Alur Unsur Instrinsik Novel Saman

72 karet muda roboh seperti diterjang celeng. Kemudian ternak hilang seekor demi seekor. Jalur kendaraan dihalangi gelondong-gelondong. Kini, rumah kincir dirusak dan Upi diperkosa. Agaknya orang-orang itu tidak akan berhenti. Sampai kapan kami sanggup bertahan. 37 Klimaks dalam alur utama ini terjadi ketika Saman ditangkap, disiksa, dan di interogasi karena dituduh menghasut rakyat untuk menentang keputusan pemerintah. Padahal ia hanya membantu orang miskin dan orang tertindas. Ia tidak melakukan perbuatan yang menentang pemerintah. Saman juga tidak menyusun basis petani untuk menyusun kekuatan, yang ia lakukan hanyalah membantu mereka keluar dari kemiskinan. Penyiksaan yang dia alami membuat dirinya semakin mantap untuk selalu membantu orang tertindas. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: Kadang mereka menyundut tubuhnya dengan bara rokok, menjepit jari- jarinya, mencambuknya meski tidak di dada, menyetrum lelernya, atau menggunakan kepalan atau tendangan. Kamu pasti mau membangun basis kekuatan di kalangan petani Kamu mau menggulingkan pemerintahan yang sah Dan mereka terus menganiaya dia agar mengaku, meskipun pengakuannya sudah habis. 38 Kutipan di atas adalah penyiksaan yang diterima oleh Saman karena dicurigai telah mempengaruhi petani di Sei Kumbang. Tokoh Saman mengalami konflik eksternal yaitu konflik antara tokoh dengan PT ALM. Dia mengalami penyiksaan yang sangat hebat selama di penjara. Pada tahapan penyelesaian atau alur tutup yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan penyelesaian. Diawali pada 11 Desember 1990, Saman berkirim surat kepada bapaknya mengabarkan tentang keadaanya dan minta dana mendirikan LSM yang membantu mengurusi perkebunan. Saman tidak lagi menjadi pater, ia tidak lagi hanya berdoa dan mengajak, tetapi harus berbuat, bertindak untuk membantu rakyat tertindas. Untuk menjalankan aksinya tersebut ia telah berganti nama dengan Saman, pada saat pelariannya ketika menjadi buron. Pada tanggal 3 Mei 1994 Romo Wis dilarikan ke New York oleh Yasmin dan Cok. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut: 37 Ibid., h. 95-96 38 Ibid., h. 106 73 Agak tegang ketika mobil kami keluar dari garasi. Aku duduk di jok belakang Honda Accord, berperan sebagai jongos yang polos. Beberapa polisi yang kami lewati tidak curiga. Hanya berkedip genit pada dua wanita yang duduk di depan. Kami menginap di Danau Toba Internasional yang mewah. Besoknya berangkat dengan mobil yang berbeda. Supaya sulit dibuntuti, kata mereka. 39 Kutipan di atas adalah pelarian sama ke New York yang dibantu oleh Yasmin dan Cok. Akhirnya Saman sampai di New York. Ia bekerja di lembaga Human Rights Watch, New York. Tanggal 7 Mei 1994 Saman membuat surat pertama di pengasingan untuk Yasmin, kekasihnya. Akhirnya Saman dan Yasmin saling berbalas surat sampai tanggal 21 Juni 1994. Sedangkan alur sampingan yaitu alur yang merupakan bingkai cerita. Alur sampingan ini yaitu jalinan konflik yang mengiringi keberadaan Laila beserta sahabat-sahabatnya menggunakan alur maju. Jalinan konflik dalam alur sampingan adalah jalinan yang berdasarkan hubungan kausal sebab-Akibat. Hal ini karena jalinan cerita pertama yaitu Laila bertemu dengan Sihar yang kemudian membuatnya bertemu dengan Saman dan Yasmin. Setelah pertemuan dengan Saman, maka cerita masuk ke dalam alur utama dan setelah itu masuk ke dalam alur sampingan jalinan cerita Shakuntala. Alur sampingan ini menggunakan alur maju yaitu di mulai dengan pertemuan pertama Laila dengan Sihar di pertambangan minyak. Ia mendapat kontrak untuk membuat profil Texcoil dan menulis buku tentang pengeboran di Asia Pasifik. Tampak pada kutipan di bawah ini, Laut Cina Selatan, Februari 1993. Dari ketinggian dan kejauhan, sebuah rig Nampak seperti kotak perak di tengah laut lapis lazuli. 40 Kutipan di atas adalah awal pertemuan Laila dengan Sihar. Pada tahap ini disebut dengan alur buka dimana situasi awal yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya. Jalinan cerita kemudian berlanjut kearah alur tengah dimana kondisi mulai bergerak kearah mulai memuncak. Peristiwa tersebut adalah saat 39 Ibid.,h. 180 40 Ibid.,h. 7 74 dimana terjadi perseturuan antara Sihar dengan Rosano terkait dengan hal teknis dalam pertambangan. Seperti kutipan di bawah ini. “Bagaimana Sihar? Kami ingin pekerjaan ini cepat selesai. Kami tak berani mulai sekarang. Resikonya cukup tinggi” Rosano langsung membantah: “Sekali lagi, bujkan tugas kamu memutuskan. Hubungi mud logger. 