17 3 Praktik Industri
Praktik industri atau yang juga disebut On the Job Training OJT merupakan pembelajaran berupa praktik keahlian produktif yang
dilaksanakan di Dunia UsahaDunia Industri DUDI yang bertujuan untuk meningkatkan kecakapan siswa dan memperoleh pengalaman nyata bekerja.
Praktik industri adalah kegiatan yang bersifat wajib bagi setiap peserta didik. Praktik industri umumnya dilaksanakan selama 2-4 bulan atau sesuai
dengan kebijakan masing-masing sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kejuruan terbagi menjadi 3, yaitu pembelajaran teori, pembelajaran praktik di sekolah, dan praktik industri. Pada pelaksanaannya, pembelajaran teori dan
praktik dapat terpisah atau menyatu sesuai dengan kebijakan sekolah. Pada pembelajaran dimana teori dan praktik menyatu, pembagian alokasi waktu untuk
kegiatan teori dan praktik dapat diatur oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar
Secara harfiah, keaktifan berasal dari kata aktif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, aktif berarti giat, baik dalam urusan bekerja atau
berusaha. Aktivitas memiliki arti keaktifan atau kegiatan, yang meliputi baik kegiatan fisik maupun non fisik. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar,
belajar aktif menurut BNSP yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yaitu,
kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik melalui mendengarkan,
18 membaca, menulis, berdiskusi, refleksi terhadap rangsangan, dan memecahkan
masalah. Rochman Natawijaya 2005: 31 menyatakan, belajar aktif adalah suatu
sistem belajar-mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar. Sriyono 1992 : 75
mengungkapkan keaktifan adalah pada saat mengajar guru mengusahakan agar murid-muridnya aktif baik jasmani maupun rohani.
1
Berdasarkan kedua pendapat tersebut diketahui bahwa keaktifan yang dibutuhkan saat belajar tidak hanya
berupa satu keaktifan saja, seperti keaktifan fisik. Keaktifan yang dibutuhkan saat belajar meliputi keaktifan baik jasmani dan rohani yang meliputi keaktifan fisik,
mental, intelektual, dan emosional. Terkait dengan keaktifan belajar, Oemar Hamalik 2011: 170-171
mengatakan bahwa siswa adalah suatu organisme hidup yang memiliki potensi hidup dan prinsip aktif untuk berbuat dan bekerja yang mengendalikan perilaku
siswa. Perilaku siswa yang dimaksudkan tidak hanya berupa sikap tapi juga meliputi pengetahuan, keterampilan, pemahaman, kemampuan berpikir, minat
dan sebagainya. Pendidikan berperan dalam mengarahkan perilaku siswa agar menuju tingkat perkembangan yang diharapkan dan tidak terjadi penyimpangan
perilaku. Menurut Martinis Yamin 2007: 82, keaktifan belajar siswa tidak hanya
ditandai dengan keaktifan siswa secara fisik namun juga keaktifan siswa secara mental. Menurut E. Mulyasa 2010: 256, pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik setidak- tidaknya 75 terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam
1
Diakses dari http:m4y-a5a.blogspot.com201205hakikat-keaktifan-belajar.html pada
tanggal 5 Oktober 2013, Jam 20:25 WIB.
19 pembelajaran.
Keaktifan belajar yang meliputi keaktifan fisik dan mental dapat memicu terjadinya perubahan dan peningkatan kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan sosial siswa. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keaktifan belajar siswa adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berupa aktivitas fisik maupun mental guna mencapai tujuan
pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dapat memicu terjadinya peningkatan akademik, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Keaktifan siswa juga
berpengaruh terhadap pengembangan diri siswa, meliputi kemampuan sosial siswa dan pengembangan bakat yang dimiliki oleh siswa.
Pada pendidikan kejuruan khususnya, keaktifan siswa akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kompetensi siswa terutama pada
pembentukan keterampilan siswa hands-on. Pada pembelajaran kejuruan, siswa akan lebih banyak dituntut untuk mengembangkan keterampilan pada
bidang yang menjadi keahliannya. Siswa akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan praktik dalam rangka mengembangkan
keterampilannya. Keaktifan sangat berperan dalam hal ini karena semakin aktif siswa maka ia akan semakin terampil. Selain mempengaruhi aspek hands-on,
keaktifan siswa juga berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan berpikir minds-on dan juga terhadap pembentukan kepribadian atau karakter siswa
hearts-on.
b. Jenis-Jenis Keaktifan Belajar