Siklus II a. Pertemuan 1

87 Berdasarkan data hasil observasi keaktifan individu masing-masing siswa pada siklus I, jumlah siswa yang memenuhi indikator ketuntasan keaktifan yang ditetapkan sebesar 75 yaitu 12 dari 37 siswa. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan siswa dari pertemuan pertama siklus I ke pertemuan kedua siklus I. Peningkatan yang terjadi sebesar 18,05 dari persentase rata-rata 60,52 pada pertemuan pertama menjadi 78,57 pada pertemuan kedua. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu sebesar 69,55.

2. Siklus II a. Pertemuan 1

Pertemuan pertama pada siklus II didesain memiliki kegiatan pembelajaran yang sama seperti pada pertemuan pertama siklus I yaitu pemberian materi dan diskusi kelompok. Pada diskusi kelompok, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok diskusi yang sama seperti pada siklus sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar siswa bisa bekerjasama dengan lebih baik dengan anggota kelompoknya. Apabila anggota kelompok diperbaharui dikhawatirkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran tidak dapat ditunjukkan dengan maksimal karena siswa harus beradaptasi lagi dengan anggota kelompok yang berbeda. Pada pertemuan pertama siklus II, siswa terfokus pada kegiatan mengerjakan tugas. Sama seperti pada siklus sebelumnya, masing-masing siswa dalam kelompok diberikan tugas yang harus dikerjakan dan diajarkan kepada anggota dalam kelompok. Sesuai dengan data yang diperoleh, keaktifan siswa pada kegiatan mengerjakan tugas memiliki persentase sebesar 95,71. Secara 88 umum, pada pertemuan pertama siklus II siswa lebih proaktif dan lebih lancar dalam mengerjakan tugas. Pada pertemuan pertama siklus II ini, sudah tidak ada siswa yang mengerjakan tugas secara individual sepenuhnya. Walaupun tiap siswa memiliki tugas individu namun siswa sudah mampu melibatkan berbagai sumber belajar dalam pengerjaan tugas, terutama yaitu teman dalam kelompok. Hal tersebut berpengaruh pada kecepatan pengerjaan tugas dimana sudah banyak siswa yang mampu menyelesaikan tugas pada pertemuan pertama. Selain mengerjakan tugas, aktivitas siswa dalam berdiskusi juga memiliki keaktifan yang baik. Pada pertemuan pertama siklus II, mayoritas siswa sudah terlibat kegiatan diskusi yang tidak hanya membahas tugasnya tapi juga tugas anggota lain dalam kelompok. Tercatat hanya satu siswa yang masih berdiskusi hanya mengenai tugasnya. 12 orang siswa terlibat diskusi yang cukup aktif mengenai tugas seluruh anggota kelompok sedangkan 23 siswa tercatat aktif berdiskusi mengenai seluruh tugas anggota kelompok. Kegiatan diskusi pada pertemuan pertama siklus II memperoleh persentase keaktifan sebesar 90,71. Setelah menyelesaikan tugas yang diberikan, siswa saling bertukar jawaban dan mencatat hasil diskusi. Karena pada pertemuan ini banyak siswa yang berhasil menyelesaikan tugas, maka kegiatan bertukar jawaban diantara siswa berlangsung dengan cukup aktif. Pada pertemuan pertama siklus II ini, siswa umumnya mengajarkan penyelesaian tugasnya dengan menjelaskannya kepada anggota lain. Setiap siswa mencatat hasil pekerjaan masing-masing. Sama seperti pada pertemuan pertama siklus I, tidak semua siswa mencatat hasil diskusi pekerjaan seluruh anggota kelompok. Walaupun begitu, sesuai hasil pengamatan yang dilakukan, 24 siswa tidak hanya mencatat hasil diskusi pekerjaannya melainkan juga hasil diskusi pekerjaan teman lain walaupun belum 89 lengkap. Dibandingkan pada pertemuan pertama siklus I, jumlah siswa yang mencatat secara aktif mengalami peningkatan. Keaktifan siswa pada kegiatan bertukar jawaban dan mencatat hasil diskusi masing-masing memiliki persentase sebesar 80,71 dan 60. Selama kegiatan pembelajaran, siswa dimungkinkan untuk melakukan kegiatan tanya-jawab dengan teman dalam kelompok dan guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran, pada pertemuan ini siswa sudah berani bertanya secara langsung kepada guru di depan kelas. Hal tersebut menunjukkan peningkatan sikap siswa dalam bertanya karena sebelumnya siswa hanya bertanya jika guru menghampiri siswa atau kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan, sebanyak 17 siswa bertanya kepada guru dan 12 siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain melakukan kegiatan tanya-jawab dengan guru, siswa juga aktif melakukan kegiatan tanya- jawab dengan anggota kelompoknya. Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan pada pertemuan pertama siklus II ini masing-masing memiliki persentase keaktifan sebesar 60 dan 56,43. Selain kegiatan-kegiatan yang telah diuraikan di atas, aktivitas siswa yang juga diamati saat proses pembelajaran yaitu berpendapat dan memberi tanggapan. Pada pertemuan pertama siklus II, kegiatan berpendapat dan memberi tanggapan memperoleh keaktifan sebesar 47,14. Pada pertemuan pertama siklus II ini, mayoritas siswa sudah aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Sesuai data yang diperoleh, hanya 4 siswa yang masih kurang aktif memberikan pendapat. Kecilnya perolehan persentase keaktifan siswa pada pertemuan ini terutama dipengaruhi oleh tidak adanya interaksi yang dapat dilakukan siswa dengan kelompok lain pada pertemuan pertama ini, seperti 90 menyampaikan hasil diskusi di depan kelompok lain dan memberikan tanggapan terhadap kelompok lain. Pada pertemuan pertama siklus II, guru memberikan tambahan tugas kelompok yang harus dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Tugas yang diberikan yaitu pembuatan video secara berkelompok dengan menerapkan materi yang telah dipelajari, mulai dari importing hingga rendering video. Waktu pengerjaan tugas yaitu satu minggu. Tugas video ini bertujuan agar siswa tidak hanya mencontoh pengolahan video seperti yang diberikan pada materi atau sumber belajar lain. Pembuatan video ini melatih siswa untuk belajar menerapkan materi yang dipelajari secara kreatif. Pada pertemuan selanjutnya, kegiatan presentasi yang dilakukan bukanlah presentasi tugas masing-masing individu dalam kelompok seperti siklus sebelumnya, melainkan presentasi video kelompok.

b. Pertemuan 2

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 BANTUL.

1 11 206

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT): Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga

0 0 1

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT): Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga T1

0 0 31