Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

25 yang berkaitan dengan kegiatan praktik. Siswa yang aktif juga cenderung berusaha untuk mengeksplorasi materi secara lebih mendalam sehingga ia akan semakin terampil dan lebih berpengalaman dibandingkan dengan siswa lainnya. Selain berkaitan dengan keterampilan, keaktifan siswa dalam belajar juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan berpikir dan pembentukan karakter siswa. Walaupun pembelajaran kejuruan menekankan pada hands-on namun aspek minds-on dan hearts-on juga merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran kejuruan. Aspek minds-on berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai konsep dan kemampuan siswa dalam berpikir. Sedangkan aspek hearts-on berkaitan dengan pembentukan karakter yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa memberikan manfaat yang penting dan dapat dirasakan baik oleh siswa, guru, orangtua, maupun pihak lainnya yang bersangkutan. Keaktifan belajar siswa terutama memberikan berbagai manfaat bagi siswa, seperti pengembangan aspek diri siswa, pengembangan keterampilan sosial, dan peningkatan pencapaian akademik. Pada pembelajaran kejuruan, keaktifan siswa tidak hanya berperan dalam pembentukan keterampilan hands-on, namun juga berperan dalam pembentukan kemampuan berpikir minds-on dan pembentukan karakter siswa hearts-on.

4. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson Johnson dalam Isjoni 2012: 23, pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil agar dapat 26 saling bekerjasama dengan kemampuan maksimal dan saling mempelajari satu sama lain dalam kelompok. Menurut Millis 2010, pembelajaran kooperatif merupakan kerja tim yang sangat terstruktur yang fokus terhadap pemecahan masalah. Apabila dibimbing oleh guru secara efektif, pembelajaran kooperatif dapat mengarah pada pembelajaran yang lebih mendalam, cara berpikir kritis, dan perubahan paradigma pada cara berpikir siswa. Menurut Slavin 2009: 8, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4 orang dengan tujuan untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru. Wina Sanjaya 2009: 242 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sistem pengelompokkan kecil antara 4-6 orang secara heterogen dari sisi kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, maupun suku. Rusman 2011: 202 menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dimana siswa bekerja dan belajar dalam kelompok kecil heterogen yang terdiri atas 4-6 orang secara kolaboratif. Berdasarkan dua pendapat di atas, diketahui bahwa pada pembelajaran kooperatif siswa dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri atas 4-6 orang. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dilandasi oleh teori konstruktivisme. Pembelajaran ini bersumber dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila berada dalam kelompok belajar. Kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok dalam pembelajaran kooperatif umumnya terdiri atas 4-6 orang siswa yang 27 sederajat namun heterogen dari sisi kemampuan, sukuras, jenis kelamin, dan latar belakang keluarga. Dalam kelompok kecil tersebut, siswa diharapkan untuk saling membantu dalam memahami materi yang diajarkan. Tujuan dari dibentuknya kelompok belajar tersebut adalah agar siswa dapat terlibat secara aktif terutama dalam proses berpikir dan keterlibatan belajar. Wena 2011: 190 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memanfaatkan teman sejawat sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya. Senada dengan Wena, Anita Lie dalam Wena 2011: 188 mengatakan bahwa pengajaran kooperatif melalui teman sebaya peer teaching lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajarguru. Pada pembelajaran kooperatif, siswa dalam kelompok kecil saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan memahami materi pelajaran. Dalam model pembelajaran ini, siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu siswa belajar untuk dirinya sendiri dan siswa membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran Berbeda dengan belajar kelompok biasa, pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja secara kooperatif didorong untuk bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Dalam penyelesaian tugas tersebut, masing-masing anggota kelompok saling berkoordinasi untuk menyelesaikan tugas. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, masing-masing anggota kelompok saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu penghargaan bersama. 28 Penghargaan tersebut dapat diperoleh apabila mereka berhasil sebagai sebuah kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang terpusat pada siswa student oriented. Pembelajaran kooperatif terutama digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut yaitu menyangkut keaktifan siswa, kurangnya kemampuan siswa bekerjasama dengan orang lain, dan siswa yang agresif dan cenderung tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain Isjoni, 2012: 23. Menurut Gillies 2007, saat siswa bekerja secara kooperatif, siswa belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, berbagi ide dan pemikiran, memberi dan menerima bantuan dari siswa lain, bersama-sama mencari cara untuk memecahkan permasalahan, dan bersama-sama aktif membangun pemahaman baru. Richard I. Arends dalam bukunya Learning to Teach 2007 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran, yaitu pencapaian akademik, toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran secara berkelompok akan memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit dan meningkatkan kemampuan berpikir sehingga kemampuan akademik siswa akan secara bertahap meningkat. Selain pencapaian akademik, siswa juga akan terbiasa untuk bertoleransi dan menerima perbedaan karena anggota dalam kelompoknya terdiri atas latar belakang, kemampuan, dan rassuku yang berbeda-beda. Siswa juga akan terlatih untuk mengembangkan keterampilan sosialnya terutama dalam 29 berhubungan dengan orang lain karena ia terlatih untuk berkomunikasi terutama dengan anggota kelompoknya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 anggota agar dapat saling bekerjasama dalam mempelajari materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan pencapaian akademik, menumbuhkan toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan kelas seperti kurangnya keaktifan siswa, kurangnya kemampuan siswa bekerjasama dengan orang lain, dan siswa agresif yang cenderung tidak peduli terhadap orang lain.

b. Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 BANTUL.

1 11 206

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT): Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga

0 0 1

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Simulasi Digital Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT): Studi Kasus di SMK N 3 Salatiga T1

0 0 31