Tokoh dan Penokohan Unsur Instrinsik Novel Saman
59
cacat bagi sebuah bangsa. Maka dari itu ia terus menegakkan keadilan dan hukum yang seimbang antara pemerintah dan rakyat kecil. Seperti kutipan di bawah ini.
“Kukira negeri kita bukan seperti yang kamu bilang, mesin yang menindas, melainkan sesuatu yang penuh ketidakpastian di mana hukum
berayun- ayun seperti bandul jam”
10
Kutipan di atas adalah surat Saman kepada Yasmin dari tempat persembunyiannya di New York. Penggalan surat ini seakan mewakili bagaimana
Saman begitu geram dengan hukum di Indonesia yang penuh ketidakpastian. Sebagai orang yang pernah terjun langsung dalam penderitaan rakyat di Sei
Kumbang dan mengalami ketidakadilan hukum maka sangat pantas Saman memperjuangkan hukum yang adil.
Sebagai aktivis Saman digambarkan oleh narator sebagai orang yang analitik, cerdas dan pemikiran yang mendalam. Hal ini dapat dipahami bagaimana jalan
pikiran Saman melalui penceritaan narator. Tentu ini akan sangat mendukung atau memperkuat Saman sebagai aktivis yang membutuhkan kecerdasan akal dan
pemikiran yang dalam. Seperti kutipan di bawah ini. “Memang persoalannya tidak sesederhana pertarungan antara dua kelas,
perusahaan versus petani. Di masing-masing kelompok ada orang-orang rakus yang mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Saya kira perusahaan
memang ingin memiliki sendiri perkebunan itu agar efisien dan mudah di kontrol.
11
Kutipan di atas adalah surat Saman kepada bapaknya atas permintaan maafnya karena telah menjadi buron. Dia menceritakan detail mengapa dia bisa
menjadi buron dari seorang pastor. Dari kutipan ini dapat di pahami bagaimana pemikiran saman adalah pemikiran yang sangat analitik dan cerdas. Dia begitu
paham dengan jalan licik yang digunakan PT ALM terhadap lahan warga Sei Kumbang.
Wis juga mempunyai pikiran yang sangat dalam dan penuh pertimbangan. Ia digambarkan oleh narator bukan sebagai orang yang cepat mengambil keputusan
tanpa melalu pertimbangan logika. Seperti kutipan di bawah ini.
10
Ibid.,h. 171
11
Ibid.,h. 167
60
“Wis menjadi teramat takut untuk mengambil keputusan yang bukan menjadi taruhannya. Sementara orang-orang itu tetap menunggu jawabannya.
Ia pun mendongak dan menjawab dengan amat letih : “Kalian rapatkanlah
Aku akan dukung apapun keputusan kalian. Sebab pertaruhan ini bukanlah pertaruhanku.
12
Kutipan di atas adalah pertarungan pemikiran di dalam diri Saman. Ia memikirkan secara matang keputusan yang akan dia ambil terhadap nasib warga
Sei Kumbang. Pada kutipan terakhir dia mengatakan “Sebab pertaruhan ini bukanlah pertaruhanku”. Hal ini dia katakan sebab dia tidak ingin mengambil
keputusan yang salah hanya berdasarkan rasa amarah. Penokohan Saman adalah tokoh utama yang dinamis. Hal ini berdasarkan
perubahan karakteristik Saman yang awalnya adalah seorang pastor memilih berhenti dan menjadi seorang aktivis. Fisik dari Saman seperti dituturkan oleh
Laila yaitu berperawakan kurus dan hitam, rambut yang terpangkas rapi serta dagu tak tercukur rapi. Pemikiran dari Saman yaitu analitik, cerdas dan pemikiran
yang mendalam. Sikap dan perilaku Saman adalah kepedulian tinggi terhadap masyarakat yang tertindas dan tertinggal dan orang yang begitu teguh dalam
menegakkan keadilan hukum. b.
