10
analisis sehingga diperoleh deskripsi mengenai fakta sejarah yang terkandung dalam novel Saman karya Ayu Utami.
c. Penarikan Simpulan
Pada tahap ini dibuat simpulan mengenai hasil dari data yang diperoleh sejak awal penelitian. Penarikan simpulan memuat hasil data berupa fakta sejarah apa
saja yang disampaikan penulis lewat novel Saman karya Ayu Utami.
11
BAB II LANDASAN TEORI
Penelitian terhadap novel Saman karya Ayu Utami tentu saja memerlukan landasan teori. Penjelasan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
penelitian sangat penting dilakukan sebelum menyajikan hasil penelitian. Teori- teori yang menjadi landasan dalam penelitian terhadap novel Saman ini dapat
dipaparkan sebagai berikut.
A. Hakikat Fiksional dan Faktual
Hakikat fiksional dan faktual sama halnya dengan sastra dan sejarah. Dalam teori kontemporer kedua disiplin, khususnya dalam kaitannya dengan
pemanfaatan hakikat fiksi dan fakta, terlibat ke dalam kontruksi paradigmatis yang cenderung simetris, yang disebut sebagai metafiksi historiografi. Dikaitkan
dengan definisi fakta secara umum, pemanfaatan fakta-fakta dalam sejarah dan novel sejarah pada dasarnya sama yang berbeda adalah bagaimana novelis
mengembangkan sikap, pikiran dan perasaan tokoh-tokoh dalam suatu cerita secara bebas dan kreatif, sehingga tercipta ruang fiksionalitas.
Aspek lain adalah adalah kenyataan bahwa karya sastra mementingkan cerita, tokoh dan latar. Ketiga unsur cerita tersebut sangat esensial dalam sejarah. Karya
sastra meskipun merupakan imajinasi, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa imajinasi mesti berangkat dari kenyataan. Dalam hubungan inilah diperlukan
acuan kenyataan yang pada umumnya tercantum dalam sejarah. Dengan kalimat lain, sejarah memberikan kompetensi untuk mengembalikan kualitas rekaan pada
kenyataan agar dapat dipahami secara lebih intens oleh pembaca. Relevansi karya sastra terhadap sejarah, sebagaimana diintroduksi oleh
Taufik Abdullah adalah manfaatnya terhadap penelitian sejarah intelektual. Sesuai dengan perkembangan metode dan teori usaha untuk menghindarkan sekat
pemisah antar disiplin di pihak yang lain, masalah-masalah sosiologi dan sejarah dalam sastra justru menemukan tempat yang subur.
12
Ada tiga masalah yang perlu dikemukakan dalam kaitannya dengan relevansi sejarah terhadap sastra, yaitu :
1
1. Relevansi fakta-fakta sejarah, dalam hal ini berkaitan dengan isi.
2. Homologi unsur-unsur dalam hal ini berkaitan dengan struktur; dan
3. Relevansi proses kreatif dalam hal ini berkaitan dengan perkembangan
genre sastra. Keterlibatan fakta-fakta sejarah dapat diidentifikasikan secara jelas, seberapa
jauh sebuah karya mencerminkan sejarah. Hubungan ini dapat dipahami melalui tokoh, kejadian dan latar. Nama tokoh, nama tempat, dan tahun-tahun kejadian
merupakan unsur-unsur yang sangat mudah untuk dikaitkan dengan sejarah umum, sisa peninggalan sejarah, dan sumber-sumber tertulis lainnya.
Jadi kesimpulan hakikat fiksional dan faktual adalah hakikat hubungan antara sejarah dan sastra serta bagaimana hubungan sejarah dalam karya sastra. Dalam
proses kepenulisan sejarah dalam karya sastra tentu penulis memerlukan fakta atau kenyataan dalam dunia. Berangkat dari hal inilah kemudian penulis karya
sastra menuliskan cerita dengan memanfaatkan tokoh, latar dan kejadian di dalam cerita untuk menginterpretasikan sejarah.
B. Hubungan Sastra dan Sejarah
Visi kontemporer dalam kaitannya dengan fiksi dan fakta secara tidak langsung membawa sastra dan sejarah, seniman dan sejarawan pada dua kutub
yang berbeda tetapi saling melengkapi. Hakikat objektivitas dari suatu kenyataan menjadi sangat relatif sebab objektivitas kenyataan tidak diberikan, melainkan
secara terus menerus harus dibangun, dengan konsekuensi tidak ada kenyataan yang sesungguhnya.
2
Penulisan sejarah pada waktu Aristoteles sudah berkembang sebagai cabang ilmu pengetahuan dengan Thucydides 460-400 sebagai sejarawan yang
terkenal. Thucydides menulis sejarah perang Peloponesos, antara negara kota Athena dan Sparta, dan dia pertama kali mencoba secara ilmiah memberi laporan
1
Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Cultural Studi Representasi Fiksi dan Fakta,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007,Cet.2,h. 348
2
Ibid., h. 330