Gelombang Laut Arus Laut

sore dan pasang berikutnya pada malam hari. Setiap harinya pola pasang surut selalu bergeser selama satu jam. Berdasarkan keadaan morfologi pantai dan muara sungai, pada saat permukaan laut maupun pasang tertinggi, air laut mencapai muka pantai tebing pantai dan masuk kedalam muara sungai. Semantara dalam kondisi surut terendah, berpengrauh terhadap penurunan air sehingga terjadi pengurangan kedalaman yang berdampak pada pendangkalan di depan muara sungai. Selain itu turunnya muka air membentuk daratan pasang surut yang luas hingga mencapai 500 m dari daratan sepanjang pantai. Menurut Wegey 2001 in Syahrir 2011 di Teluk Bone elevasi permukaan laut pada kondisi pasang purnama adalah berkisar 0,0492-2,4140 meter.

5.2.2 Gelombang Laut

Gelombang merupakan gerak vertikal air laut yang berlangsung secara insidentil dan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah angin. Gelombang yang disebabkan oleh angin memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap proses alami yang terjadi di pantai. Prediksi gelombang berkaitan langsung dengan arah dan kecepatan angin serta jarak pembangkit ombak. Berdasarkan penelitian Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin Tahun 2004, tinggi gelombang di sepanjang pesisir Pantai Kabupaten Sinjai berkisar antara 0,26 – 2,6 m, serta periode berkisar 2,8 – 7,7 detik. Umumnya gelombang dari arah tenggara merupakan gelombang yang tertinggi dan dominan berpengaruh dibandingkan dengan arah lainnya. Di perairan pesisir Kabupaten Kutai Timur tinggi gelombang rerata mencapai 20 cm dengan periode gelombang 20 detik per rangkaian gelombang Wijaya 2011. Menurut nelayan setempat, kondisi musim di kawasan ini dibagi menjadi dua musim yakni musim timur atau dengan kata lain musim kemarau terjadi pada bulan Juni-Agustus dan puncaknya terjadi pada bulan Juli. Musim barat atau musim penghujan terjadi pada bulan Desember-Februari dan puncaknya terjadi pada bulan Januari, pada musim ini terjadi gelombang yang tinggi sehingga dapat Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com menggangu pelayaran, namun menurut nelayan kepiting pada saat musim barat justru memberikan keuntungan bagi mereka karena pada musim inilah jumlah tangkapan kepiting melimpah. Sedangkan menurut Wijaya 2011 tinggi gelombang laut dapat berpengaruh bagi kelangsungan budidaya khususnya silvofishery, karena dapat merusak jaring dan menghancurkan kurungan tancap yang digunakan oleh nelayan kepiting.

5.2.3 Arus Laut

Arus merupakan gerakan air laut secara horizontal yang disebabkan oleh angin, pasang surut, dan ombak. Arus berperan dalam proses angkutan sedimen sepanjang pantai. Pada perairan Sinjai ketika air menuju pasang, arah arus cenderung bergerak dari barat Laut Flores menuju ke arah daratan arah menuju barat laut hingga utara dengan kecepatan berkisar 0,03-0,35 mdetik. Sedangkan pada saat air menuju surut, arus cenderung dari daratan menuju ke tenggara hingga selatan Laut Flores dengan kisaran 0,03-0,45 mdetik. Kecepatan arus tinggi jika keadaan laut menuju pasang atau menuju surut. Kecepatan arus tertinggi berdasarkan hasil penelitian oleh KAPEDALTAM 2003 sebesar 0,3 mdetik. Salah satu faktor yang mempengaruhi ruaya untuk kepiting bakau adalah arus laut. Di Kabupaten Kutai Timur, kecepatan arus maksimum terjadi pada saat pergerakan pasang surut terbesar dengan kecepatan arus rata-rata mencapai 20-30 cmdetik. Arah arus ini dapat menjadi indikasi bagi arah ruaya kepiting bakau betina yang beruaya ke laut untuk memijah Wijaya 2011.

5.3 Kualitas Air dan Substrat

Dokumen yang terkait

Study of Potential and Mangrove Ecosystem Management In South Jailolo District Of West Halmahera

0 5 213

Kebijakan pemanfaatan ekosistem mangrove secara terpadu berkelanjutan di kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (The policy of integrated, sustainable exploitation of mangrove ecosystem in Barru Regency, South Sulawesi)

0 2 11

Study of Potential and Mangrove Ecosystem Management In South Jailolo District Of West Halmahera

3 11 113

Management of mud crab (Scylla olivacea) at mangrove ecosystem in coastal subdistrict East Sinjai, Sinjai Regency, South Sulawesi

0 2 37

GROWTH OF VARIED RATIO OF MALE-FEMALE MUD CRAB Scylla olivacea MAINTAINED IN MANGROVE AREA | Karim | Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) 12593 66175 1 PB

0 0 6

SINJAI 10 Tahun Dalam Memori (1)

0 0 10

KETERKAITAN MANGROVE, KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) DAN BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR DI PERAIRAN PESISIR SINJAI TIMUR

0 0 7

PENGGUNAAN BERBAGAI METODE MUTILASI UNTUK MEMBANDINGKAN LAMA WAKTU MOULTING KEPITING BAKAU MERAH (Scylla olivacea) COMPARISON OF THE DURATION OF RED MANGROVE CRAB (Scylla olivacea) MOULTING USING VARIOUS METHODS OF MUTILATION

0 0 7

Community Management for Coastal Environment in Mangrove Ecosystem - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 8

PENGARUH PEMUASAAN SECARA PERIODIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN KEPITING BAKAU MERAH (Scylla olivacea) The Influence of periodic mastery on growth and feed efficiency of red mud crab (Scylla olivacea) - Repository UNRAM

0 0 18