Laila Pemberian nama Laila oleh Ayu juga mempunyai makna tersendiri. Laila
artinya adalah malam. Laila di dalam novel Saman sebagai tokoh sekunder yaitu tokoh bawahan yang fungsinya menjalin hubungan antar tokoh utama dengan
tokoh lainnya. Ia di dalam novel ini adalah tokoh yang menghubungkan jalinan tokoh Sihar dengan tokoh utama Saman untuk menangani kasus Rosano. Seperti
kutipan di bawah ini. “Dan saya punya teman yang bisa mengerjakan itu. “Siapa dia?” Tapi
pertanyaan itu membuat si perempuan termenung. Sebab lelaki yang saya maksud berasal dari masa lalu. Seseorang yang juga pernah begitu lekat di
hati saya ketika remaja, lalu menghilang bertahun-tahun, dan muncul kembali sebagai aktivis perburuhan dan lingkungan Sumatera Selatan.
”
13
12
Ibid.,h 99
13
Ibid.,h. 23
61
Kutipan di atas adalah percakapan Sihar dan Laila untuk membantu menangani kasus Rosana. Laila menawarkan bantuan hukum melalui bantuan
Saman. Hal ini dapat dipahami bahwa Laila adalah tokoh yang hanya menghubungkan Sihar dan Saman tanpa terlibat ke dalam kasus ini. Kutipan di
bawah ini pengarang memperlihatkan posisi Laila.
14
“Ada satu hal yang mengherankan dan tidak menyenangkan saya dalam perjalanan itu. Di sebuah restoran di Perabumulih, Saman meminta saya
masuk ke dalam lebih dulu. Saya menolak, tetapi ia terkesan agak memaksa, sebab mereka perlu berbicara berdua saja. “urusan laki-laki” kata Saman.
Kutipan di atas semakin menegaskan bahwa posisi Laila di dalam novel hanya sebagai penghubung dan tidak terlibat ke dalam masalah. Dia hanya
melihat dari luar tanpa ikut ke dalam permasalahan. Tokoh laila adalah tokoh statis yaitu tokoh yang kepribadiannya selalu sama
dari awal cerita sampai akhir. Tokoh Laila digambarkan oleh narator dari awal masa remaja hingga menjadi dewasa tidak mengalami perkembangan. Seperti
kutipan di bawah ini. “Laila tetap mungil seperti anak kecil yang belum kenal dosa”
15
Kutipan di atas adalah tuturan narator melalui tokoh Shakuntala terhadap Laila. Ia dikenal sebagai perempuan yang lugu. Di mata Shakuntala tidak ada
yang berubah dari Laila, ia tetap gadis mungil, lucu dan polos. Dilihat dari watak yang dimiliki oleh Laila, ia merupakan tokoh protagonis
dimana dia merupakan orang yang mendukung jalinan cerita tokoh utama. Watak Laila dapat dipahami melalui bagaimana jalan pikirannya serta bagaimana
perilakunya terhadap orang lain. Watak Laila adalah perempuan yang cerdas, inisiatif dan perduli terhadap penderitaan orang lain. Dapat dipahami melalui jalan
pikirannya terhadap kasus Rosano. Ia memberikan ide untuk mengajukan kasus kematian di pertambangan ke pihak kepolisian serta mengangkat berita ini ke
media masa. Terlihat seperti kutipan di bawah ini. “Kenapa kasus ini tidak diajukan ke pengadilan saja?’
16
14
Ibid.,h. 33
15
Ibid.,h. 153
16
Ibid.,h. 22
62
Kutipan di atas adalah ide atau inisiatif yang diberikan Laila kepada Sihar atas kematian Hasyim dan dua teman lainnya. Ia memberikan saran agar kasus ini
diusut saja karena kasus tersebut merupakan pelanggaran. Kepeduliannya terhadap orang lain terlihat melalui keterlibatannya dalam menghubungkan Sihar
dengan Saman untuk mengusut tuntas kematian di pertambangan. Terlihat pada kutipan di bawah ini.
“Hari-hari dan bulan berikutnya kami mengurus perkara ini. Saman dan Yasmin berhasil mengorganisasi teman-temannya di Media Massa untuk
membongkar persoalan ini.”