41 Pada kutipan di atas perseteruan antara Sihar dan Rosano mulai memanas. Rosano ingin pekerjaan ini selesai tanpa menghiraukan keselamatan kerja. Hingga kemudian peristiwa ini menggiring menuju klimaks atau alur puncak. Seperti kutipan di bawah ini. “Mereka bahkan tak sempat berteriak. Belum habis satu nafas yang ditahan Laila ketika tubuh Hasyim dan dua yang lain berjatuhan membentur landasan, lalu terlontar lagi ke laut. Juga sebuah papan bertuliskan “Safety First”. Lindu, Api, Suara, Alarm” 42 Kutipan di atas adalah kecelakaan kerja yang disebabkan oleh Rosano hingga menyebabkan Hasyim dan dua orang lainnya meninggal. Hal ini menyebabkan kegeraman Sihar. Atas peristiwa ini kemudian cerita bergerak menuju Alur tutup yaitu kondisi memuncak sebelumnya memasuki tahap penyelesaian. Tahap penyelesaian di mulai ketika Laila mewarkan bantuan ke Sihar untuk membawa kasus ini ke pengadilan. Pada tahap ini pula jalinan cerita Laila, Saman dan Yasmin di mulai ketika memilih bertemu di Perabumulih pada tahun 1993 dan masih pada tahun yang sama. Penyelesaian kasus ini di mulai ketika Laila meminta bantuan hukum kepada Saman dan Yasmin seperti pada kutipan dibawah ini. “Tetapi karena surat kabar terus menulis dan gugatan perdata ke keluarga korban diterima pengadilan, Rosano akhirnya diperiksa dan disidangkan. Sihar menjadi sa lah satu saksi yang memberatkan” 43 Pada kutipan di atas dapat dilihat bahwa akhirnya Rosano disidangkan dan ditahan oleh pihak kepolisian dengan bantuan Saman dan Yasmin. Ini merupakan tahap penyelesaian pada alur sampingan. 41 Ibid.,h. 14 42 Ibid.,h. 16 43 Ibid.,h. 35 75 Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa alur utama yaitu alur cerita tokoh Saman menggunakan alur mundur berupa kilasan masa lalu Saman. Sementara itu alur yang digunakan untuk menjalin keterkaitan antar cerita atau yang disebut dengan alur sampingan menggunakan alur maju. Alur sampingan dalam novel Saman yaitu cerita tokoh Laila dan Shakuntabagai tokoh yang berfungsi menjalin keterkaitan antar cerita tokoh Saman sebagai tokoh utama dengan tokoh tambahan yaitu Yasmi, Laila, Shakuntala dan Cok.

4. Latar

a. Latar tempat

1 Laut Cina Selatan Pertemuan pertama antara Sihar dan Laila, yaitu di Laut Cina Selatan. Laut Cina selatan merupakan tempat perusahaan minyak yang mendapat konsesi menggali di perairan Kepulauan Anambas. Pemilihan latar tempat Laut Cina Selatan oleh Ayu merupakan faktor pendukung penting untuk mendukung latar pengeboran minyak. Potensi alam Laut Cina Selatan termasuk minyak dan gas dieksplorasi oleh beberapa Negara yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filiphina. Menurut data kementrian RRC memperkirakan bahwa Laut Cina selatan memiliki 17,7 miliar ton 1, 60 x 1010 kg, lebih besar di banding Kuwait Negara yang menempati ranking ke-4 yang mempunyai cadangan minyak terbesar dunia saat ini dengan jumlah 13 miliar ton. Wilayah Laut Cina Selatan merupakan rawan konflik antara berbagai Negara yang mengelilinginya karena potensi alamnya yang melimpah. Dengan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan tempat Laut Cina Selatan adalah faktor pendukung penting untuk penggambaran tempat dan suasana pengeboran minyak. Di tempat ini pertemuan pertama kali Laila dengan Sihar. Laila mendapat proyek untuk membuat profil perusahaan Texcoil Indonesia. Nama perusahaan Texcoil sendiri merupakan perusahaan fiktif yang ditulis oleh Ayu. Walaupun fiktif, tetapi sebenarnya banyak perusahaan asing yang memang kerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. 76 Laut Cina Selatan, Februari. 44 Di tengah Laut Cina Selatan terdapat sebuah tempat pengeboran minyak dimana tempat Sihar bekerja. Di tempat inilah peristiwa kematian Hasyim dan dua orang lainnya meninggal akibat keteledoran dari Rosano. Sihar geram dan marah karenanya. Akibat dari peristiwa inilah Laila menawarkan kepada Sihar untuk menindaklanjuti kasus ini ke kepolisian dengan bantuan Saman. Jalinan cerita ini mengawali pertemuan antara Laila, Yasmin, dan Saman. 2 Perabumulih Latar tempat selanjutnya berlanjut di Perabumulih di mana Laila dan Sihar meminta bantuan dari Saman untuk mengadukan kasus kematian Hasyim kepada kepolisian. Di sinilah awal mulanya pertemuan Yasmin dan Saman yang bekerja sama untuk mengurusi kasus ini. Pemilihan latar tempat Perabumulih oleh Ayu merupakan faktor pendukung untuk menunjang kekuatan latar. Perabumulih adalah salah satu kota kecil yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan Indonesia. Secara geografis kota ini terletak antara 3˚20’09,1”- 3˚34’24’,7” Lintang Selatan dan 104˚07’50,4-104˚19’41,6” Bujur Timur, dengan luas daerah sebesar 434,50 KM 2 . Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani hanya sebagian kecil yang bekerja pada industri dan perdagangan. Adanya Pertamina pada sektor migas menjadikan Perabumulih menjadi tempat migrasi banyak orang untuk mencari kehidupan di daerah ini. Dengan fakta di atas, Ayu memilih Perabumulih menjadi latar tempat dalam novelnya. Perabumulih merupakan kota kecil yang kaya akan Migas tetapi rakyatnya miskin. Latar tempat Perabumulih terihat pada kutipan di bawah ini. Perabumulih, 1993 Ketika saya sadar, ternyata saya lelap dibahunya, dibawah matanya yang terpejam. Ia begitu kelelahan. Sesaat saya lupa dimana kami berada. Mobil panther kami terparkir di ceruk jalan yang menembus tengah-tengah kebun kelapa sawit berhektar-hektar. 45 Cerita dengan berlatarbelakang Perabumulih tidak hanya sampai pada pertemuan antara Sihar dan Laila dengan Saman. Tetapi berlanjut kepada kisah 44 Ibid., h. 7 45 Ibid., h.31 77 masa lalu saman. Dicerita dan latar tempat ini diperlihatkan mengapa Saman begitu mencintai Perabumulih, dan ketika menjadi pastor muda dia ingin mengabdi di sana karena ia ingin kembali mengenang masa kecilnya. Perabumulih adalah sebuah kota minyak di tengah Sumatra Selatan, sebuah kota kecil di daerah Palembang, satu satunya hiburan adalah sebuah bioskop. Maka orang-orang lebih sering mengajak anak-anaknya bertamasya melihat pengeboran minyak. Lingkungan yang di kelilingi pohon-pohon besar yang banyak lutung atau siamangnya. Perabumulih masih kota minyak di tengah Sumatra Selatan yang sunyi masa itu. Cuma ada satu bioskop, sehingga orang-orang biasa membawa anak-anak bertamasya ke rig di luar kota, melihat mesin penimba minyak mengangguk-angguk seperti dinosaurus. Hiburan menegangkan lain adalah lutung atau siamang yang mendadak turun dari pepohonan. 46 Masa kecil Saman juga dihabiskan di latar tempat Perabumulih bersama dengan keanehan dan hal-hal mistik yang dialami oleh ibu dan adik-adiknya. Latar ini begitu mempengaruhi jalinan cerita selanjutnya. Latar tempat Perabumulih ini juga cerita tokoh saman begitu panjang dan kompleks. Tahun kemudian berganti, setelah begitu lama meninggalkan Perabumulih kemudian dia kembali ke sana untuk mengabdi sebagai pastor. Dia kemudian mengenang tempat masa kecil dirumahnya yang kemudian bertemu dengan Upi. Keibaannya dengan Upi membuatnya terhanyut dalam kehidupan para petani Sei Kumbang, Perabumulih. Di sini konflik cerita saling terjalin di mana saman yang mau membantu para petani dari kebijakan kapitalisme pemerintah pada waktu itu. Di sini jugalah dia mengalami penyiksaan yang berat baik fisik maupun batin. 3 Gereja Cerita tentang WisanggeniSaman dimulai dari upacara misa pentahbisan Wisanggeni bersama tiga temannya di gereja. Sebelum memasuki latar tempat Perabumulih dalam tokoh saman, latar tempat yang pertama adalah Gereja. Fungsi latar tempat ini untuk mendukung profesi tokoh utama Saman yang mewakilinya 46 Ibid., h. 46 78 karirnya sebagai seorang Pastor yang nantinya akan menjalin satu cerita hingga dia bisa sampai di Perabumulih. Sakramen presbiterat. Tiga lelaki tak berkasut itu lalu telungkup mencium ubin katedral yang dingin mengucapkan kaulnya. Sejak hari itu, orang-orang memanggil mereka pater. Dan namanya menjadi Peter Wisanggeni, atau Romo Wis. 47 Ini adalah awal penceritaan tokoh Saman dibaptis menjadi pastor muda. Di gereja ini pula ia meminta pastor senior untuk mengizinkannya bekerja di Perabumulih yang akan menjadi titik balik hidupnya di sana dan memutuskan untuk menjadi seorang aktivis. 4 New York Pemilihan Latar tempat New York sebagai latar di dalam novel oleh pengarang adalah untuk mendukung penuh jalinan dan keterkaitan antar cerita.