4.3.2.1.3 Penolakan Keluarga
Ada orang tua yang tidak dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Orang tua ingin melanjutkan hidupnya seperti
kebiasaannya yang lama bersenang-senang sendiri sama seperti sebelum menikah. Mereka tidak memikirkan tanggung jawab mereka sebagai
orang tua. Anak dianggap sebagai beban dalam kehidupan mereka. Berikut hasil wawancara dari anak jalanan yang mengaku diusir oleh
ayahnya dari rumah setelah ayahnya menikah lagi. “Aku di jalanan sama adiku, 2 orang. Satu sama
samaku. Satu ngesot....pura-pura puntung di lampu merah USU. Kami diusir dari rumah karena pengaruh
mamak tiri aku, tiap hari ngadu, ada sikit aja salah, ngadu. Anak mamak tiriku 3 dari bapak kandung.
Bapak kejam kali, kami ini, dibiarkan di jalan. “Cari bapak kau, cari mamak kau. Jangan disini kau, gak ada
harta kau disini”, kata bapak.” Pide,17
Keluarga yang tidak dapat beradaptasi dengan kondisi dan keadaan yang baru itu, membuat jiwa anak menjadi kalut dan timbulnya
kecemasan. Anak merasa tidak diperhatikan dan memilih untuk pergi dari rumah. Hal ini juga diperoleh dari seorang informan yang diakui
oleh anak jalanan sebagai keluarga yang sesungguhnya meskipun ia mempunyai orangtua kandung. Informan tersebut mengaku bahwa ia
adalah adik tiri ibu dari anak jalanan tersebut. Berikut ini hasil wawancaranya, ketika ia ditanya mengapa anak tersebut tinggal di
jalanan.
Universitas Sumatera Utara
“Dia ini, acam udah ga diperhatikan mamaknya lagi. Orang dah kawin pulaknya mamaknya kan. Lahir lagi
adik tirinya 4 orang udah. Mungkin merasa gak diperhatikan dia, makanya lari dia ke jalanan.” Ima,
22
Dalam keadaan dimana tidak adanya keharmonisan maka tidak akan terdapat ketenangan sehingga membuat perkembangan jiwa anak
menjadi terhambat. Anak-anak menjadi terhina dan menanam kebencian pada orang tua untuk mengobati kekecewaan batinnya, anak hidup
berandalan dan melakukan ngelem sebagai pelarian.
4.3.2.1.4 Pengaruh Buruk dari Keluarga
Sikap buruk orang tua atau keluarga dengan melakukan tindakan kriminal senang berjudi, mengkonsumsi obat terlarang, senang berjudi,
kebiasaan meminum minuman keras, bersikap otoriter, dan lainnya dapat memberikan pengaruh negatif pada anak. Anak terpengaruh untuk
melakukan tindakan kriminal dan anti-sosial. Berikut hasil wawancara dengan seorang anak jalanan yang mengaku ke jalanan karena
orangtuanya bercerai akibat ketidakharmonisan dalam keluarga. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang anak jalanan yang mengaku
bahwa ibunya lari karena dipukul ayahnya. “Aku sempat sekolah kelas 3 SD. Putus sekolah karena
mamak sama bapak cere. Di pukuli mamak sama bapak, mabuk bapak. Mamak gak tau dimana. Rumah
bapak di simpang Marindal, Medan Amplas. Aku sejak 2003 di jalanan. Bapak kejam kali bapak. Dah punya
mamak tiri kami.” Pide, 17
Universitas Sumatera Utara
Keadaan keluarga yang serba tidak menentu, kisruh, kacau, dan tanpa aturan ataupun disiplin merupakan tindakan yang tidak
mendidik sehingga menyebabkan anak menjadi tidak terkendali dan frustasi. Berikut hasil wawancara dengan seorang anak jalanan yang
tidak merasakan perhatian dari orangtuanya. “Waktu kecil sejak punya bapak tiri, mamaku acam
anak tiri aku dibuatnya. Kan gini ketiduranlah aku kan di rumah, jadi kesiangan aku. Merepet-merepet dia.
Kau acam di jalan kau. Dibilangnya, anak sial aku. Ginilah, kak. Punya bapak tiri jadi merana hidup awak.
Aku pernah kusiram pake minyak tanah badanku. Tapi di halangin tetanggaku. Aku gitu kak, pala dah sakit
kali hatiku sama orangtuaku. Memang dia ngelahirkan aku. Tapi ga tahan aku. Aku bagusan mati aja biar
jumpa sama bapak kandungku.” Rian, 17
Keadaan ini akan menyebabkan anak-anak mencari suatu ketenangan dan mencari tempat yang membuat dirinya dihargai yaitu
dengan menghisap lem dan bergaul dengan para anggota gang yang merasa memiliki perasaan senasib dengan dirinya.
4.3.2.1.5 Fungsi Sekolah Tidak Berjalan dengan Baik