17
Kutipan di atas adalah keberhasilan Laila dalam membantu Sihar membongkar kasus kematian Hasyim ke media masa. Dari penjelasan di atas
maka disimpulkan bahwa sosok Laila adalah perempuan cerdas, banyak ide dan perduli terhadap kesusahan orang lain. Ia merupakan tokoh yang hanya
menghubungkan jalinan cerita Sihar dengan Yasmin dan Saman. Kepribadiannya bersifat statis yaitu tidak ada perubahan karakteristik hingga yang mengubah
jalan hidupnya. c.
Yasmin Pemilihan nama Yasmin oleh pengarang menyiratkan sesuatu. Yasmin
artinya adalah tanaman berbunga kuning atau putih, baunya semerbak, digunakan untuk wewangian. Nama ini sangat mewakili sosok Yasmin yang membuat
banyak orang terkesan akan kecantikannya sebagai wanita. Nama Lengkapnya Yasmin Moningka, seorang perempuan yang mengesankan banyak lelaki, kulitnya
bersih dan langsing. Gambaran fisik perempuan yang disenangi oleh kaum laki- laki. Dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
“Yasmin Moningka adalah perempuan yang sangat mengesankan banyak lelaki karena kulitnya yang bersih dan tubuhnya yang langsing
”.
18
Kutipan di atas adalah penggambaran sosok Yasmin sebagai wanita cantik menurut masyarakat kebanyakan yaitu bertubuh langsing dan kulit putih. Sosok
Yasmin digambarkan narator melalui tuturan tokoh Laila. Selain itu ia wanita
17
Ibid.,h. 35
18
Ibid., h. 24
63
yang cerdas dan tekun, bahkan Yasmin masuk UI tanpa tes serta mempunyai orang tua yang kaya. Sejak SD ia yang terpandai diantara teman-temannya.
Yasmin adalah simbol perempuan yang terdidik dalam lingkungan keluarga. Sejak kecil ia dibentuk orang tuanya untuk menghabiskan waktunya dengan hal-hal
yang produktif. Ibunya memaksanya berbagai macam kursus. Akhirnya, Ia menjadi orang yang serba bisa. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:
“Ibunya memaksanya kursus balet, piano, berenang, dan bahasa Inggris sejak kelas dua SD, dan ia menjadi serba bisa. Ia tak pernah mengerjakan
pekerjaan rumah di sekolah. Kadang ia malah mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah, sebelumnya
”.
19
Kutipan di atas menjelaskan bagaimana didikan orang tuanya terhadap Yasmin agar menjadi perempuan sempurna. Ia merupakan pengacara yang
membantu Sihar dan Laila dalam kasus kecelakaan di rig. Ia juga selalu bergabung dalam tim lembaga bantuan hukum untuk membantu orang-orang
miskin. Tokoh Yasmin pula yang telah membantu Saman dalam pelariannya di negeri pengasingan, New York.
Yasmin merupakan tokoh Sekunder yaitu tokoh bawahan yang mendukung tokoh utama dalam pencapaiannya tujuan, yaitu memperjuangkan keadilan
hukum. Yasmin mempunyai porsi cerita yang sangat berpengaruh terhadap jalan cerita tokoh utama. Ia memberikan banyak bantuan dukungan terhadap tokoh
Saman. Seperti kutipan di bawah ini. “Kini Yasmin telah mengurus segalanya agar aku pergi dari Indonesia”.
20
Kutipan di atas adalah buku harian Saman yang dikirimkannya kepada Yasmin. Berdasarkan kutipan di atas Yasmin adalah orang yang sangat berperan
penting terhadap sepak terjang dari tokoh Saman. Banyak hal yang di atur oleh Yasmin agar tokoh Saman selamat atas tuduhan yang menimpanya di Indonesia.
Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh Yasmin merupakan tokoh statis, yaitu tokoh yang perkembangan kepribadiannya tetap dari awal penceritaan
sampai akhir. Dari awal penceritaan narator menggambarkan bahwa Yasmin
19
Ibid., h. 149
20
Ibid.,h. 179
64
adalah orang yang sering membantu orang-orang yang tertindas dan tidak mendapat perlakuan yang adil di mata hukum. Hal ini didukung dengan seringnya
ia bergabung bersama lembaga bantuan hukum lainnya. Ia juga bekerja di kantor ayahnya sendiri yang bernama Joshua Moningka dan Partners. Seperti kutipan di
bawah ini. “Ia menjadi pengacara di kantor Ayahnya sendiri Joshua Moningka dan
Partners. Namun ia kerap bergabung dengan tim Lembaga Bantuan Hukum untuk orang-orang miskin dan tertindas
”.
21
Kutipan di atas adalah tuturan tokoh Laila untuk menggambarkan tokoh Yasmin. Di awal penceritaan Yasmin sudah di gambarkan sebagai wanita yang
berprofesi sebagai pengacara dan sangat peduli terhadap kaum yang miskin dan tertindas. Kekonsistenan narator terlihat dari awal hingga akhir. Seperti kutipan di
bawah ini. “Pagi-pagi Yasmin telah kembali ke persembunyianku bersama seorang
nyonya melayu yang sama pesoleknya. ”
22
Kutipan di atas adalah isi buku harian Saman yang dia kirimkan kepada Yasmin. Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Yasmin sepenuhnya sangat
mendukung keseluruhan cerita Saman. Dia adalah pendukung utama bagi sepak terjang Saman.
Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh Yasmin yaitu tokoh yang memiliki watak protagonis. Hal ini disebabkan karena tokoh Yasmin secara
keseluruhan baik perilaku dan jalan pikirannya adalah untuk mendukung tokoh utama. Dapat kita ketahui melalui jalan pikiran dan tokoh lain berbicara
tentangnya. Yasmin digambarkan pengarang sebagai sosok perempuan yang cerdas dan orang yang sangat peduli tentang keadilan semua rakyat di mata
hukum. Hal ini tentu saja didukung oleh profesinya sebagai pengacara dan kepeduliannya terhadap rakyat miskin dan tertindas. Seperti kutipan di bawah ini.
“Yasmin juga membujuk keluarga dua korban yang lain untuk mendukung gugatan keluarga Hasyim”
23
21
Ibid.,h. 24
22
Ibid.,h. 179
23
Ibid.,h. 33
65
Kutipan di atas adalah tuturan tokoh Laila terhadap tokoh Yasmin. Ia digambarkan banyak membantu kasus Rosano bersama Saman hingga masuk ke
dalam pengadilan. Ia juga memberikan bantuan hukum agar keadilan hukum dapat ditegakkan. Tokoh Yasmin dapat pula dipahami melalui jalan pikirannya. Melalui
jalan pikirannya dapat kita melihat bahwa Yasmin memanglah perempuan yang perduli dengan keadilan hukum. Seperti kutipan di bawah ini.
“Tiga hari ini aku di Medan. Keadaan mulai normal meski di sana sini masih banyak tentara berjaga-jaga. Pabrik-pabrik mulai kembali
beroperasi, toko-toko sudah mulai buka lagi. ”
24
Kutipan di atas adalah surat yang ditulis Yasmin kepada Saman di New York untuk mengabarkan keadaan di Indonesia. Ia membantu penyelesaian kasus
demo buruh yang berlangsung anarkis hingga berujung kepada kematian. Atas penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tokoh Yasmin merupakan
tokoh sekunder yang mempunyai kepribadian protagonis. Hal ini dapat dilihat dari perilaku dan jalan pikirannya yang mendukung tokoh utama Saman. Dilihat
dari perkembangan kepribadian tokoh Yasmin merupakan tokoh statis, yaitu tokoh yang perkembangan kepribadiannya tetap dari awal penceritaan sampai
akhir.. d.
Shakuntala Shakuntala adalah salah satu dari empat sekawan, Laila, Yasmin, Shakuntala,
dan Cok. Nama Shakuntala sendiri artinya adalah burung yang diambil dari bahasa Sansekerta. Nama ini diambil dari kisah wiracarita mahabrata. Dalam
kisah tersebut Shakuntala adalah permaisuri Raja Duswanta, leluhur pandawa dan korawa. Ia merupakan ibu dari Raja Bharata yang menurunkan keluarga Bharata.
