Tokoh dan Penokohan Unsur Instrinsik Novel Saman

59 cacat bagi sebuah bangsa. Maka dari itu ia terus menegakkan keadilan dan hukum yang seimbang antara pemerintah dan rakyat kecil. Seperti kutipan di bawah ini. “Kukira negeri kita bukan seperti yang kamu bilang, mesin yang menindas, melainkan sesuatu yang penuh ketidakpastian di mana hukum berayun- ayun seperti bandul jam” 10 Kutipan di atas adalah surat Saman kepada Yasmin dari tempat persembunyiannya di New York. Penggalan surat ini seakan mewakili bagaimana Saman begitu geram dengan hukum di Indonesia yang penuh ketidakpastian. Sebagai orang yang pernah terjun langsung dalam penderitaan rakyat di Sei Kumbang dan mengalami ketidakadilan hukum maka sangat pantas Saman memperjuangkan hukum yang adil. Sebagai aktivis Saman digambarkan oleh narator sebagai orang yang analitik, cerdas dan pemikiran yang mendalam. Hal ini dapat dipahami bagaimana jalan pikiran Saman melalui penceritaan narator. Tentu ini akan sangat mendukung atau memperkuat Saman sebagai aktivis yang membutuhkan kecerdasan akal dan pemikiran yang dalam. Seperti kutipan di bawah ini. “Memang persoalannya tidak sesederhana pertarungan antara dua kelas, perusahaan versus petani. Di masing-masing kelompok ada orang-orang rakus yang mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Saya kira perusahaan memang ingin memiliki sendiri perkebunan itu agar efisien dan mudah di kontrol. 11 Kutipan di atas adalah surat Saman kepada bapaknya atas permintaan maafnya karena telah menjadi buron. Dia menceritakan detail mengapa dia bisa menjadi buron dari seorang pastor. Dari kutipan ini dapat di pahami bagaimana pemikiran saman adalah pemikiran yang sangat analitik dan cerdas. Dia begitu paham dengan jalan licik yang digunakan PT ALM terhadap lahan warga Sei Kumbang. Wis juga mempunyai pikiran yang sangat dalam dan penuh pertimbangan. Ia digambarkan oleh narator bukan sebagai orang yang cepat mengambil keputusan tanpa melalu pertimbangan logika. Seperti kutipan di bawah ini. 10 Ibid.,h. 171 11 Ibid.,h. 167 60 “Wis menjadi teramat takut untuk mengambil keputusan yang bukan menjadi taruhannya. Sementara orang-orang itu tetap menunggu jawabannya. Ia pun mendongak dan menjawab dengan amat letih : “Kalian rapatkanlah Aku akan dukung apapun keputusan kalian. Sebab pertaruhan ini bukanlah pertaruhanku. 12 Kutipan di atas adalah pertarungan pemikiran di dalam diri Saman. Ia memikirkan secara matang keputusan yang akan dia ambil terhadap nasib warga Sei Kumbang. Pada kutipan terakhir dia mengatakan “Sebab pertaruhan ini bukanlah pertaruhanku”. Hal ini dia katakan sebab dia tidak ingin mengambil keputusan yang salah hanya berdasarkan rasa amarah. Penokohan Saman adalah tokoh utama yang dinamis. Hal ini berdasarkan perubahan karakteristik Saman yang awalnya adalah seorang pastor memilih berhenti dan menjadi seorang aktivis. Fisik dari Saman seperti dituturkan oleh Laila yaitu berperawakan kurus dan hitam, rambut yang terpangkas rapi serta dagu tak tercukur rapi. Pemikiran dari Saman yaitu analitik, cerdas dan pemikiran yang mendalam. Sikap dan perilaku Saman adalah kepedulian tinggi terhadap masyarakat yang tertindas dan tertinggal dan orang yang begitu teguh dalam menegakkan keadilan hukum. b. Laila Pemberian nama Laila oleh Ayu juga mempunyai makna tersendiri. Laila artinya adalah malam. Laila di dalam novel Saman sebagai tokoh sekunder yaitu tokoh bawahan yang fungsinya menjalin hubungan antar tokoh utama dengan tokoh lainnya. Ia di dalam novel ini adalah tokoh yang menghubungkan jalinan tokoh Sihar dengan tokoh utama Saman untuk menangani kasus Rosano. Seperti kutipan di bawah ini. “Dan saya punya teman yang bisa mengerjakan itu. “Siapa dia?” Tapi pertanyaan itu membuat si perempuan termenung. Sebab lelaki yang saya maksud berasal dari masa lalu. Seseorang yang juga pernah begitu lekat di hati saya ketika remaja, lalu menghilang bertahun-tahun, dan muncul kembali sebagai aktivis perburuhan dan lingkungan Sumatera Selatan. ” 13 12 Ibid.,h 99 13 Ibid.,h. 23 61 Kutipan di atas adalah percakapan Sihar dan Laila untuk membantu menangani kasus Rosana. Laila menawarkan bantuan hukum melalui bantuan Saman. Hal ini dapat dipahami bahwa Laila adalah tokoh yang hanya menghubungkan Sihar dan Saman tanpa terlibat ke dalam kasus ini. Kutipan di bawah ini pengarang memperlihatkan posisi Laila. 14 “Ada satu hal yang mengherankan dan tidak menyenangkan saya dalam perjalanan itu. Di sebuah restoran di Perabumulih, Saman meminta saya masuk ke dalam lebih dulu. Saya menolak, tetapi ia terkesan agak memaksa, sebab mereka perlu berbicara berdua saja. “urusan laki-laki” kata Saman. Kutipan di atas semakin menegaskan bahwa posisi Laila di dalam novel hanya sebagai penghubung dan tidak terlibat ke dalam masalah. Dia hanya melihat dari luar tanpa ikut ke dalam permasalahan. Tokoh laila adalah tokoh statis yaitu tokoh yang kepribadiannya selalu sama dari awal cerita sampai akhir. Tokoh Laila digambarkan oleh narator dari awal masa remaja hingga menjadi dewasa tidak mengalami perkembangan. Seperti kutipan di bawah ini. “Laila tetap mungil seperti anak kecil yang belum kenal dosa” 15 Kutipan di atas adalah tuturan narator melalui tokoh Shakuntala terhadap Laila. Ia dikenal sebagai perempuan yang lugu. Di mata Shakuntala tidak ada yang berubah dari Laila, ia tetap gadis mungil, lucu dan polos. Dilihat dari watak yang dimiliki oleh Laila, ia merupakan tokoh protagonis dimana dia merupakan orang yang mendukung jalinan cerita tokoh utama. Watak Laila dapat dipahami melalui bagaimana jalan pikirannya serta bagaimana perilakunya terhadap orang lain. Watak Laila adalah perempuan yang cerdas, inisiatif dan perduli terhadap penderitaan orang lain. Dapat dipahami melalui jalan pikirannya terhadap kasus Rosano. Ia memberikan ide untuk mengajukan kasus kematian di pertambangan ke pihak kepolisian serta mengangkat berita ini ke media masa. Terlihat seperti kutipan di bawah ini. “Kenapa kasus ini tidak diajukan ke pengadilan saja?’ 16 14 Ibid.,h. 33 15 Ibid.,h. 153 16 Ibid.,h. 22 62 Kutipan di atas adalah ide atau inisiatif yang diberikan Laila kepada Sihar atas kematian Hasyim dan dua teman lainnya. Ia memberikan saran agar kasus ini diusut saja karena kasus tersebut merupakan pelanggaran. Kepeduliannya terhadap orang lain terlihat melalui keterlibatannya dalam menghubungkan Sihar dengan Saman untuk mengusut tuntas kematian di pertambangan. Terlihat pada kutipan di bawah ini. “Hari-hari dan bulan berikutnya kami mengurus perkara ini. Saman dan Yasmin berhasil mengorganisasi teman-temannya di Media Massa untuk membongkar persoalan ini.” 17 Kutipan di atas adalah keberhasilan Laila dalam membantu Sihar membongkar kasus kematian Hasyim ke media masa. Dari penjelasan di atas maka disimpulkan bahwa sosok Laila adalah perempuan cerdas, banyak ide dan perduli terhadap kesusahan orang lain. Ia merupakan tokoh yang hanya menghubungkan jalinan cerita Sihar dengan Yasmin dan Saman. Kepribadiannya bersifat statis yaitu tidak ada perubahan karakteristik hingga yang mengubah jalan hidupnya. c. Yasmin Pemilihan nama Yasmin oleh pengarang menyiratkan sesuatu. Yasmin artinya adalah tanaman berbunga kuning atau putih, baunya semerbak, digunakan untuk wewangian. Nama ini sangat mewakili sosok Yasmin yang membuat banyak orang terkesan akan kecantikannya sebagai wanita. Nama Lengkapnya Yasmin Moningka, seorang perempuan yang mengesankan banyak lelaki, kulitnya bersih dan langsing. Gambaran fisik perempuan yang disenangi oleh kaum laki- laki. Dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. “Yasmin Moningka adalah perempuan yang sangat mengesankan banyak lelaki karena kulitnya yang bersih dan tubuhnya yang langsing ”. 18 Kutipan di atas adalah penggambaran sosok Yasmin sebagai wanita cantik menurut masyarakat kebanyakan yaitu bertubuh langsing dan kulit putih. Sosok Yasmin digambarkan narator melalui tuturan tokoh Laila. Selain itu ia wanita 17 Ibid.,h. 35 18 Ibid., h. 24 63 yang cerdas dan tekun, bahkan Yasmin masuk UI tanpa tes serta mempunyai orang tua yang kaya. Sejak SD ia yang terpandai diantara teman-temannya. Yasmin adalah simbol perempuan yang terdidik dalam lingkungan keluarga. Sejak kecil ia dibentuk orang tuanya untuk menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang produktif. Ibunya memaksanya berbagai macam kursus. Akhirnya, Ia menjadi orang yang serba bisa. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: “Ibunya memaksanya kursus balet, piano, berenang, dan bahasa Inggris sejak kelas dua SD, dan ia menjadi serba bisa. Ia tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah. Kadang ia malah mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah, sebelumnya ”. 19 Kutipan di atas menjelaskan bagaimana didikan orang tuanya terhadap Yasmin agar menjadi perempuan sempurna. Ia merupakan pengacara yang membantu Sihar dan Laila dalam kasus kecelakaan di rig. Ia juga selalu bergabung dalam tim lembaga bantuan hukum untuk membantu orang-orang miskin. Tokoh Yasmin pula yang telah membantu Saman dalam pelariannya di negeri pengasingan, New York. Yasmin merupakan tokoh Sekunder yaitu tokoh bawahan yang mendukung tokoh utama dalam pencapaiannya tujuan, yaitu memperjuangkan keadilan hukum. Yasmin mempunyai porsi cerita yang sangat berpengaruh terhadap jalan cerita tokoh utama. Ia memberikan banyak bantuan dukungan terhadap tokoh Saman. Seperti kutipan di bawah ini. “Kini Yasmin telah mengurus segalanya agar aku pergi dari Indonesia”. 20 Kutipan di atas adalah buku harian Saman yang dikirimkannya kepada Yasmin. Berdasarkan kutipan di atas Yasmin adalah orang yang sangat berperan penting terhadap sepak terjang dari tokoh Saman. Banyak hal yang di atur oleh Yasmin agar tokoh Saman selamat atas tuduhan yang menimpanya di Indonesia. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh Yasmin merupakan tokoh statis, yaitu tokoh yang perkembangan kepribadiannya tetap dari awal penceritaan sampai akhir. Dari awal penceritaan narator menggambarkan bahwa Yasmin 19 Ibid., h. 149 20 Ibid.,h. 179 64 adalah orang yang sering membantu orang-orang yang tertindas dan tidak mendapat perlakuan yang adil di mata hukum. Hal ini didukung dengan seringnya ia bergabung bersama lembaga bantuan hukum lainnya. Ia juga bekerja di kantor ayahnya sendiri yang bernama Joshua Moningka dan Partners. Seperti kutipan di bawah ini. “Ia menjadi pengacara di kantor Ayahnya sendiri Joshua Moningka dan Partners. Namun ia kerap bergabung dengan tim Lembaga Bantuan Hukum untuk orang-orang miskin dan tertindas ”. 21 Kutipan di atas adalah tuturan tokoh Laila untuk menggambarkan tokoh Yasmin. Di awal penceritaan Yasmin sudah di gambarkan sebagai wanita yang berprofesi sebagai pengacara dan sangat peduli terhadap kaum yang miskin dan tertindas. Kekonsistenan narator terlihat dari awal hingga akhir. Seperti kutipan di bawah ini. “Pagi-pagi Yasmin telah kembali ke persembunyianku bersama seorang nyonya melayu yang sama pesoleknya. ” 22 Kutipan di atas adalah isi buku harian Saman yang dia kirimkan kepada Yasmin. Berdasarkan kutipan di atas terlihat bahwa Yasmin sepenuhnya sangat mendukung keseluruhan cerita Saman. Dia adalah pendukung utama bagi sepak terjang Saman. Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh Yasmin yaitu tokoh yang memiliki watak protagonis. Hal ini disebabkan karena tokoh Yasmin secara keseluruhan baik perilaku dan jalan pikirannya adalah untuk mendukung tokoh utama. Dapat kita ketahui melalui jalan pikiran dan tokoh lain berbicara tentangnya. Yasmin digambarkan pengarang sebagai sosok perempuan yang cerdas dan orang yang sangat peduli tentang keadilan semua rakyat di mata hukum. Hal ini tentu saja didukung oleh profesinya sebagai pengacara dan kepeduliannya terhadap rakyat miskin dan tertindas. Seperti kutipan di bawah ini. “Yasmin juga membujuk keluarga dua korban yang lain untuk mendukung gugatan keluarga Hasyim” 23 21 Ibid.,h. 24 22 Ibid.,h. 179 23 Ibid.,h. 33 65 Kutipan di atas adalah tuturan tokoh Laila terhadap tokoh Yasmin. Ia digambarkan banyak membantu kasus Rosano bersama Saman hingga masuk ke dalam pengadilan. Ia juga memberikan bantuan hukum agar keadilan hukum dapat ditegakkan. Tokoh Yasmin dapat pula dipahami melalui jalan pikirannya. Melalui jalan pikirannya dapat kita melihat bahwa Yasmin memanglah perempuan yang perduli dengan keadilan hukum. Seperti kutipan di bawah ini. “Tiga hari ini aku di Medan. Keadaan mulai normal meski di sana sini masih banyak tentara berjaga-jaga. Pabrik-pabrik mulai kembali beroperasi, toko-toko sudah mulai buka lagi. ” 24 Kutipan di atas adalah surat yang ditulis Yasmin kepada Saman di New York untuk mengabarkan keadaan di Indonesia. Ia membantu penyelesaian kasus demo buruh yang berlangsung anarkis hingga berujung kepada kematian. Atas penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tokoh Yasmin merupakan tokoh sekunder yang mempunyai kepribadian protagonis. Hal ini dapat dilihat dari perilaku dan jalan pikirannya yang mendukung tokoh utama Saman. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh Yasmin merupakan tokoh statis, yaitu tokoh yang perkembangan kepribadiannya tetap dari awal penceritaan sampai akhir.. d. Shakuntala Shakuntala adalah salah satu dari empat sekawan, Laila, Yasmin, Shakuntala, dan Cok. Nama Shakuntala sendiri artinya adalah burung yang diambil dari bahasa Sansekerta. Nama ini diambil dari kisah wiracarita mahabrata. Dalam kisah tersebut Shakuntala adalah permaisuri Raja Duswanta, leluhur pandawa dan korawa. Ia merupakan ibu dari Raja Bharata yang menurunkan keluarga Bharata. Ia juga merupakan anak angkat Bagawan Kanwa. Konon ibu kandungnya adalah bidadari Menaka dari kahyangan. Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh Shakuntala merupakan tokoh komplementer tambahan. Ia merupakan tokoh figuran yang membantu tokoh utama atau tokoh-tokoh lainnya tetapi tidak begitu aktif. Jalinan cerita Shakuntala merupakan jalinan cerita bawahan yang erat kaitannya dengan 24 Ibid.,h. 176 66 tokoh Laila, Yasmin, cok dan Saman. Konflik yang dialami oleh Shakuntala adalah konflik yang menceritakan kilasan-kilasan masa lalu tokoh Laila, Cok, Yasmin dan Saman. Kilasan masa lalu para tokoh berguna untuk menjalin keterkaitan antar cerita. Termasuk diantaranya bagaimana jalinan persahabatan antara Laila, Shakuntala, Cok, dan Yasmin serta bagaimana Saman masuk ke dalam kehidupan mereka. Dalam beberapa tuturan Shakuntala tampak ia membicarakan tentang keterkaitannya dengan tokoh utama Saman. Seperti kutipan di bawah ini. “Aku tahu mereka terlibat sebuah petualangan romantis di Perabumulih: Laila, Sihar, Yasmin dan Wisanggeni, lelaki yang kemudia menjadi Pastor. Ku dengar ia kemudian mengganti namanya. Siapa, Aku lupa .” 25 Kutipan di atas adalah tuturan tokoh ketika membicarakan tokoh Saman. Ia mengenal Saman ketika menjadi Mahasiswa Seminari yang magang di sekolah Yasmin, Shakuntala, Cok dan Laila. Jalinan cerita Shakuntala berfungsi untuk penggambaran hubungan antara Laila dan Saman serta antara Yasmin dan Saman. Hal ini penting agar semua jalinan cerita saling bertaut. Seperti kutipan di bawah ini “Dia jatuh cinta pertama kali pada Wisanggeni. Waktu itu pemuda itu Mahasiswa Seminari yang ditugaskan membimbing rekoleksi tentang kesadaran sosial di SMP kami” 26 Kutipan di atas adalah penjelasan mengenai keterkaitan antar tokoh. Maka berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh Shakuntala adalah tokoh komplementer tambahan yang berfungsi untuk menjalin cerita antara antara Laila, Saman dan Yasmin. Di lihat dari perkembangan kepribadian tokoh Shakuntala, ia merupakan tokoh statis yaitu tokoh yang kepribadiannya dari awal cerita sampai akhir cerita tidak mengalami perubahan yang menyebabkan perubahan jalan hidup. Seperti kutipan di bawah ini. “Namaku Shakuntala. Ayah dan kakak perempuanku menyebutku sundal. Sebab aku telah tidur dengan banyak laki- laki dan beberapa perempuan” 27 25 Ibid.,h. 135 26 Ibid.,h. 153 27 Ibid.,h. 118 67 Pada kutipan di atas adalah pernyataan awal tokoh Shakuntala. Ia menyebut dirinya seorang sundal atau perempuan tidak baik. Dari awal hingga akhir cerita sikap Shakuntala dan kepribadiannya tidak berubah. Maka dari itu tokoh Shakuntala adalah tokoh statis yaitu tokoh yang kepribadiannya tidak berubah dari awal sampai akhir penceritaan. Dilihat dari watak yang dimilki oleh oleh tokoh Shakuntala, ia merupakan tokoh protagonis. Hal dapat dilihat dari dukungan yang diberikannya terhadap tokoh utama yaitu Saman maupun tokoh lainnya yaitu Laila, Yasmin dan Cok. Watak Shakuntala dijelaskan melalui bagaimana perilakunya. Tapi aku meminta agar dia mengajak kedua sahabat kami lain : Cok dan Yasmin. Maksudku agar jika Laila kecewa, atau terjadi apa-apa pada dia, kami berempat bersama-sama. 28 Pada kutipan di atas adalah kebaikan hati Shakuntala terhadap sahabat- sahabatnya. Pada satu kutipan Ayu menyisipkan tuturan yang dikatakan oleh Shakuntala tentang kepeduliannya terhadap hukum di Indonesia. Seperti kutipan di bawah ini. “Aku pernah membaca tentang Dietje, Peragawati yang dibunuh dekat pagar kawat kebun karet kalibata. Juga Marsinah, buruh yang dirajam hingga tulang dalam rahimnya retak 29 Kutipan diatas adalah tuturan Shakuntala terkait tanggapannya mengenai kekhawatiran Laila apabila Sihar meninggal. Sangat sedikit sekali Shakuntala menyinggung tentang hukum di Indonesia. Maka berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tokoh Shakuntala adalah tokoh tambahan yang fungsinya menjalin keterkaitan cerita antara Saman, Yasmin, Cok dan Laila. Cerita Shakuntala berfungsi untuk memperjelas karakter para tokoh-tokoh lainnya. e. Cok Cok salah satu sosok tangguh di antara tiga sahabat lainnya, sama seperti pemberian nama pada tokoh ini oleh Ayu. Cok artinya adalah alat tambat yang 28 Ibid.,h. 148 29 Ibid.,h. 120 68 dibuat dari baja tuang biasanya berbentuk tanduk digunakan untuk melewatkan tali atau tros kapal. Dilihat dari peranan dan keterlibatan cerita, tokoh Cok merupakan tokoh komplementer atau tokoh tambahan. Cok berperan sebagai tokoh tambahan yang banyak membantu tokoh utama tetapi tidak terlalu aktif. Ia banyak membantu tokoh Saman dalam pelariannya menuju New York yang dibantu oleh Yasmin dan Laila. Seperti kutipan di bawah ini. Dan cok dipilihnya menjadi orang yang akan membawaku keluar dari Medan. Semula agak ragu karena aku tak begitu kenal anak ini. Tapi Yasmin nampaknya percaya betul pada teman karibnya. 30 Pada kutipan di atas adalah surat Saman kepada Yasmin menceritakan bagaimana dia bisa keluar dari Medan dibantu oleh Cok. Cok adalah tokoh pendukung tokoh utama yaitu Saman tetapi tidak masuk ke dalam cerita. Ia hanya membantu dari luar dan tidak berperan dalam perjuangan penegakan hukum seperti Saman dan Yasmin. Dilihat dari perkembangan tokoh, Cok merupakan tokoh Statis. Ia tidak mengalami perkembangan karakter dari awal sampai akhir. Seperti kutipan di bawah ini. Dan kedua sahabatku tetaplah dua sahabat yang dulu. Cok, temanku yang berdada montok. Dia periang dan ringan hati. Berada bersamanya, orang akan merasa bahwa hidup enteng dan tak ada yang direnungkan dengan dalam atau serius. 31 Kutipan di atas adalah tuturan tokoh Shakuntala menjelaskan sosok Cok yang tidak pernah berubah dari awal sampai akhir cerita. Hal ini ini didukung dengan bantuan yang diberikan oleh Cok kepada tokoh utama Saman. Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh Cok yaitu tokoh yang protagonis. Ia mendukung secara keseluruhan terhadap jalan cerita tokoh utama Saman maupun Yasmin. Terlihat pada kutipan di bawah ini. 30 Ibid.,h. 180 31 Ibid.,h. 149 69 21 April. Sore sampai di Pekanbaru. Tinggal di Pedusi Inn, milik Cok. Menempati satu bungalow terdiri dari dua kamar tidur dan satu living room. Dari sana mengatur perjalanan selanjutnya. 32 Kutipan di atas adalah isi buku harian Saman yang dia kirimkan kepada Yasmin. Dapat dilihat bahwa Cok sangat membantu pelarian tokoh Saman ke New York. Maka berdasarkan penjabaran di dapat disimpulkan tokoh Cok merupakan tokoh tambahan dan merupakan pendukung tokoh utama Saman. Dilihat dari perkembangan tokoh, Cok merupakan tokoh Statis. Ia tidak mengalami perkembangan karakter dari awal sampai akhir.

3. Alur

Tahapan alur yang digunakan novel Saman adalah alur campuran yaitu alur maju dan alur mundur. Alur mundur terdapat pada bagian peristiwa berupa kilasan-kilasan masa lalu Saman yang nantinya saling berkaitan dengan cerita Shakuntala, Yasmin dan Laila. Berdasarkan fungsinya alur terdiri dari alur utama dan alur sampingan. Alur utama yaitu alur yang berisi cerita pokok. Dalam novel Saman, alur utama terdapat pada cerita tentang tokoh Saman yang menggunakan alur mundur. Alur utama dalam novel Saman menggunakan alur mundur. Tahap awalalur buka diawali pada tahun 1983 saat Wisanggeni mengucapkan kaulnya sebagai Pater, yang kemudian ia dipanggil Pater Wisanggeni atau Romo Wis. Ia meminta tugas ke Perabumulih. Tahap ini adalah situasi mulai terbentang sebagai suatu kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi Saman selanjutnya. Seperti terlihat pada kutipan di bawah ini. “Sesungguhnya, persoalan itulah yang ingin dibicarakan Wisanggeni. Dengan hati-hati ia ungkapkan keinginannya. Ia berharap ditugaskan di Perabumulih. “Saya memang punya ikatan dengan tempat itu, Romo tahu,” akhirnya is mengaku. ” 33 Kutipan diatas adalah permintaan Saman untuk dipindah tugaskan ke Perabumulih. Ia teringat masa kecilnya ketika masih bersama keluarganya. Hidup 32 Ibid.,h. 181 33 Ibid., h. 43 70 yang penuh misteri. Rumahnya dikelilingi pohon-pohon yang rapat, besar, penuh binatang buas, dan berhantu. Seorang ibu yang penuh kasih sayang tapi aneh, kadang ia merasa ada sesuatu yang lain yang begitu dekat dengan ibu, dan itu bukan ayahnya. Wis semakin yakin ketika kedua adiknya pun meninggal dengan penuh misteri. Tahap cerita selanjutnya yaitu mundur pada tahun 1962 di Perabumulih. Pada tahap ini cerita mundur ke 21 tahun yang silam yang menceritakan tentang masa kecil Wisanggeni. Jalinan peristiwa disebut dengan hubungan kausal hubungan sebab-akibat. Narator menceritakan kembali mengapa Wisanggeni begitu ingin kembali ke Perabumulih dan ada kisah apa di balik itu semua. Dapat dijelaskan pada kutipan di bawah ini. PERABUMULIH 1962. Barangkali dia beruntung. Dia adalah salah satunya anak yang berhasil lahir dari Rahim ibunya dan hidup. Dua adiknya tak pernah lahir, satu mati pada hari ketiga. 34 Kutipan di atas adalah kalimat pembuka pada jalinan cerita masa kecil Saman. Hal ini menceritakan kembali kisah Saman, bapak dan Ibunya serta kisah mistisme jawa dibalik itu semuanya yang membuatnya begitu merindukan rumahnya. Kemudian cerita maju lagi pada tahun 1984. Pada Tahap ini disebut dengan alur tengah yaitu kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak. Peristiwa ini mulai munculnya masalah baru, yaitu saat Pater Wis ke Perabumulih untuk bertugas. Ia pun melihat rumah kecilnya di sanalah peristiwa bertemu dengan Upi. Kemudian Saman pun terlibat dalam kehidupan di Perabumulih. Ia membantu mengatasi semua permasalahan yang terjadi, termasuk tinggal di rumah Upi dan membantu membuatkan rumah untuknya. Terlihat pada kutipan di bawah ini. “1984. Akhirnya ditempuhnya perjalanan itu. Usianya kini dua puluh enam. Ia telah menyebrangi Selat Sunda dengan kapal feri yang sesak dan 34 Ibid.,h. 35 71 pikuk oleh orang dan kendaraan dari Merak, turun di Bakeuheni, lalu naik kreta ke utara. Di Perabumulih Stop. ” 35 Kutipan di atas adalah perjalanan Saman dari Jakarta ke Perabumulih untuk bertugas di sana dan untuk melihat rumah masa kecilnya. Pada bagian ini diceritakan bagaimana Saman bertemu dengan Upi si gadis gila yang membawanya untuk masuk ke dalam kehidupan petani di Sei Kumbang. Pada bagian cerita ini dimulailah konflik internal tokoh yaitu pertentangan dua keinginan di dalam diri Saman. Pertentangan antara mengabdi ke gereja atau menolong petani di Sei Kumbang. Seperti pada kutipan di bawah ini. “Malam harinya, di kamar tidur pastoran, kegelisahan membolak-balik tubuhnya di ranjang seperti orang mematangkan ikan di penggorengan. Ia telah melihat kesengsaraan di balik-balik kota maju, tetapi belum pernah ia saksikan keterbelakangan seperti tadi siang. 36 Kutipan di atas adalah kegelisahan Saman melihat kesengsaraan yang dirasakan oleh Upi, gadis gila yang dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mengurusnya dengan baik. Ini merupakan konflik internal Saman dimana mulai ada pertentangan dalam dirinya, mempertanyakan dirinya yang tidak mampu berbuat sesuatu. Cerita berlanjut ke perjuangan Saman membantu warga Sei kumbang dengan cara membantu menanami pohon karet, membangun kincir angin dan mendirikan rumah Upi. Pada tahapan selanjutnya masuklah ke tahap klimaks yaitu tahap dimana saat- saat konflik menjadi sangat hebat antara Saman dan warga Sei Kumbang dengan PT ALM Anugrah Lahan Makmur. Ini disebut juga sebagai alur puncak yaitu kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks peristiwa. Saman pun membantu masyarakat transmigrasi dalam menghadapi berbagai teror, membantu mereka mempertahankan perkebunan karet yang akan diganti dengan perkebunan sawit oleh PT Anugrah Lahan Makmur. Seperti kutipan di bawah ini. Di sana sini bulldozer mulai merobohkan pohon-pohon karet. Kering dan bau asap menyengat ketika pekerja-pekerja perkebunan menghanguskan tunggul-tunggul yang tersisa. Mereka terkucil. Teror pun mulai hinggap di dusun itu. Semula, pada pagi hari semakin sering orang menemukan pohon 35 Ibid.,h. 58 36 Ibid.,h. 72 72 karet muda roboh seperti diterjang celeng. Kemudian ternak hilang seekor demi seekor. Jalur kendaraan dihalangi gelondong-gelondong. Kini, rumah kincir dirusak dan Upi diperkosa. Agaknya orang-orang itu tidak akan berhenti. Sampai kapan kami sanggup bertahan. 37 Klimaks dalam alur utama ini terjadi ketika Saman ditangkap, disiksa, dan di interogasi karena dituduh menghasut rakyat untuk menentang keputusan pemerintah. Padahal ia hanya membantu orang miskin dan orang tertindas. Ia tidak melakukan perbuatan yang menentang pemerintah. Saman juga tidak menyusun basis petani untuk menyusun kekuatan, yang ia lakukan hanyalah membantu mereka keluar dari kemiskinan. Penyiksaan yang dia alami membuat dirinya semakin mantap untuk selalu membantu orang tertindas. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: Kadang mereka menyundut tubuhnya dengan bara rokok, menjepit jari- jarinya, mencambuknya meski tidak di dada, menyetrum lelernya, atau menggunakan kepalan atau tendangan. Kamu pasti mau membangun basis kekuatan di kalangan petani Kamu mau menggulingkan pemerintahan yang sah Dan mereka terus menganiaya dia agar mengaku, meskipun pengakuannya sudah habis. 38 Kutipan di atas adalah penyiksaan yang diterima oleh Saman karena dicurigai telah mempengaruhi petani di Sei Kumbang. Tokoh Saman mengalami konflik eksternal yaitu konflik antara tokoh dengan PT ALM. Dia mengalami penyiksaan yang sangat hebat selama di penjara. Pada tahapan penyelesaian atau alur tutup yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan penyelesaian. Diawali pada 11 Desember 1990, Saman berkirim surat kepada bapaknya mengabarkan tentang keadaanya dan minta dana mendirikan LSM yang membantu mengurusi perkebunan. Saman tidak lagi menjadi pater, ia tidak lagi hanya berdoa dan mengajak, tetapi harus berbuat, bertindak untuk membantu rakyat tertindas. Untuk menjalankan aksinya tersebut ia telah berganti nama dengan Saman, pada saat pelariannya ketika menjadi buron. Pada tanggal 3 Mei 1994 Romo Wis dilarikan ke New York oleh Yasmin dan Cok. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: 37 Ibid., h. 95-96 38 Ibid., h. 106