahita kategori ringan kelas VIII SMPLB dinilai cukup baik, kemampuan subyek dalam analisis tugas dalam setiap sesi
pembelajaran meliputi mempersiapkan alat dan bahan, membubut kayu dan melakukan finishing dimulai cukup baik dengan keterangan subyek
mampu melakukan meskipun ada sedikit bantuan dari guru. Pada penelitian pertama menggambarkan pelaksanaan pembelajaran,
produk yang dihasilkan, dan kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Sementara untuk penelitian kedua hanya berfokus pada salah
satu teknik kerja kriya kayu, yaitu teknik bubut kayu. Penelitian kedua menggambarkan pelaksanaan pemebelajaran bubut kayu dan kemampuan
anak dalam melakukan teknik bubut kayu. Kedua penelitian di atas cukup
38
relevan, karena kedua penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan yang akan peneliti lakukan yaitu mengungkap pelaksanaan pembelajaran
keterampilan kriya kayu pada anak tunagrahita kategori ringan di SLB Yapenas.
D. Kerangka Pikir