Dapat menunjukan keserupaan prosesdata dan sebagian lengkap dalam memberikan
alasan dasar keserupaan 3
Dapat menunjukan keserupaan prosesdata namun alasan dasar keserupaan yang
diberikan kurang sesuai 2
Dapat menunjukan keserupaan prosesdata namun tidak dapat memberikan alasan dasar
keserupaan atau alasan dasar keserupaan yang diberikan tidak sesuai
1 Tidak memberikan jawaban
Sebelum diujikan, instrumen tes dilakukan pengujian berupa validitas, realibilitas, serta untuk mengetahui daya beda dan tingkat kesukaran soal.
1. Validitas
Agar diketahui apakah instrumen penalaran induktif –kreatif matematis
mampu mengukur kemampuan penalaran induktif –kreatif matematis,
maka instrumen di uji dahulu validitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product momen sebagai berikut:
4
r
hitung
=
� ∑ − ∑
∑ √{� ∑
− ∑ }{� ∑ − ∑
}
Dengan r
hitung
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
hitung
r dengan
tabel
r pada taraf signifikansi 5. Soal dikatakan valid jika
nilai
tabel hitung
r r
, sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai
tabel hitung
r r
. Peneliti membuat 6 butir soal kemampuan penalaran-induktif kreatif matematis.
Setelah dilakukan uji validitas instrumen menunjukan bahwa semua butir soal valid. Hasil rekapitulasi uji validitas instrumen tes kemampuan penalaran induktif-kreatif
matematis dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 3.5
4
Suharsimi Arikunto, Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2013, h. 87
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan
Penalaran Induktif-Kreatif Matematis
No Soal
Indikator Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis
Validitas Keterangan
r hitung r tabel
1 Generalisasi Kreatif
0,435 0, 297
Valid 4
Generalisasi Kreatif 0,642
0, 297 Valid
2
Analogi Kreatif 0,372
0, 297 Valid
5
Analogi Kreatif 0,446
0, 297 Valid
3
Pola Kreatif 0,583
0, 297 Valid
6 Pola Kreatif
0,576 0,297
Valid
2. Daya Pembeda
Untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa yang tinggi dengan kemampuan siswa yang rendah maka dilakukan perhitungan daya
pembeda. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari perhitungan daya pembeda adalah:
5
D =
� �
−
� �
Dengan J
A
= Skor maksimum kelompok atas J
B
= Skor maksimum kelompok bawah B
A
= Jumlah skor siswa kelompok atas B
B
= Jumlah skor siswa kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda:
6
D: 0,00 – 0,20 : jelek
D: 0,21 – 0,40 : cukup
5
Arikunto, op.cit., h. 228.
6
Ibid., h. 232.