penyebab munculnya kebiasaan perilaku ngelem tersebut pada anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Mengapa anak jalanan cenderung
melakukan perilaku ngelem?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab: 1.3.1.1
Masalah anak jalanan 1.3.1.2
Penyebab anak jalanan cenderung melakukan perilaku ngelem
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa sosiologi serta dapat
memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial, masyarakat maupun pemerintah.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah tentang perilaku ngelem pada
Universitas Sumatera Utara
anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang
1.4 Definisi Konsep
1.4.1 Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada di
jalanan, berusia antara 5 sampai dengan 17 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan dan umumnya memiliki penampilan yang
tidak terurus. Dalam penelitian ini anak jalanan yang diteliti adalah anak jalanan yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan dan masih
memiliki hubungan dengan keluarga maupun yang telah memutuskan hubungan dengan keluarganya.
1.4.2 Ngelem merupakan suatu kegiatan menghirup aroma lem plastik atau
lem perabotan alat rumah tangga yang terbuat dari bahan plastik secara berkelanjutan sehingga berpengaruh pada emosional
pemakainya. 1.4.3
Perilaku adalah suatu tindakan atau aktifitas yang dilakukan akibat rangsangan dari lingkungannya dan dapat diamati secara langsung.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah perilaku anak jalanan yang tampak sebagai akibat dari aktifitas mereka sebagai penghisap lem.
1.4.4 Keluarga adalah orang yang pernah mengasuh, mendidik dan merawat
si anak hingga anak tersebut berada di jalanan dan diakui anak tersebut sebagai keluarga.
Universitas Sumatera Utara
1.4.5 Penyimpangan sosial merupakan segala bentuk tingkah laku anak
jalanan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dan bersifat tidak dikehendaki oleh orang banyak karena
dapat dianggap berbahaya, merugikan dan mengganggu kesejahteraan masyarakat. Penyimpangan sosial yang dilakukan anak jalanan adalah
perilaku ngelem maupun perilaku-perilaku lainnya yang tidak sesuai norma yang ditimbulkan oleh anak-anak jalanan pelaku ngelem.
1.4.6 Teman sebaya merupakan anak-anak jalanan yang dalam aktifitasnya
memiliki kebiasaan yang sama di jalanan dan berada di sekitar anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti yang juga melakukan kegiatan
ngelem. 1.4.7
Sosialisasi anak merupakan proses pengajaran terhadap diri seorang anak yang diperoleh dari keluarganya maupun lingkungan sekitarnya
dimana ia hidup dan berkembang
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anak Jalanan
2.1.1 Anak Jalanan
Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga anak mandiri, sesungguhnya adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari
perlakuan kasih sayang. Hal ini dibuktikan karena kebanyakan dalam usia yang relatif dini, mereka sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang tidak
kondusif dan bahkan sangat tidak bersahabat. Alasan anak jalanan yang mengatakan bahwa tinggal di jalanan adalah sekadar untuk menghilangkan
rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarga tampaknya secara sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima oleh masyarakat umum. Hal ini
mengakibatkan timbulnya steorotipe bahwa anak jalanan dianggap sebagai penggangu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor sehingga yang
namanya razia bukan lagi hal yang mengejutkan bagi mereka. Marginal, rentan dan eksploitatif adalah istilah-istilah yang sangat erat untuk menggambarkan
kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena mereka melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang kariernya, kurang dihargai dan umumnya
juga tidak menjanjikan prospek apapun di masa depan. Rentan karena resiko yang harus ditanggung akibat jam kerja yang sangat panjang secara kenyataaan
dari segi kesehatan maupun sosial sangat rawan. Sedangkan disebut eksploitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawar-menawar yang
Universitas Sumatera Utara