Ia juga merupakan anak angkat Bagawan Kanwa. Konon ibu kandungnya adalah bidadari Menaka dari kahyangan.
Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh Shakuntala merupakan tokoh komplementer tambahan. Ia merupakan tokoh figuran yang
membantu tokoh utama atau tokoh-tokoh lainnya tetapi tidak begitu aktif. Jalinan cerita Shakuntala merupakan jalinan cerita bawahan yang erat kaitannya dengan
24
Ibid.,h. 176
66
tokoh Laila, Yasmin, cok dan Saman. Konflik yang dialami oleh Shakuntala adalah konflik yang menceritakan kilasan-kilasan masa lalu tokoh Laila, Cok,
Yasmin dan Saman. Kilasan masa lalu para tokoh berguna untuk menjalin keterkaitan antar cerita. Termasuk diantaranya bagaimana jalinan persahabatan
antara Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin serta bagaimana Saman masuk ke dalam kehidupan mereka. Dalam beberapa tuturan Shakuntala tampak ia
membicarakan tentang keterkaitannya dengan tokoh utama Saman. Seperti kutipan di bawah ini.
“Aku tahu mereka terlibat sebuah petualangan romantis di Perabumulih: Laila, Sihar, Yasmin dan Wisanggeni, lelaki yang kemudia menjadi Pastor.
Ku dengar ia kemudian mengganti namanya. Siapa, Aku lupa .”
25
Kutipan di atas adalah tuturan tokoh ketika membicarakan tokoh Saman. Ia mengenal Saman ketika menjadi Mahasiswa Seminari yang magang di sekolah
Yasmin, Shakuntala, Cok dan Laila. Jalinan cerita Shakuntala berfungsi untuk penggambaran hubungan antara Laila dan Saman serta antara Yasmin dan Saman.
Hal ini penting agar semua jalinan cerita saling bertaut. Seperti kutipan di bawah ini
“Dia jatuh cinta pertama kali pada Wisanggeni. Waktu itu pemuda itu Mahasiswa Seminari yang ditugaskan membimbing rekoleksi tentang
kesadaran sosial di SMP kami”
26
Kutipan di atas adalah penjelasan mengenai keterkaitan antar tokoh. Maka berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh Shakuntala adalah
tokoh komplementer tambahan yang berfungsi untuk menjalin cerita antara antara Laila, Saman dan Yasmin.
Di lihat dari perkembangan kepribadian tokoh Shakuntala, ia merupakan tokoh statis yaitu tokoh yang kepribadiannya dari awal cerita sampai akhir cerita
tidak mengalami perubahan yang menyebabkan perubahan jalan hidup. Seperti kutipan di bawah ini.
“Namaku Shakuntala. Ayah dan kakak perempuanku menyebutku sundal. Sebab aku telah tidur dengan banyak laki-
laki dan beberapa perempuan”
27
25
Ibid.,h. 135
26
Ibid.,h. 153
27
Ibid.,h. 118
67
Pada kutipan di atas adalah pernyataan awal tokoh Shakuntala. Ia menyebut dirinya seorang sundal atau perempuan tidak baik. Dari awal hingga akhir cerita
sikap Shakuntala dan kepribadiannya tidak berubah. Maka dari itu tokoh Shakuntala adalah tokoh statis yaitu tokoh yang kepribadiannya tidak berubah dari
awal sampai akhir penceritaan. Dilihat dari watak yang dimilki oleh oleh tokoh Shakuntala, ia merupakan
tokoh protagonis. Hal dapat dilihat dari dukungan yang diberikannya terhadap tokoh utama yaitu Saman maupun tokoh lainnya yaitu Laila, Yasmin dan Cok.
Watak Shakuntala dijelaskan melalui bagaimana perilakunya. Tapi aku meminta agar dia mengajak kedua sahabat kami lain : Cok dan
Yasmin. Maksudku agar jika Laila kecewa, atau terjadi apa-apa pada dia, kami berempat bersama-sama.
