Pengaruh Teman Sebaya dan Rasa Keingintahuan Untuk Ikut Harga Lem yang Murah dan Mudah Dicari

ketenangan sejenak untuk menghilangkan rasa khawatir dan ketakutan dengan cara ngelem. Berikut hasil dari wawancara dengan anak jalanan yang ibunya bekerja di Malaysia, mengaku ngelem sebagai suatu bentuk pelarian. “Kalau ngelem ni, ngilangin stress aja. Ngilangin duka. Biar ga lasak ke sana sini ke sana sini. Ngelem ni cuman ngibur- ngibur aja. Lem ini untuk biar ga stress aja. Aku ngelem 2 kaleng 1 hari. Kalau gak ngelem apa, stress. Mau kesini, mau kesini, gak terapah.” Hendra, 17 Hal yang sama juga disampaikan oleh anak jalanan lainnya, seperti berikut ini. “Aku kenal ngelem udah 7 tahun sejak di Jakarta. Supaya ga berpikir aku ngelem. Pikiranku play, seperti melayang..” Rian, 17 Dalam keadaan jiwa yang labil, apabila ada pihak-pihak yang berkomunikasi dengannya mengenai hal baru, yang dapat memberikan kenikmatan tersendiri meskipun hanya sesaat maka ia dapat terlibat dengan mudah, salah satunya melakukan perilaku ngelem.

4.6.2 Pengaruh Teman Sebaya dan Rasa Keingintahuan Untuk Ikut

Mencoba Perasaan ini cenderung lebih dominan melekat pada anak-anak, termasuk anak jalanan, perasaan tidak ingin terbatas pada hal-hal positif tetapi juga pada hal-hal yang sifatnya negatif. Pengaruh teman sebaya menimbulkan rasa keingintahuan untuk mencoba. Rasa ingin tahu mendorong anak-anak jalanan menghirup lem dari ingin coba-coba sehingga menimbulkan Universitas Sumatera Utara ketergantungan dan menyebabkan anak jalanan ketagihan hingga akhirnya sulit meninggalkan perilaku ngelem. “Aku pertama ngelem dari kawan. Aku sendiri yang coba. Pengaruh dia, ngikut. Pantang nampak orang kek gitu, gitu aku.” Hendra, 17 Berikut ini hasil wawancara dengan anak jalanan yang juga mencoba ngelem karena ingin tahu yang berawal dari melihat teman sebayanya. “Aku ngelem karna mau sendiri. Pertama-tama aku lihat kawan, terus kulihatlah kawan-kawanku semua ngelem, jadi ikutan lah aku. Aku gak ada dipaksa kawan. Aku ngelem, bisa ngilangin pikiran aja. Nanti pas di kejar-kejar pamungpraja kan, sesak nafas, heh…heh… ngelem lah aku, jadi tenang. Kalau ga ngelem aku jadi suntuklah kak. Gak bisa gak ngelem. Peninglah awak langsung.” Perando, 15 Rasa ingin tahu anak-anak jalanan yang tidak dapat dikontrol oleh pikiran dan perasaan mengakibatkan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat. Mereka membutuhkan pengajaran yang baik khususnya dari orang-orang terdekatnya sehingga mereka selalu diingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan peraturan yang ada.

4.6.3 Harga Lem yang Murah dan Mudah Dicari

Lem yang sering digunakan oleh anak jalanan sangat banyak dijual di berbagai toko. Hal ini terjadi karena lem tersebut bukan barang yang ilegal untuk diperdagangkan karena sangat bermanfaat jika dipergunakan sebagaimana seharusnya. Harga lem tersebut juga tidak terlalu mahal bagi kalangan anak Universitas Sumatera Utara jalanan. Perkalengnya dijual seharga Rp. 7.000,-. Berikut hasil wawancara di lapangan. “Aku ngelem bisa 5 kaleng satu hari, Kak. 1 kaleng tu harganya 7000. Habis,beli lagi. Habis beli lagi. Bagi-bagi. Kalau gak dikasi, dirampok lem kawan. Gak dikasi, dipukul. Lamhot, 16” Selain banyak dijual diberbagai toko, lem tersebut juga dapat dibeli di samping rumah, di tempat mereka sering berkumpul. Pedagang tersebut juga merupakan pemilik rumah yang menyewakan rumah bagi mereka. Pemilik tempat tinggal anak-anak jalanan selalu menyediakan lem untuk mereka dan memperoleh keuntungan dari mereka.

4.6.4 Ketergantungan Menghirup Lem Ketagihan