Rian Michael Handoko 17 Harjono Situmorang 15

4.2.1.9 Rian Michael Handoko 17

Rian merupakan anak yang tinggal di jalanan sejak usia 10 tahun. Ia memiliki seorang ibu dan ayah tiri yang tinggal di Helvetia karya 7 Medan. Rian memiliki saudara kandung 4 orang dan 9 orang saudara tiri. Ibunya menikah untuk kedua kalinya karena ayah kandungnya telah meninggal akibat over dosis karena mencoba bunuh diri akibat diketahui dan dimarahi oleh keluarga karena telah menikah dengan perempuan lain di Aceh. Pada saat itu, ayah Rian sedang bekerja di Aceh. Semenjak Rian memiliki ayah tiri, ia merasa ibunya memiliki perilaku yang kejam. Ayah tiri Rian masih memiliki istri yang sah dengan 1 orang anak ketika menikah dengan ibu Rian. Ayah tiri Rian bekerja sebagai supir Angkot 135. Istri dari ayah tirinya tinggal di daerah Simalingkar B Medan. Orangtua Rian pernah bertengkar dengan istri pertama dari ayah tiri Rian karena tidak senang dengan ibu Rian. Rian merasa bahwa orangtuanya tidak menyayanginya dengan baik. Rian pernah mencoba bunuh diri dengan menyiram tubuhnya dengan minyak, namun karena diketahui oleh tetangga ia pun dicegah. Ia hanya merasakan kasih sayang dari kakeknya orangtua dari ibunya yang memberikan perhatian untuknya. Rian mengenal lem di Jakarta. Ia pernah melihat orang ngelem di Jakarta dan ia pun mulai mencoba sendiri. Ia sampai di Jakarta secara diam-diam masuk ke bagasi Pesawat. Ia masuk melewati Perumnas Mandala dari jalur penerbangan. Ia sempat di ketahui oleh penjaga setelah sampai di Jakarta, namun ia tidak tertangkap karena melarikan diri. Ia kembali ke Medan karena Universitas Sumatera Utara kakek yang ia sebut opung menghubungi keluarga Rian yang di Jakarta yang ia sebut Uda untuk mengantar Rian pulang ke Medan. Sesampainya di Medan, Rian memilih untuk hidup di jalanan, ia mulai mencari uang dengan mengamen dan terbiasa dengan rokok, ngelem dan minum minuman keras.

4.2.1.10 Harjono Situmorang 15

Harjono Situmorang pernah sekolah sampai kelas 4 SD. Ia berasal dari wilayah Dolok Sanggul di jalan Matiti. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak ia masih kecil. Dia sudah 8 tahun berada di jalanan. Dia merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Ketiga abangnya tinggal di Sibolga, Jambi dan di Pekan Baru. Sedangkan adik-adiknya berada di Pekan Baru bersama abangnya. Dia tidak mau ikut dengan abangnya karena dia sendiri yang memilih hidup di jalanan. Sebelum ia tinggal di jalanan, ia pernah bekerja membawa orang buta yang merupakan keluarga yang ia sebut sebagai “nantulang”. Orang buta ini tinggal di Simpang Limun Air Bersih Medan. Ia memilih tinggal di jalanan karena tidak menyukai pekerjaan yang disuruh oleh keluarganya tersebut. Dalam satu hari, Harjono dapat menghirup lem satu sampai dua kaleng.

4.2.2 Profil Keluarga Anak Jalanan