Kondisi Fisik Ekosistem Mangrove

2.2.1 Kondisi Fisik Ekosistem Mangrove

Mangrove dapat berkembang dengan baik pada kawasan yang memiliki pergerakan air yang minimal yaitu pada kawasan yang terlindung. Kurangnya gerakan air ini mempunyai pengaruh yang nyata. Gerakan partikel yang lambat menyebabkan partikel sedimen yang halus cenderung mengendap dan berkumpul di dasar. Gerakan awal air yang lambat pada ekosistem mangrove selanjutnya ditingkatkan oleh mangrove sendiri Nybakken 1988. Kebanyakan mangrove mempunyai akar penyangga yang khas, yang memanjang dari batang dan dahan. Akar ini sering kali sangat banyak dan kusut sehingga sukar ditembus diantara permukaan lumpur dan permukaan air. Adanya sistem akar yang padat ini akan mengurangi gerakan air, sehingga partikel yang sangat halus mengendap di sekeliling akar mangrove membentuk kumpulan lapisan sedimen. Sekali mengendap biasanya tidak dialirkan keluar kembali Nybakken 1988. Komposisi jenis tumbuhan penyusun ekosistem mangrove ditentukan oleh beberapa faktor lingkungan, terutama jenis tanah, genangan pasang surut dan salinitas, sehingga setiap daerah vegetasi mangrove umumnya membentuk zonasi yang berbeda-beda pada setiap habitatnya. Pada umumnya komunitas mangrove tumbuh di daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir. Mangrove dalam menjaga kelangsungan hidupnya dari kondisi lingkungan yang ekstrim melakukan beberapa adaptasi diantaranya adaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah, adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi dan adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil, serta adanya pasang surut Bengen 2000. Menurut Onrizal 2005 in Santoso 2008 sistem perakaran mangrove yang khas adalah akar napas pneumatophore seperti pada Avicennia sp. dan Sonneratia sp. akar tunjang stilt root seperti pada Rhizophora sp. akar banir seperti pada Ceriops sp. akar lutut knee root seperti pada Bruguiera sp. atau gabungan dari beberapa tipe akar tersebut. Secara umum, perkaran tersebut biasa diistilahkan sebagai akar udara aerial root. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com

2.2.2 Struktur dan Adaptasi Mangrove

Dokumen yang terkait

Study of Potential and Mangrove Ecosystem Management In South Jailolo District Of West Halmahera

0 5 213

Kebijakan pemanfaatan ekosistem mangrove secara terpadu berkelanjutan di kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (The policy of integrated, sustainable exploitation of mangrove ecosystem in Barru Regency, South Sulawesi)

0 2 11

Study of Potential and Mangrove Ecosystem Management In South Jailolo District Of West Halmahera

3 11 113

Management of mud crab (Scylla olivacea) at mangrove ecosystem in coastal subdistrict East Sinjai, Sinjai Regency, South Sulawesi

0 2 37

GROWTH OF VARIED RATIO OF MALE-FEMALE MUD CRAB Scylla olivacea MAINTAINED IN MANGROVE AREA | Karim | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 12593 66175 1 PB

0 0 6

SINJAI 10 Tahun Dalam Memori (1)

0 0 10

KETERKAITAN MANGROVE, KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DAN BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR DI PERAIRAN PESISIR SINJAI TIMUR

0 0 7

PENGGUNAAN BERBAGAI METODE MUTILASI UNTUK MEMBANDINGKAN LAMA WAKTU MOULTING KEPITING BAKAU MERAH (Scylla olivacea) COMPARISON OF THE DURATION OF RED MANGROVE CRAB (Scylla olivacea) MOULTING USING VARIOUS METHODS OF MUTILATION

0 0 7

Community Management for Coastal Environment in Mangrove Ecosystem - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 8

PENGARUH PEMUASAAN SECARA PERIODIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN KEPITING BAKAU MERAH (Scylla olivacea) The Influence of periodic mastery on growth and feed efficiency of red mud crab (Scylla olivacea) - Repository UNRAM

0 0 18