28
Pada kutipan di atas adalah kebaikan hati Shakuntala terhadap sahabat- sahabatnya. Pada satu kutipan Ayu menyisipkan tuturan yang dikatakan oleh
Shakuntala tentang kepeduliannya terhadap hukum di Indonesia. Seperti kutipan di bawah ini.
“Aku pernah membaca tentang Dietje, Peragawati yang dibunuh dekat pagar kawat kebun karet kalibata. Juga Marsinah, buruh yang dirajam hingga tulang
dalam rahimnya retak
29
Kutipan diatas adalah tuturan Shakuntala terkait tanggapannya mengenai kekhawatiran Laila apabila Sihar meninggal. Sangat sedikit sekali Shakuntala
menyinggung tentang hukum di Indonesia. Maka berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tokoh Shakuntala adalah tokoh tambahan yang fungsinya
menjalin keterkaitan cerita antara Saman, Yasmin, Cok dan Laila. Cerita Shakuntala berfungsi untuk memperjelas karakter para tokoh-tokoh lainnya.
e. Cok
Cok salah satu sosok tangguh di antara tiga sahabat lainnya, sama seperti pemberian nama pada tokoh ini oleh Ayu. Cok artinya adalah alat tambat yang
28
Ibid.,h. 148
29
Ibid.,h. 120
68
dibuat dari baja tuang biasanya berbentuk tanduk digunakan untuk melewatkan tali atau tros kapal.
Dilihat dari peranan dan keterlibatan cerita, tokoh Cok merupakan tokoh komplementer atau tokoh tambahan. Cok berperan sebagai tokoh tambahan yang
banyak membantu tokoh utama tetapi tidak terlalu aktif. Ia banyak membantu tokoh Saman dalam pelariannya menuju New York yang dibantu oleh Yasmin dan
Laila. Seperti kutipan di bawah ini. Dan cok dipilihnya menjadi orang yang akan membawaku keluar dari
Medan. Semula agak ragu karena aku tak begitu kenal anak ini. Tapi Yasmin nampaknya percaya betul pada teman karibnya.
30
Pada kutipan di atas adalah surat Saman kepada Yasmin menceritakan bagaimana dia bisa keluar dari Medan dibantu oleh Cok. Cok adalah tokoh
pendukung tokoh utama yaitu Saman tetapi tidak masuk ke dalam cerita. Ia hanya membantu dari luar dan tidak berperan dalam perjuangan penegakan hukum
seperti Saman dan Yasmin. Dilihat dari perkembangan tokoh, Cok merupakan tokoh Statis. Ia tidak
mengalami perkembangan karakter dari awal sampai akhir. Seperti kutipan di bawah ini.
Dan kedua sahabatku tetaplah dua sahabat yang dulu. Cok, temanku yang berdada montok. Dia periang dan ringan hati. Berada bersamanya, orang akan
merasa bahwa hidup enteng dan tak ada yang direnungkan dengan dalam atau serius.
31
Kutipan di atas adalah tuturan tokoh Shakuntala menjelaskan sosok Cok yang tidak pernah berubah dari awal sampai akhir cerita. Hal ini ini didukung dengan
bantuan yang diberikan oleh Cok kepada tokoh utama Saman. Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh Cok yaitu tokoh yang protagonis.
Ia mendukung secara keseluruhan terhadap jalan cerita tokoh utama Saman maupun Yasmin. Terlihat pada kutipan di bawah ini.
30
Ibid.,h. 180
31
Ibid.,h. 149
69
21 April. Sore sampai di Pekanbaru. Tinggal di Pedusi Inn, milik Cok. Menempati satu bungalow terdiri dari dua kamar tidur dan satu living room.
Dari sana mengatur perjalanan selanjutnya.
32
Kutipan di atas adalah isi buku harian Saman yang dia kirimkan kepada Yasmin. Dapat dilihat bahwa Cok sangat membantu pelarian tokoh Saman ke
New York. Maka berdasarkan penjabaran di dapat disimpulkan tokoh Cok merupakan
tokoh tambahan dan merupakan pendukung tokoh utama Saman. Dilihat dari perkembangan tokoh, Cok merupakan tokoh Statis. Ia tidak mengalami
perkembangan karakter dari awal sampai akhir.