Uji Homogenitas Pengaruh Pembelajaran dengan Open Approach terhadap Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Jakarta Selatan. Penelitan dilakukan di kelas VII, yaitu kelas VII-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-7 sebagai kelas kontrol. Kelas VII-5 sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran matematika dengan Open Approach dan kelas VII-7 sebagai kelas kontrol diberikan perlakuan secara konvensional. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan segiempat. Untuk mengetahui kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis, kedua kelas diberikan posttest yang sama yang berisi soal tes uji coba kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis berbentuk soal uraian. Posttest dilaksanakan sekali untuk masing-masing sampel kelas dalam durasi waktu yang sama. Berikut disajikan data hasil posttest kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

1. Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol Secara Keseluruhan Berdasarkan Tabel 4.1 jumlah siswa di kelas eksperimen sebanyak 33 siswa, sementara siswa di kelas kontrol sebanyak 34 siswa. Skor tertinggi di kelas eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan skor tertinggi pada kelas kontrol Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol N 33 34 Range 50 55 Minimum 35 25 Maximum 85 80 Mean 64.39 49.12 Std. Deviation 12.671 11.313 Variance 160.559 127.986 yaitu terdapat selisih 5. Lebih lanjut, untuk skor terendah kelas eksperimen juga lebih besar 10 angka jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis perorang tertinggi terdapat dikelas eksperimen sementara kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis perorang terendah terdapat di kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dinyatakan bahwa skor rata-rata dari 33 siswa di kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan skor rata-rata 34 siswa di kelas kontrol, hal ini terindikasi dari adanya selisih sebesar 15,43 antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Masih berdasarkan Tabel 4.1, Standar deviasi kelas eksperimen sebesar 12,671 sehingga kemampuan penalaran induktif kreatif matematis siswa kelas eksperimen berkisar antara 39,55 sampai 89,23. Sementara standar deviasi kelas kontrol sebesar 11.313 sehingga kemampuan penalaran induktif kreatif matematis siswa kelas kontrol berkisar antara 26,95 sampai 71,29. Varians kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, varians merupakan ukuran dari variabilitas data yang berarti bahwa sebaran data pada kelas eksperimen lebih heterogen dibandingkan kelas kontrol, artinya skor kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa di kelas eksperimen lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sementara kemampuan penalaran induktif- kreatif matematis siswa di kelas kontrol cenderung mengelompok. Berdasarkan uraian-uraian data hasil statistik deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

2. Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Per Indikator Peneliti menganalisis kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan lebih dalam ditinjau dari setiap indikatornya yaitu, generalisasi kreatif, pola kreatif dan analogi kreatif. Kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari segi indikator disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut .