Masalah Ekonomi Keluarga Rumah Tangga Berantakan Broken Home

4.3.2 Faktor Eksternal Anak Tinggal di Jalanan

4.3.2.1 Faktor Keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama terjadinya sosialisasi yang membentuk pribadi seorang anak. Di dalam keluarga seorang anak mengenal cinta, kasih sayang, simpati, loyalitas, ideologi, bimbingan, agama dan pendidikan. Peranan keluarga sangat penting bagi tumbuh dan kembang jiwa anak, pembentukan watak dan menjadi unit sosial terkecil yang menjadi pondasi utama bagi perkembangan anak. Kekacauan dalam keluarga dapat ditafsirkan sebagai pengaruh pecahnya unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberaa anggota gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya Su’adah, 2005:151. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga anak memilih tinggal di jalananan dan melakukan perilaku ngelem, yaitu masalah ekonomi keluarga, rumah tangga berantakan, penolakan dari orangtua, dan pengaruh buruk orangtua.

4.3.2.1.1 Masalah Ekonomi Keluarga

Masalah ekonomi menjadi faktor yang dominan seorang anak pergi ke jalanan. Dari sepuluh informan yang diteliti, seluruh informan berasal dari anak yang keluarganya memiliki masalah ekonomi. Berikut hasil wawancara dengan anak jalanan. “Mamakku kerja nyari botot,kak. Bapakku kerja supir truk.” Perando, 15 Universitas Sumatera Utara Hal yang sama juga disampaikan oleh anak jalanan lainnya yang diusir orangtuanya agar tinggal di jalanan. “Kami pagi-pagi di rumah ga dikasi makan. Anak kandungnya dibiarinkannya di jalanan.Cuman anak tirinya yang dikasi makan. Bapak narik becak mesin. Mamak tiriku gada kerja.” Pide, 17 Masalah ekonomi juga mempengaruhi orangtua atau keluarga untuk membiarkan anak bekerja di jalanan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari salah seorang orangtua anak jalanan yang mengizinkan anaknya bekerja di jalanan. “Aku tahu dia di jalanan. tapi yang kutahu dia jual- jual rokok. Dulu pernah dia kusuruh kerja di door smeer, tapi lari dia ke jalanan. Dah berapa kali dia kujemput pulang, tapi lari-lari aja.” Orangtua HendraIbu Diana S., 40

4.3.2.1.2 Rumah Tangga Berantakan Broken Home

Baik buruknya struktur keluarga memberikan memberikan dampak baik atau buruknya perkembangan jiwa dan jasmani anak. Apabila terus menerus dipenuhi konflik yang serius sehingga menyebabkan keluarga retak dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya perceraian, maka mulailah terjadi banyak kesulitan pada semua anggota keluarga terlebih anak-anak. Keadaan ini mengakibatkan anak menjadi sangat bingung dan merasa jiwanya hampa dan merasakan ketidakpastian emosional. Berikut hasil wawancara dengan seorang anak jalanan yang orang tuanya telah bercerai. Universitas Sumatera Utara “Bapakku meninggal karena over dosis makan obat kak. Dia makan obat karena ketauan uda kawin lagi kak. Sekarang mamakku pun uda kawin pulak sama suami orang. Dah kek gitukan, dari situlah aku pingin mau mati aku.” Rian, 17 Rumah tangga yang berantakan dapat mempengaruhi anak menjadi tertekan, emosi dan merasa terluka, kemudian muncullah konflik batin dan kegalauan jiwa sehingga anak menjadi tidak betah tinggal di rumah. Berikut ini, hasil wawancara dari seorang anak jalanan yang kedua orangtuanya telah bercerai dan sering menitipkan anak tersebut kepada keluarganya. “Aku ibaratnya dioper-oper. Pertama di rumah nenek di Tebing Tinggi. Terus di di Pekan Baru di Duri. Yang ke tiga itulah yang di Tanjung Bale. Mamak ama bapak dah pisah gara-gara bapak masuk penjara karena mukul orang. Bapak jahat. Mamak udah punya suami lagi. Anaknya empat. Gak enak tinggal sama mamak. Kan udah ada suami baru, ada anaknya lagi 4 orang.” Faisal,12 Untuk melupakan luka batin dan penderitaannya maka anak melampiaskan kemarahannya dengan cara menjadi nakal, urakan, berandalan, tidak mau mengenal aturan dalam masyarakarat, terlibat dengan anggota geng yaitu tinggal di jalanan serta mengikuti salah satu gaya hidup anak jalanan dengan cara ngelem. Universitas Sumatera Utara

4.3.2.1.3 Penolakan Keluarga