Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan

Dari diagram batang pada Gambar 4.1 capaian indikator kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis dengan tingkat yang paling baik untuk kelas eksperimen yaitu indikator generalisasi kreatif, sementara pada kelas kontrol capaian indikator paling baik yaitu pola kreatif, namun secara keseluruhan indikator capaian kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

B. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang proses analisisnya dilakukan dengan perhitungan matematis, hal ini dikarenakan hasil dari penelitian ini berupa angka pada hasil tes kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis. Data yang telah terkumpul dari kelas eksperimen dan kontrol diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Proses pengolahan data dimulai dari uji normalitas hingga uji kesamaan dua rata-rata kelas penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan uji kesamaan dua rata-rata kelas dengan analisis Independent Samples T Test, maka dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk yang ada pada perangkat lunak SPSS, Adapun hasil perhitungan uji normalitas yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perumusan hipotesis sebagai berikut: H : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal FAKTOR Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. eksperimen .125 33 .200 .957 33 .214 kontrol .145 34 .066 .960 34 .238 Hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukan bahwa data skor hasil tes kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal, hal ini diketahui dengan cara membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Nilai Sig. skor kemampuan penalaran induktif kreatif matematis pada kelas eksperimen sebesar 0,214 dan pada kelas kontrol sebesar 0,238 skor kedua kelas tersebut lebih besar daripada signifikansi α = 0,05.

b. Uji Homogenitas

Selanjutnya uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas varians data, pengujian homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang variansnya sama homogen. Hipotesis Statistik: H : � = � H 1 : � ≠ � Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji homogenitas dengan uji Levene, pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukan bahwa data skor hasil tes kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa untuk kedua kelas yaitu eksperimen dan kontrol adalah homogen, hal ini diketahui dengan cara membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi dari hasil pengujian homogenitas adalah 0,458 nilai tersebut lebih besar daripada harga α = 0,05. Berdasarkan pengujian normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan, menunjukan bahwa skor hasil tes kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan varian dari kedua kelas homogen.

2. Uji Hipotesis

Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa skor tes kemampuan penalaran induktif-kreatif matematis siswa pada kedua kelas berdistribusi normal dan varians kedua kelas homogen. Oleh karena itu pengujian kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Independent