4.7.2 Perilaku Ngelem Anak Jalanan Berdampak Negatif Bagi
Kehidupan Sosial …… ………………………………………... 80
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………...........................83
5.2 Saran………………………………………………………………………….84
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 87 LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
4.1 Data Jumlah Kelurahan dan Luas Wilayah di Kecamatan Medan Selayang 4.2 Etnis Penduduk di Kelurahan Sempakata Tahun 2008
4.3 Agama Penduduk di Kelurahan Sempakata Tahun 2008 4.4 Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Sempakata Tahun 2008
4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Sempakata Tahun 2008
4.6 Data Anak Jalanan Berdasarkan Pekerjaan Usia, Pendidikan Terakhir, Asal dan Status
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Anak jalanan berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang tinggal dan hidup bersama orangtua yang memberikan perhatian dan kasih sayang. Anak jalanan
merupakan anak-anak yang termarginalisasi karena tidak menerima perlakuan yang seharusnya mereka terima dan rasakan baik dari keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat maupun dari agen-agen sosial lainnya. Kehidupan tanpa aturan seringkali menjadi perlakuan yang mereka perlihatkan akibat kurangnya
pendidikan yang mereka terima. Demikian pula halnya dengan perilaku menyimpang yang mereka lakukan sebagai pelarian dari kurangnya perhatian yang mereka
harapkan. Perilaku ngelem merupakan salah satu perilaku menyimpang yang seringkali dilakukan oleh anak-anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan
Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
Ada beberapa faktor anak jalanan melakukan perilaku ngelem, seperti ngelem dapat memberikan rasa tenang dan menimbulkan halusinasi meskipun hanya sesaat,
terpengaruh oleh teman sebaya dan keingintahuan untuk ikut mencoba, harga lem yang murah dan mudah didapat, rasa ketergantungan terhadap lem ketagihan, serta
perilaku ngelem yang dianggap sebagai bentuk kebiasaan yang menyenangkan di kalangan anak jalanan.
Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang merupakan lokasi penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan studi kasus dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 dua belas orang informan, yaitu
10 sepuluh orang anak jalanan pelaku ngelem dan 2 orang keluarga anak jalanan.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perilaku ngelem merupakan bagian hidup anak jalanan yang tidak mudah untuk dihindarkan dan dihilangkan. Hal
ini disebabkan karena perilaku ngelem telah menjadi kebiasaan di kalangan anak jalanan, bukan hanya di Jalan Ngumban Surbakti, tetapi juga di berbagai tempat
dimana anak jalanan sering mangkal. Hal ini didukung dengan mudahnya mendapatkan lem dengan harga yang masih terjangkau bagi ukuran anak jalanan.
Akibat ngelem, anak-anak jalanan mengalami perubahan emosional yang tidak jarang membawa mereka kepada halusinasi dan perilaku negatif seperti, berbicara kotor,
mencuri dan berkelahi. Dalam mengatasi perilaku ngelem, dibutuhkan keseriusan dari seluruh agen sosial untuk mengerjakan peranananya dengan baik dan terpadu.
Keluarga sebagai agen pertama yang sangat berperan terhadap perkembangan anak, baik secara pribadi maupun sosial, khususnya dalam mendapatkan perhatian dan
sosialisasi tentang apa yang baik dan yang benar.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Anak jalanan berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang tinggal dan hidup bersama orangtua yang memberikan perhatian dan kasih sayang. Anak jalanan
merupakan anak-anak yang termarginalisasi karena tidak menerima perlakuan yang seharusnya mereka terima dan rasakan baik dari keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat maupun dari agen-agen sosial lainnya. Kehidupan tanpa aturan seringkali menjadi perlakuan yang mereka perlihatkan akibat kurangnya
pendidikan yang mereka terima. Demikian pula halnya dengan perilaku menyimpang yang mereka lakukan sebagai pelarian dari kurangnya perhatian yang mereka
harapkan. Perilaku ngelem merupakan salah satu perilaku menyimpang yang seringkali dilakukan oleh anak-anak jalanan di Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan
Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
Ada beberapa faktor anak jalanan melakukan perilaku ngelem, seperti ngelem dapat memberikan rasa tenang dan menimbulkan halusinasi meskipun hanya sesaat,
terpengaruh oleh teman sebaya dan keingintahuan untuk ikut mencoba, harga lem yang murah dan mudah didapat, rasa ketergantungan terhadap lem ketagihan, serta
perilaku ngelem yang dianggap sebagai bentuk kebiasaan yang menyenangkan di kalangan anak jalanan.
Jalan Ngumban Surbakti Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang merupakan lokasi penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
dengan pendekatan studi kasus dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap 12 dua belas orang informan, yaitu
10 sepuluh orang anak jalanan pelaku ngelem dan 2 orang keluarga anak jalanan.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perilaku ngelem merupakan bagian hidup anak jalanan yang tidak mudah untuk dihindarkan dan dihilangkan. Hal
ini disebabkan karena perilaku ngelem telah menjadi kebiasaan di kalangan anak jalanan, bukan hanya di Jalan Ngumban Surbakti, tetapi juga di berbagai tempat
dimana anak jalanan sering mangkal. Hal ini didukung dengan mudahnya mendapatkan lem dengan harga yang masih terjangkau bagi ukuran anak jalanan.
Akibat ngelem, anak-anak jalanan mengalami perubahan emosional yang tidak jarang membawa mereka kepada halusinasi dan perilaku negatif seperti, berbicara kotor,
mencuri dan berkelahi. Dalam mengatasi perilaku ngelem, dibutuhkan keseriusan dari seluruh agen sosial untuk mengerjakan peranananya dengan baik dan terpadu.
Keluarga sebagai agen pertama yang sangat berperan terhadap perkembangan anak, baik secara pribadi maupun sosial, khususnya dalam mendapatkan perhatian dan
sosialisasi tentang apa yang baik dan yang benar.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN