tangkapan nelayan setempat. Oleh sebab itu, masyarakat setempat melakukan pelestarian ekosistem mangrove dengan melakukan penanaman mangrove, selain
itu juga lahan-lahan bekas tambak yang tidak produktif juga ditanami mangrove. Penanaman ini diharapkan dapat membantu melestarikan dan memperbaiki
parairan pantai yang layak baik organisme khususnya kepiting bakau S. olivacea yang hidup diwilayah tersebut. Seiring dengan meningkatnya tingkat pemanfaatan
serta menurunnya kualitas habitat kepiting maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengelolaan sumberdaya kepiting pada ekosistem mangrove di perairan
pesisir Kecamatan Sinjai Timur khususnya di Desa Tongke-tongke dan Samataring.
1.2 Rumusan Masalah
Kepiting bakau Scylla olivacea merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang bernilai ekonomis penting yang banyak diminati oleh masyarakat
khususnya di Kabupaten Sinjai. Harga kepiting bakau yang cukup mahal yang membuat nelayan banyak tergiur untuk menangkap dan membudidayakan
kepiting ini. Pemanfaatan kepiting bakau dibagi atas dua pemanfaatn yakni penangkapan ukuran dewasa untuk konsumsi dan penangkapan benih untuk
kegiatan budidaya. Volume produksi kepiting bakau di Kabupaten Sinjai meningkat, pada tahun 2007 volume produksi sebesar 41 ton, pada tahun 2008
menjadi 52,5 ton terjadi peningkatan sebesar 28,05, memasuki tahun 2009 mencapai 62,65 ton, pada tahun 2010 sedikit menurun menjadi 62,36 ton dengan
lokasi pemasaran lokal dan ekspor DKP Kab. Sinjai 2010.
Di sisi lain, kerusakan ekosistem mangrove yang umumnya disebabkan oleh gangguan manusia dapat mengurangi atau menghilangkan manfaat ekologis
ekosistem mangrove. Selain itu berpengaruh terhadap penurunan komunitas kepiting. Pemanfaatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat diantaranya
pengambilan kayu mangrove untuk dijadikan arang serta tidak sedikit juga yang mengkonversinya menjadi lahan tambak. Dengan adanya aktifitas tersebut dapat
memberikan dampak terhadap komunitas kepiting bakau, mengingat bahwa kawasan mangrove merupakan habitat bagi kepiting. Berdasarkan penelitian
Siahainenia 2008 penurunan populasi kepiting bakau selain disebabkan oleh penangkapan yang berlebih oleh nelayan juga disebabkan karena hilangnya
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
habitat alami kerusakan ekosistem mangrove. Berdasarkan uraian tersebut maka timbul pertanyaan bagaimana merencanakan suatu strategi pengelolaan sehingga
pemanfaatan kepiting bakau dapat lestari dan berkelanjutan baik dari segi ekologi, ekonomi, sosial serta kelembagaan. Pada Gambar 1 akan diuraikan kerangka
pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 2 Kerangka pemikiran pengelolaan sumberdaya kepiting bakau S. olivacea pada ekosistem mangrove di perairan pesisir Kecamatan
Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai Penurunan Populasi
degradasi
Sosial ekonomi kelambagaan
Ekologi Perlu Upaya
Pengelolaan
o Kerapatan Mangrove
o Laju Eksploitasi
Kepiting
Rapfish
Strategi Pengelolaan Sumberdaya Kepiting di
Kecamatan Sinjai Timur Sumberdaya Kepiting Bakau
S. olivacea
o Aspek sosial o Aspek
ekonomi o Aspek
kelembagaan hukum
Rekomendasi strategi pengelolaan
o Pertumbuhan Kepiting
o Laju mortalitas
o Distribusi lebar karapas
Fisat-II
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian