Hubungan Lebar dan Bobot Kepiting bakau

5.5.3 Hubungan Lebar dan Bobot Kepiting bakau

Untuk mengkaji hubungan antara bobot dengan lebar karapas kepiting bakau digunakan metode regresi. Hubungan bobot dengan lebar karapas dihitung dengan menggunakan rumus W=aL b . Selanjutnya dari persamaan tersebut dapat ditentukan nilai b dan R 2 dari tiap jenis kelamin pada masing-masing stasiun penelitian, seperti yang terlihat pada Tabel 7. Nilai b akan menjadi indikator yang menjelaskan pola pertumbuhan kepiting bakau dan nilai R 2 akan menjelaskan keeratan hubungan antara bobot dengan lebar karapas. Berdasarkan hasil analisis hubungan lebar karapas dan bobot tubuh kepiting bakau Tabel 8 diperoleh korelasi R 2 yang cukup erat yakni berkisar antara 0,8094-0,8792. Berdasarkan hasil uji t nilai b individu betina menunjukkan bahwa nilai t hitung t tabel , sehingga dapat dikatakan bahwa pola pertumbuhan kepiting betina bersifat isometrik berarti pertumbuhan seimbang antara pertambahan lebar karapas dengan pertambahan bobotnya. Dan untuk kepiting bakau jantan hasil uji-t yang diperoleh adalah sama yakni t hitung t tabel sehingga dapat dikatakan bahwa pola pertumbuhan kepiting jantan bersifat isometrik yaitu pertumbuhan lebar karapas sama dengan pertambahan bobot. Tabel 8 Hubungan lebar dan bobot kepiting bakau S. olivacea. Spesies W=aL b Sex N a b R 2 Kepiting Bakau Jantan 225 0,0009 2,7031 0,8792 Betina 172 0,0123 2,1023 0,8094 Pada Gambar 9 dapat lihat grafik hubungan antara bobot dengan lebar karapas kepiting bakau jantan dan betina. Menurut Siahanenia 2008 Perbedaan pola pertumbuhan antara jantan dan betina, dapat disebabkan karena rasio bobot tubuh terhadap lebar karapas keduanya berbeda. Rasio tubuh pada jantan lebih tinggi dari pada betina, atau bobot tubuh jantan lebih besar dari lebar karapasnya. Hal ini disebabkan karena ukuran capit jantan, terutama pada individu berukuran besar umumnya berukuran lebih besar daripada chela betina. Rasio bobot tubuh terhadap lebar karapas antara individu kepiting bakau jantan dan betina berukuran Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com kecil adalah seimbang, sebaliknya pada individu berukuran besar tidak seimbang Tongdee 2001. a Kepiting bakau S. olivacea jantan. b Kepiting bakau S. olivacea betina. Gambar 9 Grafik hubungan lebar karapas dengan bobot tubuh kepiting bakau a jantan dan b betina. Penelitian Jirapunpipat 2008 menunjukkan hubungan lebar karapas dan bobot untuk S.olivacea pada ekosistem mangrove di Ranong Thailand untuk jantan adalah W= 0,079 CW 3.45 , sedangkan untuk betina adalah W= 0,240 CW 2,866 . Hasil Penelitian Tongdee 2001 di Ranong Thailand pada lokasi yang berbeda diperoleh hubungan lebar karapas dan bobot adalah W= 0.119 CW 3.321 untuk jantan dan W= 0,402 CW 2,685 untuk betina. Pada penelitian Ikhwanuddin et al. 2010 di ekosistem mangrove Sarawak Malaysia diperoleh hubungan antara Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com lebar karapas dengan bobot y = 11,24e 0,2639x R 2 = 0,735 dan y = 4,7959e 0,3777x R 2 = 0,8608.

5.5.4 Parameter Pertumbuhan

Dokumen yang terkait

Study of Potential and Mangrove Ecosystem Management In South Jailolo District Of West Halmahera

0 5 213

Kebijakan pemanfaatan ekosistem mangrove secara terpadu berkelanjutan di kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (The policy of integrated, sustainable exploitation of mangrove ecosystem in Barru Regency, South Sulawesi)

0 2 11

Study of Potential and Mangrove Ecosystem Management In South Jailolo District Of West Halmahera

3 11 113

Management of mud crab (Scylla olivacea) at mangrove ecosystem in coastal subdistrict East Sinjai, Sinjai Regency, South Sulawesi

0 2 37

GROWTH OF VARIED RATIO OF MALE-FEMALE MUD CRAB Scylla olivacea MAINTAINED IN MANGROVE AREA | Karim | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 12593 66175 1 PB

0 0 6

SINJAI 10 Tahun Dalam Memori (1)

0 0 10

KETERKAITAN MANGROVE, KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DAN BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR DI PERAIRAN PESISIR SINJAI TIMUR

0 0 7

PENGGUNAAN BERBAGAI METODE MUTILASI UNTUK MEMBANDINGKAN LAMA WAKTU MOULTING KEPITING BAKAU MERAH (Scylla olivacea) COMPARISON OF THE DURATION OF RED MANGROVE CRAB (Scylla olivacea) MOULTING USING VARIOUS METHODS OF MUTILATION

0 0 7

Community Management for Coastal Environment in Mangrove Ecosystem - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 8

PENGARUH PEMUASAAN SECARA PERIODIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN KEPITING BAKAU MERAH (Scylla olivacea) The Influence of periodic mastery on growth and feed efficiency of red mud crab (Scylla olivacea) - Repository UNRAM

0 0 18